Kisah Cakrabirawa, Pengawal Presiden Soekarno yang Terlibat Pembunuhan Jenderal dalam G30S PKI
Akhir tragis Pasukan Resimen Cakrabirawa, pasukan khusus pengamanan presiden (Paspamres) Presiden Soekarno dalam G30S/PKI.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Akhir tragis Pasukan Resimen Cakrabirawa, pasukan khusus pengamanan presiden (Paspamres) Presiden Soekarno dalam G30S/PKI.
Pasukan Cakrabirawa harus berakhir dengan penyiksaan setelah terlibat pemberontakan menggulingkan Presiden Soekrano dengan sebuah fitnah besar.
Pada tahun 1965, pasukan Cakrabirawa melakukan gerakan pemberontakan yang dikenal dengan G30S PKI.
Sejumlah jenderal angkatan darat harus kehilangan nyawa di malam berdarah kala itu.
Seperti diketahui, nama baik Pasukan Cakrabirawa tercoreng atas aksi beberapa anggotanya yang terpengaruh PKI hingga turut andil dalam pemberontakan G30S PKI.
Berbagai sumber sejarah menuliskan, sejumlah prajurit cakrabirawa saat itu menjadi eksekutor pembunuhan tujuh jenderal TNI.
Berikut rangkuman fakta tentang Pasukan Cakrabirawa, dilansir dari buku 'Maulwi Saelan, Penjaga Terakhir Soekarno' karangan Asvi Arwan Adam dkk, Penerbit Kompas Gramedia (2014).
1. Awal Terbentuk
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI dikumandangkan, sudah dibentuk sebuah Polisi Istimewa (Tokubetsu Keisatsu Tai) yang bertugas untuk mengawal presiden.
i wilayah Jakarta, Polisi Istimewa tersebut dijuluki "Polisi Macan" di bawah pimpinan Gatot Suwiryo.
Polisi Macan inilah yang menjadi cikal bakal pasukan Cakrabirawa.
Pada tahun 1945, Gatot memindahkan anggota Polisi Macan ke Pasukan Pengawal Pribadi Presiden (Tokomu Kosaku Tai) di bawah pimpinan Mangil Martowidjojo
Pasukan ini bermarkas di Kantor Pusat Kementerian Negara sekaligus asrama di Gedung Kementerian Dalam Negeri (kini Jl Veteran) di bawah pimpinan Raden Said Soekanto.
• BREAKING NEWS: Wakil Bupati Kuansing, H.Halim dan Istirnya Positif Covid-19
Tugas-tugas Pasukan Pengawal Pribadi Presiden itu antara lain:
- Mengamankan perayaan Proklamasi Kemerdekaan RI 17/8/1945
