Kesedihan PSK Tak Boleh Lagi Jual Diri di Pelabuhan, Vita: Duitnya Enak Disini, Mami Papinya Baik

puluhan wanita masih terlihat duduk santai di depan wismanya termasuk Vitaloka. Setidaknya saat itu ada tujuh wisma yang terlihat dihuni mereka.

Bangkapos.com/Yuranda
Tim Gabungan mendata pekerjaan dan muncikari lokalisasi Teluk Bayur, di Polres Pangkalpinang, Sabtu (26/9/2020) 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Tak melulu malu dengan profesi sebagai PSK, sebagian wanita  begitu nyaman menjalani profesi hara tersebut.

Baru saja pemerintah kota Pangkalpinang telah menutup kawasan lokalisasi Teluk Bayur, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Bukit Intan, Pangkalpinang pada Sabtu (26/9/2020) malam lalu.

Penertiban itu dilakukan oleh tim gabungan yang melibatkan Polres Pangkalpinang, Kodim 0413/ Bangka, dan Pemerintah Kota Pangkalpinang sendiri.

Meski kawasan lokalisasi terbesar di Pangkalpinang ini sudah ditutup tetap saja masih ada para penghuninya.

Saat Bangkapos.com, memasuki di kawasan itu Senin sore, tidak terlihat tanda-tanda kawasan itu akan ditutup.

Sejumlah perempuan dengan dandanan mencolok, tampak santai di depan wisma masing-masing.

tribunnews
Suasana lokalisasi Teluk Bayur Kota Pangkalpinang, Senin (28/9/2020) sore. (Bangkapos.com/Yuranda)

Kurang lebih puluhan wanita, sedang asik bersantai sambil memainkan gawai (handphone--red), tanpa menghiraukan teman di sebelahnya.

Ada beberapa dari mereka tampak sedang berdandan, dan ada juga sudah terlihat berdandan. Mereka yang duduk menghadap ke jalan itu, seakan menunggu tamu.

Dengan gincu merah menghiasi bibir, rambutnya yang terurai, dan baju minim yang dikenakan seakan menggoda tamu yang masuk ke lokasi itu.

Ada juga beberapa diantaranya belum bersiap dandan. Rambut terlihat acak-acakan seperti baru bangun tidur sore hari.

Bangkapos.com, mencoba menghampiri salah satu perempuan penghuni Teluk Bayur itu.

Vitaloka (21), perempuan yang ditemui Bangkapos.com meratapi nasibnya akan dipulangkan ke kampung halaman, karena wisma yang ada di sana, akan segera di tutup.

Vitaloka mengatakan sebenarnya ia merasa senang karena bisa berkumpul dengan keluarga di Kampung, di Cibaduyut, Bandung Jawa Barat.

Namun dia juga berat meninggal Bangka, karena karena suasananya nyaman. Selain gampang cari uang orang yang datang ke tempat mereka juga baik-baik.

"Orang yang datang ke sini baik, enak cari duit di sini beda dengan di tempat lain," ujar Vitaloka, Senin (28/9).

Vitaloka yang merupakan warga Cibaduyut, Bandung, Jawa Barat ini mengungkap bekerja di tempat ini atas kemauan sendiri tidak ada paksakan dari pihak manapun.

Dia juga merasa sedih yang mana tempat dia mencari uang selama bertahun-tahun harus ditinggalkannya.

"Sedih lah, sudah akrab dengan teman-teman (Mami Papi Germo) di sini sudah kayak keluarga di sini. Ada bahagianya juga akan dipulangkan tapi belum tau kapan," ungkapnya.

Sama seperti Lita (22), warga Cirebon, Jawa Barat mengatakan saat ini tempat mereka sedang sepi pengunjung, tidak seperti dulu.

"Masih buka tempat ini, bukanya pukul 19.30 WIB, tutupnya tengah malam, tapi tidak ramai lagi bukan seperti dulu, harganya tergantung nego, dengan ceweknya," ujarnya.

tribunnews
Tim Gabungan mendata pekerjaan dan mucikari lokalisasi Teluk Bayur, di Polres Pangkalpinang, Sabtu (26/9/2020) (Bangkapos.com/Yuranda)

Sebelumnya diberitakan ratusan wanita penghibur di lokalisasi Teluk Bayur, Kota Pangkalpinang terjaring operasi Yustisi sekaligus kegiatan rutin yang ditingkatkan (KRYD) oleh Tim Gabungan dari Polres Pangkalpinang, Kodim 0413/ Bangka, dan Pemerintah Kota Pangkalpinang.

