Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Tanda-tanda Tipu Daya Setan dan Jin dalam Ilmu Hitam dan Ilmu Kebal, Berkedok Tugas Sholat dan Puasa

saat seseorang mendapatkan ilmu kebal kesaktian maka oleh gurunya ditransfer tenaga dalam dan diberikan jin muslim sebagai pendamping

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Net/ Tribunnews.com
Tanda-tanda Tipu Daya Setan dan Jin dalam Ilmu Hitam dan Ilmu Kebal, Berkedok Tugas Sholat dan Puasa. Foto: Ilustrasi 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Ustadz Khalid Basalamah pada satu kesempatan pernah mendapat pertanyaan dari jamaah tentang ilmu hitam dan ilmu putih atau tentang kekuatan sihir yang bisa membuat kebal.

Berikut pertanyaan dari jamaah :

"Saya pernah menemukan kasus kurang lebih seperti ini, saat seseorang mendapatkan ilmu kebal kesaktian maka oleh gurunya ditransfer tenaga dalam dan diberikan jin muslim sebagai pendamping.

Lalu untuk mempertahankan kesaktiannya, guru tersebut menginformasikan bahwa saya diharuskan sholat lima waktu, puasa sunah senin-kamis, tidak boleh tinggal dan ibadah-ibadah lainnya.

Sang guru mengklaim bahwasanya ilmu putih lawan dari ilmu hitam.

Pertanyaannya, apakah ini masuk dalam ilmu sihir?

Apakah ibadah yang dijalankan akan diterima ini oleh Allah SWT?"

Menjawab pertanyaan itu, Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan :

Amalan yang dijalankan mengiringi ilmu kebal yang diberikan itu hanya kedok saja.  

Dia suruh sholat, disuruh puasa, itu kedok dan permainan setan untuk menipu si guru tadi, atau memang si guru ini juga sebenarnya tahu karena dia mendekati pasien atau mendekati targetnya dengan apa yang disukai oleh orang itu.

Kalau orang itu suka ibadah sholat, diingatkan untuk sholat.

Tanpa disuruh sholat oleh guru itu, kirta harus sholat karena itu perintah Allah SWT.

Jadi, pasti nanti ada hal-hal lain yang memang diberikan syarat, minimal yang paling sering standar itu pasti diberikan tulisan-tulisan, diberikan sesuatu disuruh simpan di dompet.

Disuruh mengamalkan sesuatu, seperti misalnya yang terjadi di sebuah pesantren.

Saat itu saya pernah datang ke sebuah pesantren dan di pesantren itu terdiri dari ratusan santri.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved