Bocah Kelas 6 SD Tenggak Miras, Jatuh Lalu Tewas, Teman-temannya Ketakut dan Tinggalkan sang Kawan

Sesosok jasad bocah SD ditemukan meninggal dunia di dekat terminal Tasikmalaya, Kamis (6/8/2020), identitasnya terungkap.

(KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA)
Mayat bocah bercelana SD yang ditemukan tewas dengan mulut berbusa di trotoar Terminal Type A Tasikmalaya, dibawa keluarganya untuk dimakamkan di kampung halamannya Desa Waluya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Sabtu (8/8/2020). 

Saat itu pihak keluarga berusaha mencarinya.

Pada Jumat siang, empat rekan DWS kemudian memberitahukan kejadian sebenarnya pada keluarga korban.

"Teman-temannya itu tidak langsung memberitahukan, diduga karena takut, dan baru diberitahukan kepada keluarga pada Jumat siang," kata Engkus.

Mendengarkan hal itu, pihak keluarga langsung meminta pertolongan ke kantor desa untuk menjemput korban.

Mereka kemudian pergi ke Tasikmalaya untuk mencari DWS dan akhirnya mengetahui jika bocah itu sudah meninggal dunia.

Pihak keluarga sudah berada di rumah sakit dan akan membawa jenazah korban untuk dimakamkan di Bandung.

Insiden Lain, Bocah SD Hilang Ditemukan Tewas di Sampah

Siswa SDN Prigi 2 Banjarnegara yang hilang sejak Jumat (31/1/2020) ditemukan tak bernyawa dengan luka sayatan pisau di lehernya.

Seorang pemuda berinisial KR yang terakhir terlihat bersama Mafruf pun kini telah dicurigai sebagai terduga pelaku.

Mafruf (13), siswa SDN Prigi 2 Kecamatan Sigaluh, Banjarnegara yang ditemukan tewas di kebun warga menyisakan duka mendalam bagi keluarga.

Apalagi meninggalnya dengan cara tak wajar dan ditemukan meninggal di balik timbunan sampah dan dedaunan di kebun milik Sadiri, Senin malam (3/2/2020).

Anak itu sempat dinyatakan hilang sejak Jumat (31/1) lalu dan ditemukan setelah warga mencium aroma tak sedap di kebun milik Sadiri.

Korban ditemukan dalam posisi tengkurap, ada luka goresan di leher anak itu yang diduga menjadi penyebab kematiannya.

Mafruf kini telah beristirahat dengan tenang tetapi duka mendalam masih tertinggal di benak keluarga korban.

Bikam Sukamto, ayah Mafruf mengaku sedang bekerja di Kabupaten Wonosobo sebagai buruh pabrik pemotongan kayu saat anaknya pergi dan tak pulang, Jumat (31/1).

Karenanya, ia tak mengetahui persis kronologi puteranya saat pergi dari rumah dan tak kembali.

"Tapi cerita mbakyunya, dia mau beli jajan terus main," katanya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Mataram
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved