Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

HUT RI ke 75

Alasan Proklamasi Kemerdekaan RI Digelar Jumat Legi, 17 Agustus 1945, Ada Kesucian Angka 17

Alasan pemilihan tanggal 17 Agustus sebagai hari Proklamasi kemerdekaan Indonesia tahun 1945 silam banyak belum diketahui publik.

Editor: Ilham Yafiz
(Dok. Kompas)
Upacara penaikan bendera sang merah putih di halaman gedung pegangsaan timur 56 (Gedung Proklamasi). Tampak antara lain Bung Karno, Bung Hatta, Let,Kol. Latief Hendraningrat (menaikkan bendera) Ny. Fatmawati Sukarno dan Ny.S.K Trimurti. 

2. Awalnya di Rumah Djiauw Kie Siong

Djiaw Kie Song adalah seorang petani yang tinggal di sekitar Sungai Citarum.

Ia adalah warga keturunan Tionghoa Hakka yang lahir sekitar tahun 1880 di Desa Pacing, Sambo, Karawang.

Djiauw Sie Kiong pernah tercatat sebagai tentara Pembela Tanah Air (PETA).

Pemilihan rumah Djiauw Sie Kiong karena rumahnya jauh dari kepadatan penduduk dan tertutup oleh pohon yang rimbun.

Awalnya, rumah Djiauw Sie Kiong digunakan sebagai lokasi pembacaan teks proklamasi kemerdekaan.

Akan tetapi, rencana ini dibatalkan karena kedatangan Ahmad Subardjo meminta Soekarno dan Hatta membacakannya di Pegangsaan Timur Jakarta.

Foto Presiden Soekarno membacakan naskah proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Cikini, Jakarta.
Foto Presiden Soekarno membacakan naskah proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Cikini, Jakarta. (Via Intisari)

Penampakan Upacara Proklamasi Kemerdekaan di Istana Merdeka, Dulu Ratusan Kini Hanya 20 Orang

3. Dicetak dengan mesin ketik milik Nazi

Banyak cerita di balik pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945.

Salah satunya, ihwal mesin tik yang digunakan untuk menyusun teks proklamasi.

Mesin tik yang jadi saksi bisu lahirnya Republik Indonesia itu ternyata milik perwira angkatan laut Nazi Jerman yang dipinjam khusus untuk mengetik teks proklamasi.

Saat itu, penyusunan naskah proklamasi dikerjakan di rumah Laksamana Tadashi Maeda. Ketika tulisan tangan naskah proklamasi akan dicetak, ternyata di rumah Maeda tidak ada mesin ketik.

Pembantu Laksama Maeda, Satzuki Mishima, diperintahkan untuk mencari mesin tik.

Dia kemudian pergi ke kantor militer Jerman menggunakan mobil jip untuk meminjam mesin tik.

Di sana, Satzuki bertemu perwira angkatan Laut Nazi Jerman Mayor Kandelar yang bersedia meminjamkan mesin tik.

Sumber: Surya
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved