Zat Kimia Diduga Sebabkan Ledakan di Beirut, Apa Amonium Nitrat dan Dampak Jika Terpapar?
Drai berabgai sumber, penyebab ledakan diduga berasal dari 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan dalam gudang pelabuhan di Beirut.
TRIBUNPEKANBARU.COM, BEIRUT - Kota Beirut Lebanon diguncang ledakan dahsyat hingga menewaskan 100 orang dan ribuan orang lain terluka.
Pusat ledakan berada di gudang-gudang pelabuhan dekat Kota Beirut.
Guncangan ledakan ini mengirimkan gelombang kejut yang menghancurkan jendela, menghancurkan gedung, dan mengguncang tanah di ibukota Lebanon.
Drai berbagai sumber, penyebab ledakan diduga berasal dari 2.750 ton amonium nitrat yang tersimpan dalam gudang pelabuhan di Beirut.
• Ratusan Wanita dan Anak Perempuan Diduga Diculik atau Dibunuh, Mereka Dilaporkan Hilang
• Jual Istri via FB Rp 600 Ribu, Kedok Suami Ini Terkuak saat Lagi Threesome di Kos, Ngaku Butuh Uang
• Walau Dirayu Rp 247 Triliun, Negara Kecil Ini Mantap TOLAK BANTUAN dari China
Amonium nitrat tersebut dikabarkan telah ditimbun selama 6 tahun di sebuah gudang.
Apa Sebenarnya Amonium Nitrat Itu?
Dikutip dari laman resmi Sentra Informasi Keracunan Nasional, amonium nitrat adalah zat kimia yang masuk golongan garam anorganik.
Zat kimia ini bersifat mudah mencair.
Amonium nitrat digunakan sebagai pupuk, peledak, piroteknik, herbisidum, insektisidum, campuran pembeku, zat pengoksidasi, dan zat pengkatalisis.
Juga digunakan sebagai ekspektoran dan urinary acidifier, industri nitrous oxide, dalam campuran pembekuan, korek api, kembang api dan pupuk.
Amonium nitrat bersifat memiliki reaktivitas stabil tetapi memang bisa terurai jika dipanaskan sehingga harus menghindari panas berlebihan, bahan mudah terbakar, bahan organik, agen reduktor, asam kuat, dan logam bubuk.
Amonium nitrat juga tidak bisa dicampur dengan bahan pereduksi, bahan yang mudah menyala, bahan organik, logam dan bahan alkali.
Dilarang juga dicampur dengan asam asetat, aluminium, amonium klorida, bismut antimon, kadmium, karbon, klorida, kobalt kromium,tembaga, timah, magnesium, tembaga sulfat (anhidrat), kalium klorat dan air, logam bubuk, nikel, bahan organik, fosfor, kalium dan amonium sulfat, natrium, natrium hipoklorit, natrium perklorat, campuran natrium-kalium dan amonium sulfat, sulfur, dan seng.
Dampak Amonium Nitrat Jika Terpapar
Ada beberapa klasifikasi bahaya amonium nitrat terhadap manusia jika terpapar zat tersebut.
Dalam jangka pendek, tidak sengaja menghirup amonium nitrat bisa menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan dengan gejala batuk, sakit tenggorokan, dan napas yang pendek.
Selain itu, juga bisa menyebabkan methemoglobinemia, sianosis, konvulsi, takikardia, dispnea, dan kematian.
Serta dapat menyebabkan iritasi parah pada saluran pernafasan dengan tenggorokan sakit, batuk, sesak napas, dan edema paru tertunda.
Sementara, methemoglobinemia ditandai dengan pusing, mengantuk, sakit kepala, sesak napas, sianosis dengan kulit kebiruan, detak jantung cepat, dan darah coklat-coklat, ketidaksadaran, hingga kematian.
Jika kulit terpapar amonium nitrat bisa menimbulkan iritasi dengan gejala kulit memerah, gatal, dan terasa perih.
Sedangkan kontak dengan mata bisa menyebabkan iritasi, mata memerah, dan perih.
Menelan amonium nitrat dalam dosis besar bisa menyebabkan pusing, sakit perut, muntah, diare yang berdarah, lemah, kejang dan kolaps.
Menelan jumlah besar dapat menyebabkan iritasi gastrointestinal.
Sedangkan paparan dalam jangka panjang dan berulang dalam dosis kecil dapat menyebabkan lemah, depresi, sakit kepala, kerusakan mental, dan gangguan pencernaan.
Harus Disimpan Dalam wadah Tertutup
Ada beberapa ketentuan untuk penyimpanan amonium nitrat, di antaranya adalah:
- Bahan disimpan dalam wadah yang tertutup rapat.
- Disimpan di tempat yang dingin, kering, ventilasi yang baik.
- Hindari kontak dengan panas, percikan, nyala dan bahan mudah terbakar lainnya.
- Hindari wadah yang rusak untuk mencegah kerusakan fisik.
- Terpisah dari bahan yang mudah menyala, bahan organik dan bahan yang mudah teroksidasi.
- Hindarkan tempat penyimpanan yang berlantai kayu.
- Jangan disimpan diatas temperature 54°C ( 130°F ) dan sebaiknya di bawah temperature <30°C
( 86 F ).
- Wadah bahan ini mungkin berbahaya ketika kosong karena mereka mempertahankan residu produk (debu, padat).
- Amati semua peringatan dan tindakan pencegahan yang terdaftar untuk produk.
- Jangan menekan, potong, las, mengeraskan, solder, bor, menggiling, atau mengekspos wadah kosong untuk panas, percikan atau nyala api terbuka.
(Sumber:kontan.co.id)