Taiwan Meradang, Hacker China Susupi Lembaga Pemerintahan, dan Mencuri Data Sensitif

Taiwan meradang ke China karena mencuri data penting data penting dan sensitif milik mereka.

Editor: Ilham Yafiz
unsplash @ikukevk
Ilustrasi aktivitas Hacker 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Taiwan meradang ke China karena mencuri data penting data penting dan sensitif milik mereka.

Ini bukan kali pertama China disinggung mencuri data penting negara lain.

Sebelumnya China disebut telah mencuri data riser Virus Corona, Covid-19 Amerika Serikat

Kali ini Taiwan menuduh peretas China menyusup ke lembaga pemerintah dalam upaya mengumpulkan informasi sensitif warga negara.

Menurut pemerintah Taiwan, ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk mempengaruhi masyarakat demokratis.

Melansir Bloomberg, wakil direktur unit keamanan siber Biro Investigasi Taiwan, Liu Chia-zung, mengatakan dalam sebuah briefing di Taipei pada 19 Agustus, beberapa kelompok yang kemungkinan didukung oleh Beijing, menyusup ke sistem perusahaan Taiwan yang memberikan layanan informasi kepada badan-badan pemerintah.

Menurut Liu, para hacker itu menargetkan informasi pemerintah dan data pribadi warga dan telah melakukan upaya tersebut untuk waktu yang cukup lama.

SADIS, Istri Tega Bakar Hidup-hidup Suami, Cekcok Masalah Sepele

VIRAL, Negara Berhutang ke Warga di Sumsel, Ditemukan Surat Perjanjian Tahun 1947

Apes, Pria Ini Diamankan Polisi Saat Asyik Rekap Nomor Togel

Dia mengidentifikasi empat kelompok utama peretas, yakni Blacktech, Taidoor, MustangPanda, dan APT40.

Sementara, mereka berhasil mendapatkan akses ke sistem pemerintah, Liu mengatakan penyelidik tidak dapat mengidentifikasi data apa yang telah dicuri, selain kebocoran sekitar 6.000 email pemerintah dalam satu kasus, karena para peretas telah menutupi jejak mereka.

Pengungkapan itu datang ketika Taiwan, dan perusahaan teknologinya, telah terperangkap dalam ketegangan yang kian memanas antara Amerika Serikat dan China.

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump pada awal pekan ini memperluas pembatasan pada pemasok ke Huawei Technologies Co China, yang menyebabkan saham produsen chip yang berbasis di Taiwan Mediatek Inc, Novatek Microelectronics Corp dan Realtek Semiconductor Corp anjlok.

Sementara itu, penjualan peralatan militer AS, termasuk jet tempur F-16, dan serangan rutin militer China ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan telah menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan konflik di Selat Taiwan.

China memandang Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, klaim yang ditolak pemerintah Taiwan.

Taiwan telah lama mewaspadai upaya peretas China untuk menyusup ke sistemnya.

Menjelang pemilihan presiden bulan Januari, direktur jenderal keamanan siber pemerintah Jyan Hong-wei, memperkirakan badan-badan Tiongkok mencoba sekitar 30 juta serangan siber terhadap Taiwan dalam sebulan.

( Tribunpekanbaru.com )

Artikel ini sebelumnya tayang di Kontan

Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved