Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

PARAH, Kondom Bekas Didaur Ulang dan Dijual Kembali ke Pelanggan, Jumlahnya Fantastis, 324.000 Buah

Ratusan ribu buah kondom bekas dijual kembali kepada pelanggan dengan kondisi rekondisi.

Editor: Ilham Yafiz
Dokumentasi Tribun Jatim / Pradhitya Fauzi
Ilustrasi Kondom 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Ratusan ribu buah kondom bekas dijual kembali kepada pelanggan dengan kondisi rekondisi.

Ratusan kondom bekas itu jika ditimbang, beratnya setara 360 Kilogram.

Kondom Bekas tersebut sudah dicucui dan akan dijual kembali kepada konsumen.

Ini terjadi di Vietnam, dan polisi setempat sudah menyita bukti beruta kondom sebanyak 324.000 atau 360 kg.

Penggerebekan dilakukan pada (19/9/2020) lalu di Binh Duong.

Kini pemilik gudang tersebut sudah ditangkap dan masih menjalani proses hukum lebih lanjut.

Pemilik gudang bernama Pham Thi Thanh menyebut, menerima kondom bekas itu dari penyedia yang mengumpulkannya dari keranjang sampah hotel.

Kemudian ia memerintahkan para pekerjanya untuk mencuci, mengeringkan dan menatanya serta membungkus kembali layaknya kondom baru.

Setelah itu, mereka akan menyalurkannya ke berbagai toko dan hotel di seluruh provinsi.

Dikutip oleh Kompas.com dari The Sun, Minggu (27/9/2020), direktur pengaturan pasar provinsi setempat, Tran Van Tung mengatakan akan melakukan penyelidikan berdasarkan barang temuan tersebut.

Barang sitaan berupa 324.000 kondom bekas tersebut akan dibuang lantaran dianggap sebagai limbah kimia berbahaya.

"Kondom diklasifikan sebagai benda medis. Jadi akan menggelar investigasi untuk mencari tahu pasal apa saja yang dilanggar pelaku," kata Tran.

Pemilik gudang kini telah ditangkap dan sedang diinterogasi untuk mengetahui sosok pemasok kondom bekas itu.

Selain menemukan pengaman bekas, polisi juga menyita karet pelindung yang sudah dikemas dan hendak dijual tanpa menambahkan merek.

Berdasarkan statistik pemerintah setempat, masyarakat di negara Asia Tenggara menggunakan setidaknya 500 kondom setiap tahunnya.

Pakar memeringatkan penggunaan kondom bekas selain tak bisa mencegah kehamilan juga berisiko menyebarkan penyakit menular seksual.

Ilustrasi Kondom.
Ilustrasi Kondom. (unsplash @charlesdeluvio)

Presiden Jokowi Minta Komite Penanganan Covid-19 Siapkan Pelaksanaan Vaksinasi dalam Dua Pekan

Diperkosa Bergilir oleh 5 Orang Pria, Mama Muda Tewas di Pinggir Sungai

Wabah Virus Corona atau Covid-19 membuat stok kondom di dunia menipis.

Kondisi tersebut tentunya membuat khawatir masyarakat yang ingin terhindar dari penyakit kelamin menular.

Kekurangan persediaan kondom global meningkat seiring dengan penutupan pabrik pembuatan alat kontrasepsi akibat lockdown di tengah wabah virus corona.

Upaya pemerintah dari berbagai negara dalam menerapkan lockdown juga membuat beberapa bisnis yang dianggap tidak penting ditutup atau dibatasi.

Salah satunya perusahaan kontrasepsi raksasa Karex di Malaysia yang terpaksa hanya membuat satu dari setiap lima kondom yang ada di dunia karena dibatasi produksinya.

Perusahaan itu hanya bisa memproduksi sekitar 200 juta lebih sedikit daripada produksi biasanya.

Produsen lain di seluruh dunia mungkin juga menghadapi gangguan dan kesulitan dalam menempatkan kondom di pasar karena persoalan transportasi.

Menurut Kepala Eksekutif Karex, Goh Miah Kiat, pasokan alat kontrasepsi akan sangat terdampak.

Goh mengatakan pada media Perancis AFP, "Dunia akan kekurangan kondom."

Goh juga mengatakan kalau kondisi ini sangat menantang meski dia tahu kalau pasokan kondom ke negara-negara berkembang akan sangat sulit.

Pihaknya juga sedang mengusahakan yang terbaik yang mereka bisa.

Bagaimana pun, kondom merupakan perangkat medis yang dianggap penting.

WADUH, Beredar Kabar Calon Kepala Daerah Positif Covid-19, KPU Kuansing Konfirmasi ke Gugus Tugas

Video Langka Ungkap Sosok Pembunuh Para Jenderal dalam Tragedi G30S/PKI

Peringatan dari PBB

Karex yang selama ini memasok kondom ke banyak perusahaan dan pemerintah harus menutup tiga pabriknya di Malaysia di awal periode lockdown negara itu sampai 14 April mendatang.

Perusahaan itu hanya diizinkan beroperasi sebanyak 50 persen dari tenaga kerja biasa.

Goh kemudian berpikir untuk menyampaikan izin peningkatan produksi.

Kelangkaan kondom juga membuat Badan Kesehatan Reproduksi di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) buka suara.

PBB hanya bisa mendapatkan sekitar 50 sampai 60 persen pasokan kondom selama wabah virus corona.

Juru bicara Dana Populasi PBB mengatakan, "Penutupan perbatasan dan tindakan pembatasan lainnya telah memengaruhi transportasi dan produksi di sejumlah negara dan kawasan."

Dia juga menambahkan kalau PBB mengambil beberapa langkah seperti menambah pemasok tambahan untuk mendukung kebutuhan yang mendesak.

Badan Kesehatan Reproduksi PBB bekerja sama dengan seluruh pemerintah di dunia untuk mendukung program keluarga berencana.

Mereka menyatakan kekhawatiran utamanya yakni soal pengiriman stok kondom dengan cepat sesuai yang dibutuhkan.

Mereka memperingatkan keluarga yang paling miskin dan paling rentan akan sangat terdampak jika stok kondom menipis.

Juru bicara itu menambahkan, "Kekurangan kondom atau kontrasepsi apa pun akan meningkatkan kehamilan yang tidak diinginkan.

Hal itu berpotensi merusak kesehatan dan konsekuensi sosial bagi remaja perempuan, wanita dan pasangan serta keluarga mereka."

Kurangnya kondom juga bisa meningkatkan angka aborsi yang jelas tidak aman dan risiko penyakit menular seksual seperti HIV.

Goh sendiri melihat adanya permintaan tinggi karena banyak orang 'terkurung' di rumah mereka.

Di India saja misalnya, penjualan kondom sudah melonjak sebanyak 25-35 persen dalam satu minggu sejak lockdown diumumkan.

China mungkin akan membantu

Produsen besar kondom di China saat ini mulai kembali beroperasi setelah kasus infeksi virus corona di negara itu mulai banyak berkurang.

Perlindungan Health Believe Model (HBM) yang menghasilkan lebih dari satu miliar kondom setahun mengatakan kalau produksi kembali ke tingkat normal.

Operasionalnya juga mendorong maju rencana sebelumnya dengan melipatgandakan jumlah jalur produksi pada akhir tahun.

Sementara itu, Shanghai Mingbang Rubber Production mengatakan kalau mereka siap ekspor kondom yang kini hanya menghasilkan 10 persen dari outputnya jika terdapat kekurangan pasokan global.

Kepala Eksekutif Cai Qijie mengatakan, "Jika pasar internasional mengalami masalah seperti itu, kami akan bersedia untuk mengekspor lebih banyak."

( Tribunpekanbaru.com )

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Stok Kondom Global Menipis di Tengah Wabah Corona, PBB Beri Peringatan"

dan

Tribun Video dengan Judul "Polisi Sita 324.000 Kondom Bekas yang Dijual Lagi setelah Dicuci, Barang Berasal dari Sampah Hotel"

 (Tribun-Video.com/Kompas.com)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved