Koalisi PKB Sumbar dengan PDI-P Hanya Berumur Satu Hari, Kuat Diduga Gara-gara Puan Maharani
PKB Sumbar menegaskan mereka kembali pada komitmen awal yang telah disepakati bersama Partai Nasdem dan Golkar ketika membentuk Poros Baru.
Febby Dt Bangso mengatakan, PKB akan mendampingi Fakhrizal-Genius Umar untuk mendaftar ke KPU, Minggu (6/9/2020).
Ia mengatakan, siap memenangkan pasangan yang diusung karena telah di SK-kan, selaku kader harus mengamankan kebijakan DPP dan memperjuangan itu.
"Saya berharap pasangan ini bisa memenangkan Pilkada nantinya. Serta menjadi pemersatu Sumatera Barat," harap Febby Dt Bangso.
• Buntut Ucapan Soal Sumbar Mendukung Negara Pancasila, Puan Maharani Bakal Dilaporkan ke Mabes Polri
Faktor Puan Maharani
Meski kepada Tribun Padang Febby Dt Bangso menyatakan saat SK berpindah tangan/dukungan dirinya tidak berada di DPP, namun pernyataannya di media lokal di Sumbar ataupun media mainstream tanah air ternyata cukup menarik.
Dikutip dari Jawa Pos, Febby Dt Bangso mengatakan pihaknya terpaksa mengalihkan sikap politik di Pilgub Sumbar 2020. Perubahan sikap politik itu atas desakan tokoh masyarakat dan niniak mamak. “Situasi tidak memungkinkan kita bersama (PDIP) dalam pilgub ini,” ujar Febby, Jumat (4/9).
Kemudian, perubahan dukungan politik itu terjadi setelah munculnya pernyataan Puan Maharani tentang Pancasila dan masyarakat Sumbar. Alhasil masyarakat Sumbar marah dan kecewa. “Jangan ragukan Pancasila masyarakat Sumbar. Dari Sumbar ini terlahir banyak pendiri bangsa dan konseptor Pancasila,” tegasnya dikutip Jawa Pos.
Sumbar Paling Nasionalis
Legislator PAN, Guspardi Gaus patahkan ucapan Puan Maharani yang menyebut 'Semoga Sumatera Barat menjadi provinsi mendukung negara Pancasila'.
Guspardi Gaus menilai, Ketua DPP PDI Perjuangan itu telah menyinggung warga Sumbar atau masyarakat Minang.
"Saya sangat menyayangkan seorang pejabat negara, petinggi partai mengeluarkan statemen yang menimbulkan kegaduhan bagi masyarakat," ujar Guspardi Gaus dalam keterangan yang diterima, Kamis (3/9/2020).
Pasalnya, banyak tokoh asal Sumbar yang juga ikut andil dalam perumusan UUD dan Pancasila, di antaranya Bung Hatta, KH. Agus Salim, M.Yamin, dan Sutan Syahrir.
"Tidak mungkin orang Sumbar itu tidak Pancasila. Orang Sumbar itu paling pancasilais," tambahnya.
Gaus pun meminta agar Puan Maharani berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan yang justru menimbulkan polemik di kalangan masyarakat.
"Coba lihat mana ada kegaduhan yang muncul. Jadi oleh karena itu, hati-hatilah dalam menyampaikan statemen yang akan menyakiti masyarakat banyak," ucapnya.
Berkaitan dengan Pancasila, Gaus menilai seharusnya Puan paham bahwa kelima sila Pancasila itu dilaksanakan oleh masyarakat, tanpa diberikan penataran, tanpa diberikan pemahaman, dan itu adalah jati diri orang Minang.
"Karena apa? Pendiri bangsa itu dari Minang, tentu nilai-nilai keminangan itu terbesit oleh inisiator, dan para perumus Pancasila itu. Ini yang harusnya Ibu Puan paham," pungkasnya.
