Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Padahal Dulu Nakalnya Mintak Ampun, Inilah Sosok Kades Bertato yang Viral, Kini Bantu-bantu Warga

Welas Yuni Nugroho viral karena sebagai kepala desa, hampir seluruh tubuhnya dipenuhi dengan tato

(KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN)
Welas Yuni Nugroho alias Hoho (36), Kades Purwasaba, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara, Jaw 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Mungkin banyak yang belum tahu dengan sosok kades bertato yang viral baru-baru ini di media sosial.

Namanya Welas Yuni Nugroho (36), Kepala Desa Purwasaba, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara, yang menjadi perbincangan warganet 

Dia viral karena sebagai kepala desa, hampir seluruh tubuhnya dipenuhi dengan tato.

Hoho sapaan akrabnya mengaku kaget menjadi perbincangan warganet. Meski demikian ia sendiri tak mau ambil pusing terkait tanggapan dari warganet tersebut.

Semula hanya pada bagian paha, kemudian menyusul bagian dada dan punggung.

Namun, lama kelamaan, Hoho ketagihan untuk terus menambah tato di tubuhnya.

"Hampir 90 persen (badannya) penuh tato, yang bersih hanya wajah, leher, sama telapak tangan dan kaki," kata Hoho saat dihubungi, Minggu (13/9/2020).

Hoho terakhir kali membuat tato pada bagian lengan tangannya, sekitar satu tahun yang lalu.

"Pertama dulu ditato di Bali. Awalnya sedikit-sedikit, karena takut sama orangtua, sembunyi-sembunyi, tapi akhirnya ketahuan juga waktu habis mandi," sambung Hoho.

Menurut Hoho, tato yang menutupi hampir seluruh tubuhnya merupakan bagian dari masa lalu.

"Kenakalan remaja biasa lah, waktu SMA dikeluarin sampai enak kali. Waktu kuliah juga ngawur," kata pria lulusan Fakultas Hukum Universitas Sultan Agung (Unissula) Semarang ini.

Hoho menceritakan, saat maju dalam pilkades penampilan fisiknya sempat menjadi pro kontra.

Bahkan lawan politiknya menggunakan isu itu untuk menjatuhkannya.

"Pasti, lawan politik mau menjatuhkan, apalagi saya punya kekurangan, jadi omongan setiap hari, tapi saya enggak ambil pusing," kata Hoho.

Namun, penampilannya yang terkesan sangar itu tak mengurangi simpati masyarakat.

"Periode sebelumnya sebenarnya saya sempat diminta maju, tapi waktu itu belum siap. Tanggung jawab kades besar, karena jadi orangtua se-desa, di rumah tangga saja tanggung jawabnya besar," kata pria dengan satu putra ini.

Dia mengaku, tidak akan mengambil pusing komentar warganet mengenai tato di sekujur tubuhnya.

Hoho hanya fokus membangun desanya saat ini.

"Malah saya sebenarnya enggak pernah ingin tahu (tanggapan warganet)," kata Hoho.

Bahkan, Hoho rela merogoh kocek peribadinya untuk membantu masyarakat.

Belum lama ini, ia menghibahkan satu unit mobil pribadi untuk operasional desa.

"Masyarakat kecil sangat terbebani kalau harus mengeluarkan biaya transportasi ke rumah sakit. Saya sudah serahkan surat-surat mobil ke desa," ujar Hoho.

Dirinya berencana tahun depan akan membeli mobil untuk ambulans desa dari kantong pribadinya.

"Enggak pakai APBDes, karena terbatas, paling setahun Rp 1 miliar. Untuk infrastruktur saja (APBDes) belum mencukupi, kurang banget," kata Hoho.

Hoho mengaku tulus mengabdikan dirinya untuk masyarakat desa.

"Jadi kades kan enggak ada apa-apanya, gaji Rp 3 juta ditambah penghasilan dari tanah desa. Buat kondangan atau biaya sosial lain saja tidak cukup," ujar Hoho.

Hoho sendiri berlatar belakang sebagai pengusaha.

Ia cukup lama menjadi kontraktor dan pemilik usaha penyewaan alat berat.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Begini Sosok Kades yang Viral karena Sekujur Tubuhnya Penuh Tato", 

Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Sosok Kades Tubuh Bertato, Nakalnya Minta Ampun, 6 Kali Dikeluarkan dari Sekolah, Kini Bantu Warga

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved