Sawit Riau Sumbangan Terbesar ke APBN, Tapi Riau Tak Kebagian Apapun dari Pusat
Anggota Komisi V DPR RI, Syahrul Aidi menulai adanya kesenjangan pembangunan dari pemerintah pusat untuk Riau.
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Anggota Komisi V DPR RI, Syahrul Aidi menulai adanya kesenjangan pembangunan dari pemerintah pusat untuk Riau.
Kondisi ini berbanding terbaik dengan kontribusi yang sudah diberikan Riau terhadap APBN.
"Jadi susah saatnya kita menuntut keadilan untuk Riau, karena sumbangsih Riau untuk APBN itu cukup besar," kata Syahrul saat menjadi narasumber dalam Webinar yang digelar oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (Amsi) Provinsi Riau dengan tema merayu APBN untuk infrastruktur yang lebih baik, Selasa (11/8/2020) .
Polisiti PKS ini membeberkan, sejumlah sektor di Riau menjadi penyumbang terbesar terhadap APBN. Sebut saja sektor perkebunan kelapa sawit, kelapa, sagu, karet hingga migas.
"Baik dari sektor Migas, maupun perkebunan sawit itu menjadi penyumbang terbesar se Indonesia, untuk CPO itukan Riau menjadi penyumbang terbesar se Indonesia, sebesar 40 persen," kata wakil rakyat Dapil Riau di senayan ini.
Namun sayang keberadaan perusahaan sawit yang ada di Riau belum dirasakan dampaknya bagi masyarakat. Begitu juga dengan pajak CPO dan perkebunan yang masih disetor ke pemerintah pusat.
Sehingga Riau hanya menikmati dampak buruknya saja dari keberadaan perusahaan sawit tersebut.
Keberadaan perkebunan sawit di Riau menyebabkan banyak dampak, mulai dari kerusakan lingkungan, kebakaran lahan dan jalan-jalan di Riau menjadi rusak karena setiap hari dilewati oleh truk CPO.
"Lalu apa yang didapatkan oleh Riau, tidak ada, kalau pun ada itu sangat minim sekali. Karena pajak CPO dan pajak perkebunan semua diambil pusat. Kita hanya dapat jeleknya saja, jalan-jalan di Riau yang dilewati truk-truk itu rusak, jalan-jalan provinsi itu rusak semua, jalan kabupaten juga, sementara jalan nasional itu hanya sedikit yang dilewati oleh truk CPO," ujarnya.
Melihat kondisi tersebut pihaknya mengaku miris, sebab kondisi ini sudah terjadi bertahun-tahun.
Pihaknya mengajak stakeholder terkait untuk berjuang merayu APBN dari pusat untuk Riau.
Sehingga kontribusi besar yang sudah diberikan Riau untuk APBN memberikan dampak terhadap pembangunan dan kesejahteraan bagi rakyat Riau.
"Untuk membangun Riau tidak bisa mengandalkan APBD, jadi sudah saat kita menuntut ke pemerintah pusat untuk keadilan," katanya.
• Penyebab Mobil Tangki Terbakar di Medan, Pertamina Sebut Penyelewengan Kencing BBM
• Narapidana di Pekanbaru Kendalikan Peredaran Narkotika, Kirim Kurir ke Jambi dan Sumsel
• Gerah dengan Kondisi Bangsanya Sendiri, Pria China Ini Berenang 7 Jam ke Taiwan
Seperti diketahui, Asosiasi Media Siber Indonesia (Amsi) Provinsi Riau sukses menggelar Webinar dengan tema merayu APBN untuk infrastruktur yang lebih baik, Selasa (11/8/2020) .
Pada webinar ini pihak panitia menghadirkan sejumlah narasumber.
Di antaranya Anggota Komisi V DPR RI Dapil Riau, Syahrul Aidi, kemudian Kepala Dinas PUPR PKPP Riau, Ir M Taufik OH, MTserta Kepala Balai Prasarana Permukiman Riau Kementrian PUPR, Ir Ichawanul Ihsan.
Selain itu, pada Webinar yang diikuti oleh sejumlah media online di Riau menghadirkan Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar sebagai keynote spekaer.
Pada kesempatan ini Gubri Syamsuar menyambut baik kegiatan webinar yang difasilitasi oleh Amsi Riau ini. Sebab ditengah Pandemi Covid-19, pembangunan di Riau harus tetap berjalan. Sehingga kesejahteraan masyarakat bisa diwujudkan meski dalam Pandemi Covid-19
"Kami menyambut baik inisiasi Amsi Riau yang melakukan kegiatan yang bermakna dalam rangka HUT ke 63 Provinsi Riau. Meski saat ini kita sedang dihadapkan dengan Pandemi Covid-19, itu tidak mengurangi perjuangan kita untuk membangun Riau menjadi lebih baik," katanya.
Dalam Webinar tersebut, Gubri Syamsuar mengungkapkan perekonomian di Riau masih didominasi sektor primer berbasis sumber daya alam.
Di antaranya sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan serta pertambangan. Kontribusi Riau terhadap perekonomian nasional pada sektor-sektor tersebut cukup signifikan. Sektor perkebunan misalnya, Riau memiliki perkebunan sawit, kepala, karet dan sagu yang cukup luas.
"Bahkan untuk perkebunan sawit di Riau luasnya mencapai 2,89 juta hektare dengan jumlah produksi mencapai 9 juta ton lebuh terbesar se Indonesia. Sedangkan untuk CPO kontribusinya mencapai 40 persen terhadap nasional," kata Gubri Syamsuar .
Tidak hanya kelapa sawit yang menjadi penyumbang terbesar se Indonesia dari Provinsi Riau. Produksi kelapa di Riau juga menjadi penyumbang terbesar di Indonesia. Yakni sebanyak 391 ribu ton dengan luas perkebunan kelapa mencapai 422 ribu hektare.
"Pekebeunan sagu di Riau juga termasuk yang terbesar secara nasional. Yakni sebanyak 369 ton per tahun dengan luas perkebunan sagu di Riau mencapai 73 ribu hektare," ujarnya.
Sedangkan untuk hasil perkebunan karet di Riau juga cukup tinggi secara nasional, yakni mencapai 331 ribu ton per tahun. Meski tidak berada diurutan pertama seperti kelapa sawit, kelapa dan sagu, namun produksi karet di Riau masuk lima besar secara nasional.
"Untuk hasil perkebunan sawit Riau berada diurutan kelima dibawah, Sumsel, Sumut, Kalbar dan Jambi," kata Gubri Syamsuar .
( Tribunpekanbaru.com / Syaiful Misgiono )

 
			
 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											