Ramuan Hadi Pranoto Terdaftar sebagai Jamu Tradisional di BPPOM, IDI : Apa Bedanya Sama Temulawak

Dia terdaftar itu saya ada nomor registernya ini, terdaftar sebagai ketersedian tradisonal, bukan forto farmaka, apa bedanya dengan temulawak

Editor: CandraDani
Kolase Tribun Timur/ Youtube @dunia MANJI/ Facebook Muhammad Saifuddin Hakim
Siapa Prof Hadi Pranoto? 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Ketua Biro Hukum Pembinaan dan Pembelaan Anggota PB IDI Dr. H. N. Nazar, Sp. B, MH mengungkap temuan Hadi Pranoto terdaftar sebagai jamu tradiosional di Badan Pengawas obat dan Makanan ( BPOM).

Temuan Hadi Pranoto yang diklaim sebagai antibodi Covid-19 bukan terdaftar sebagai obat di BPOM.

Nazar mengatakan temuan Hadi Pranoto ini bahkan tak berbeda dengan temulawak.

Nazar mengatakan sebagai pengguna dari temuan Hadi Pranoto ia membutuhkan keabsahan.

"Dalam hal ini kami sebagai pengguna, belum masuk keselamatan dan keamanan pasien, kami harus tahu benar khasiat, sid efek, keamanan pemakaian, karena itu pula kami sangat butuh keabsahan bagaiamana keberadaan obat ini, kalau dikataan obat," kata Nazar dikutip TribunnewsBogor.com dari akun Yutube Talk Show TvOne berjudul Adu Argumen! IDI vs Hadi Pranoto Terkait Klaim Obat Herbal Anti Corona | AKIP.

Pasalnya menurut Nazar temuan Hadia Pranoto ini terdaftar di BPOM sebagai tradisional, bukan obat.

"Sedangkan dia terdaftar itu saya ada nomor registernya ini, terdaftar sebagai ketersedian tradisonal, bukan forto farmaka, ini tradisional jadi dalam hal ini apa bedanya dengan temulawak," kata Nazar.

Pasalnya menurut Nazar, ada sejumlah pernyataan Hadi Pranoto yang mulai membuat IDI menjadi risau.

Hadi Pranoto Minta IDI Akomodir

Viral soal pengakuan Hadi Pranoto yang mengklaim menemukan obat Covid-19 saat tampil dalam youtube Dunia Manji.

Sontak Hadi Pranoto pun mendapat respon dari berbagai pihak, termasuk pro dan kontranya.

Hadi Pranoto meminta Pemerintah Pusat Gugus Tugas Covid-19 dan lembaga terkait seperti Kemenkes, BPOM, IDI untuk tidak mencemooh dan beropini negatif. 

Sebab, kata dia, masyarakat akan dibuat bingung sehingga tidak memberi solusi pencegahan penyebaran Covid-19.

"Saya memohon sekali kepada IDI dan lembaga terkait untuk mengakomodir apa yang sudah kita temukan ini, jangan mencemooh kemudian jangan beropini yang enggak-enggak, sehingga membuat publik pun akan menjadi bingung," kata Hadi saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/8/2020).

Hadi menilai seharusnya apa yang disampaikan di YouTube Anji tersebut, bisa dilihat dari sisi positifnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved