Uang Pecahan Rupiah Ditemukan di Markas ISIS, Ternyata Warga Jawa Timur yang Membawa Kesana

Penemuan uang pecahan Rupiah mengakibatkan munculnya dugaan jika ada warga negara Indonesia yang berhubungan erat dengan ISIS.

International Business Times
Peta ISIS 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Sejumlah pecahan uang Rupiah membuat gempar masyarakat Internasional. 

Pasalnya, beberapa lembar uang Rupiah tersebut ditemukan di kandang Teroris di Yaman.

Tak tanggung-tanggung, uang Rupiah yang ditemukan berupa pecahan Rp 10 ribu, Rp 5 ribu dan juga uang kertas Rp 2 Ribu itu ditemukan di Markas ISIS.

Penemuan uang pecahan Rupiah mengakibatkan munculnya dugaan jika ada warga negara Indonesia yang berhubungan erat dengan ISIS.

Uang pecahan Rupiah di markas ISIS
Uang pecahan Rupiah di markas ISIS (Houthi video footage from its recent ops against AQAP and IS in al-Bayda. #Yemen)

Selain pecahan uang Rupiah, ditemukan juga sebuah Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang bertuliskan Propinsi Jawa Timur, Kabupaten Mojokerto.

KTP dan uang tersebut ternyata milik Warga Negara Indonesia (WNI) bernama Syamsul Hadi Anwar yang  ditemukan di markas ISIS di Yaman pada Sabtu (29/8/2020).

Dikutip dari Tribunnews pada Selasa (1/9/2020) Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komisaris Jenderal Boy Rafli mengatakan bahwa Syamsul Hadi Anwar termasuk Foreign Terrorist Fighters (FTF) atau teroris lintas batas.

Boy Rafli menjelaskan, Syamsul Hadi Anwar merupakan sosok penting di Suriah.

"Syamsul Hadi alias Abu Hatim Al sundawy al Indonesy, orang Ibnu Mas’ud, merupakan tokoh penting di Suriah. Dia teridentifikasi sebagai FTF asal Indonesia yang berpengaruh di Suriah," jelas Boy Rafli, Senin (31/8/2020).

Boy Rafli menjelaskan, Yaman yang kini mengalami perang sipil menjadi tujuan para teroris setelah kekalahan ISIS di Suriah dan Turki.

"Protracted civil war atau perang sipil di Yaman adalah daya tarik munculnya berbagai kelompok teroris di Yaman, salah satunya dengan munculnya ISIS."

"Oleh karena itu, dengan kekalahan ISIS di Suriah dan Irak menyebabkan sejumlah “fighters” yang relokasi (relocating)," ungkapnya.

Terkait uang pecahan yang ditemukan di markas ISIS, Boy Rafli menjelaskan bahwa itu tanda masih adanya teroris lintas batas.

"Hal ini juga menunjukkan terjadi perpindahan “fighters” dari satu wilayah ke wilayah lainnya, khususnya negara-negara yang memiliki konflik internal," kata Boy.

Boy menuturkan, penyerahan markas ISIS di Yaman oleh kelompok Houthi ini sudah terjadi pada Agustus lalu.

Meski demikian ia tidak menjelaskan lebih lanjut soal nasib Syamsul Hadi Anwar itu.

Menurut Boy Rafli, Indonesia sudah memiliki strategi PRR (prosecution, rehabilatation and reintegration) untuk menghadapi FTF returnees dan relocators.

Jika terbukti ikut dalam teroris lintas batas maka mereka bisa dipidana penjara empat hingga 15 tahun.

KTP Beralamatkan Mojokerto

- Viral di media sosial sebauah video yang menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) saat penggeledahan markas ISIS di Al-Bayda, Yaman.
- Viral di media sosial sebauah video yang menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) saat penggeledahan markas ISIS di Al-Bayda, Yaman. (Twitter @Natsecjeff.)

Dalam KTP atas nama Syamsul Hadi Anwar itu beralamatkan di wilayah Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

Dikutip TribunWow.com dari Surya.co.id pada Selasa (1/9/2020), Pengurus RT sesuai alamat yang di atas, Hariono menjelaskan bahwa tidak ada warganya yang mengenal Syamsul Hadi Anwar.

Sedangkan alamat tersebut sebelumnya merupakan kediaman M. Subekhan.

"Sesuai alamat pada KTP itu merupakan kediaman M.Subekhan atau Pak Aan dan bukan rumah Syamsul Hadi Anwar seperti yang dimaksud," jelas Hariono Senin (31/8/2020).

Subekhan sendiri merupakan seorang karyawan perusahaan mobil.

Hariono menjelaskan, Subekhan memiliki dua anak.

Satu di antaranya masih duduk di bangku SD dan lainnya belum bersekolah.

Namun, Subekhan dan keluarganya kini telah meninggalkan rumah tersebut karena urusan kerja.

Subekhan mengikuti perusahaan tempat ia bekerja yang membuka cabang baru di Kalimantan pada 2010.

"Rumah ini kosong ditinggal penghuninya pindah bekerja ke Kalimantan," lanjutnya.

Sedangkan sebelum ditempati oleh Subekhan, rumah tersebut disewa koperasi simpan pinjam Bangun Jaya Mandiri.

Koperasi itu menyewa selama dua tahun pada 2015.

Lantas, Hariono menerangkan bahwa tidak ada nama Syamsul Hadi Anwar yang pernah mengontrak rumah tersebut.

"Setelah kontrak selesai selama dua tahun pada 2017 rumah ini kosong sampai sekarang tidak ada penghuninya. Pemilik rumah sempat memperbarui atap rumah ambruk sekitar enam bulan lalu," lanjutnya.

Hariono menilai, meski KTP Syamsul Hadi Anwar beralamatkan Kabupaten Mojokerto, belum tentu benar adanya.

Bisa saja orang itu telah membuat identitas palsu dengan memanfaatkan alamat rumah kosong.

"Mungkin dugaan lantaran rumah kosong sehingga dimanfaatkan oleh yang bersangkutan," jelas dia.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul KTP WNI Ditemukan di Markas ISIS di Yaman, BNPT: Teroris Lintas Batas yang Penting di Suriah.

 
Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved