Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Paha Ponakan Prabowo Disebut Politikus Demokrat Mulus Banget, Sampai Dibilang No Hoax Sama Said Didu

Rahayu Saraswati Djojohadikusumo tampak geram terkait cuitan pelecehan seksual yang diunggah politikus Partai Demokrat Cipta Panca Laksana

TribunJakarta.com/Jaisy Rahman Tohir
Muhamad-Rahayu Saraswati Djojohadikusumo di Kantor KPU Tangsel, Jalan Raya Serpong, Setu, Jumat (4/9/2020). 

Lebih lanjut, Tsamara menuturkan, peristiwa ini merupakan contoh nyata jika otak pelaku pelecehan yang bermasalah, bukan korban pelecehannya.

"Mbak Sara sedang nyalon jadi pejabat publik, yang dibahas malah ketubuhannya?," terang Tsamara Amany.

Atas kritik pedas Tsamara Amany, Rahayu lantas buka suara terkait cuitan Panca itu.

Wakil dari Muhamad di Pilkada Tangerang Selatan mengungkapkan kasus pelecehan tak ada hubungannya dengan afiliasi politik apapun. Siapapun bisa jadi korban dan pelaku.

“Pelecehan tdk ada hubungannya dgn afiliasi politik, beda pilihan politik bukan berarti bisa dilecehkan,” tulisnya di akun Twitternya, Sabtu (5/9/2020).

Calon yang diusung PDI Perjuangan, Partai Gerindra, PAN, PSI, dan Hanura ini juga menyebut pelaku pelecehan seksual adalah mereka yang punya jiwa kerdil dan pengecut.

“Atau krn saya perempuan bukan berarti bisa dilecehkan, pelecehan hanya dilakukan oleh mrk yg berjiwa kerdil & pengecut,” tegasnya.

Akibat dugaan pelecehan yang dialamatkan kepadanya, Rahayu Saraswati lantas mendapatkan banyak dukungan pengguna media sosial untuk melawan pelecehan seksual

Pernyataan Rahayu Maju Pilkada

Melihat realitas politik yang terjadi, seharusnya perdebatan tidak lagi berkutat pada dinasti politik atau mempersoalkan keturunan siapa yang sedang mencalonkan diri dalam sebuah kompetisi politik.

Demikian pandangan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo saat berbicara dalam diskusi virtual bertajuk "Politik Dinasti untuk Siapa?" yang digelar DPD Vox Point Indonesia Banten, Rabu (19/8/2020).

"Saya bisa memberikan perspektif yang sangat subjektif. Pertama, tentang bagaimana politik dinasti ini bukan hal baru. Di negara-negara lain ini sudah mendarah daging bukan hal asing lagi. Dari mulai keluarga Kennedy, lalu Hillary Clinton di Amerika, yang populer di kalangan milenial itu Justin Trudeau (Kanada), lalu ada Shinzo Abe di Jepang," ungkap Saraswati menyebut sejumlah nama pemimpin dunia yang berasal dari dinasti politik.

Dalam konteks Pilkada Serentak 2020 yang akan datang, menurutnya lebih penting bagi rakyat untuk menyelidiki dengan teliti rekam jejak si kandidat dan menilai apa motivasinya mencalonkan diri menjadi pemimpin.

"Mohon dilihat dari calon yang diajukan, rekam jejaknya seperti apa? Terus mereka ini maju motifnya apa?" ujar keponakan dari Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, ini.

Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mengakui Pilkada Tangsel ini menarik perhatian publik karena ketiga paslon sama-sama ada unsur dinasti politiknya.

Namun, hal itu bukan alasan untuk langsung memvonis bahwa semua calon yang berkompetisi tidak berkualitas, atau bahkan menjadi alasan untuk memilih "golput".

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved