Pemerintah Susun Program Bela Negara, Diklaim Berbeda dari Wajib Militer
Pemerintah sedang menyusun program bela negara untuk semua kalangan termasuk di bidang pendidikan.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Pemerintah sedang menyusun program bela negara untuk semua kalangan termasuk di bidang pendidikan.
Bagaimana konsepnya? Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono menjelaskan, saat ini implementasi program bela negara masih dalam tahap pembahasan dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Menurut Trenggono, program bela negara akan disiapkan untuk semua kalangan.
Rencananya, setelah universitas, program tersebut akan diturunkan ke sekolah.
"Kami turunkan lagi ke level SMA, kemudian SMP, kemudian sekolah dasar, dan nanti ke usia dini," ucap Trenggono saat wawancara bersama Radio Elshinta, Rabu (19/8/2020).
Dia menjelaskan, program bela negara untuk usia dini, salah satu konsepnya adalah merumuskan bagaimana peran orangtua untuk ikut terlibat di dalamnya.
"Seperti memberikan dongeng-dongeng sebelum tidur kepada putra-putrinya, ditemani tidur kemudian didongengkan tentang Indonesia , bagaimana sejarah Indonesia , bagaimana budaya Indonesia," tutur dia.
Gabungkan Merdeka Belajar Lebih lanjut Trenggono menyebutkan, untuk mahasiswa program bela negara nantinya akan digabungkan dengan program Merdeka Belajar milik Kemendikbud.
"Terkait dengan program mahasiswa, kita diskusi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Di sana itu ada program namanya Merdeka Belajar, mahasiswa itu mengambil satu kegiatan untuk belajar tentang bela negara," ujar Trenggono.
• Wakil Wali Kota Payakumbuh Erwin Yunaz Terkonfirmasi Positif Covid-19 Setelah Kontak dengan Teman
• Taiwan Meradang, Hacker China Susupi Lembaga Pemerintahan, dan Mencuri Data Sensitif
• SADIS, Istri Tega Bakar Hidup-hidup Suami, Cekcok Masalah Sepele
Trenggono menegaskan, program pendidikan bela negara yang diinisiasi Kementerian Pertahanan (Kemenhan) bukan merupakan pendidikan militer.
"Bela negara itu bukan militer, nanti kesannya itu militerisasi," kata dia.
"Sebenarnya tidak hanya untuk mahasiswa, semua milenial termasuk yang dewasa pun harus punya jiwa bela negara. Karena kita ini di Indonesia harus ada yang kita banggakan di kancah internasional, kebanggaan kita sebagai warga bangsa," tutur dia.
Trenggono juga menekankan bahwa program bela negara tidak bersifat wajib, tapi sukarela.
Artinya, mahasiswa mempunyai pilihan untuk ikut program tersebut atau tidak.
"Bagi mereka yang tidak berminat tidak apa-apa juga, jadi bukan sesuatu yang harus sifatnya,” tutur dia.

 
			
 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											