Sebanyak 115 orang, terdiri dari 102 wanita pekerja seks komersial (PSK) dan 13 orang germo (mami dan papi-red), di teluk bayur langsung digelandang ke Kantor Polres Pangkalpinang. Sabtu (26/9/2020) malam.

Mereka semua langsung di data oleh Dinas Sosial Kota Pangkalpinang, dan diperintahkan kepada pengelola tempat itu atau mami dan papi untuk memulangkan mereka (pekerja--red) ke daerah asal mereka. (Bangkapos.com/Yuranda)

* Jadi Kawasan Bisnis

Lokalisasi Teluk Bayur telah ditertibkan. Para penghuninya diminta untuk tak lagi beroperasi di wilayah tersebut.

Pemerintah kota Pangkalpinang berencana akan menjadikan kawasan eks lokalisasi itu sebagai pusat bisnis.

Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pangkalpinang Suparlan Dulaspar.

Namun, Suparlan belum dapat memastikan kapan hal itu bisa direalisasikan.

"Perencanaan ke depannya memang kalau kawasan terlarang itu sudah tutup ke depannya kawasan itu akan dijadikan central business district (CBD), pembangunan pusat perbelanjaan. Sungainya ditata lagi menjadi Teluk Bayur Bay," katanya kepada Bangkapos.com, Senin (28/9/2020).

"Rencana ini memang sudah lama, tetapi kapan untuk terealisasikannya itu kami belum tahu pasti. Tergantung kebijakan wali kota nantinya, bisa jadi ada perbedaan nantinya," ujar Suparlan.

Jika nanti central business district dapat terealisasi, lanjut dia, perumahan di kawasan tersebut akan direalokasi.

"Kawasan di sana nantinya akan kita realokasi, kalau sesuai rencana nantinya," ucap Suparlan. (Bangkapos.com/Andini Dwi Hasanah)

Diberi Waktu Seminggu

Kepala Bagian Operasional Polres Pangkalpinang AKP Johan Wahyudi mengatakan setelah dilakukan pendataan, pemilik tempat di lokasi itu diminta untuk menutup aktifitasnya.

Sedangkan para wanita pekerjanya yang merupakan warga luar daerah ini, setelah didata juga diminta untuk pulang ke kampung halamannya masing-masing. 

Pengosongan lokasasi itu diberikan batas waktu selama satu minggu. Para pemilik juga diminta untuk membiaya pemulangan para pekerjanya masing-masing.

"Kami berikan waktu seminggu bagaimana caranya, supaya mami atau papinya, bisa memulangkan mereka ke tempat mereka masing-masing," tehas Johan Wahyudi, Sabtu (26/9/2020)

Kata Johan, dalam operasi Yustisi, sekaligus KRYD mengamankan 102 wanita pekerja seks komersial,  3 orang papi dan 10 orang mami di tempat lokalisasi Teluk Bayur itu.

Menurutnya ke depan, apabila melanggar kesepakatan yang sudah di berikan Dinas Sosial dan Pemerintah Kota Pangkalpinang berupa surat kesepakatan. Pihak kepolisian Polres Pangkalpinang akan penindakan.

"Kedepannya kita lihat kalau masih buka dan masih bandel, kami kenakan KUHP atau undang undang yang lain," tegas Johan.

Tempat itu juga sudah diberikan surat teguran, agar tempat itu di tutup, surat itu dikeluarkan sejak 29 April 2020 lalu.

Sebelum diberikan surat keputusan penutup dari Wali Kota, pemerintah kota juga sudah mensosialisasikan.

"Setelah di Sosial diberikan imbauan bahwa tempat ini akan di tutup, baru di keluarkan SK," ungkapnya.

Lanjutnya, intinya kepolisian mendukung dan memback up apa-apa saja yang sudah di lakukan oleh pemerintah kota Pangkalpinang terhadap tempat tempat lokalisasi di Kota Pangkalpinang.

"Untuk tempat-tempat lain yang pastinya akan tetap kita tindak," kata Johan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pangkalpinang, Radmida Dawan menambahkan selain kegiatan operasi Yustisi merazia masyarakat yang tidak menggunakan masker

Tim juga melakukan penertiban wisma-wisma yang ada di teluk bayur, guna menertiban penyakit sosial masyarakat salah satunya pekerjaan di tempat hiburan lokalisasi.

"100 lebih orang terjaring dibawa ke Polres, di kasih pengarahan peringatan, ceramah agama oleh ustadz Samsuni Saleh, Ustadz Zen," kata  Radmida.

Sejak 29 April 2020 wisma-wisma itu sudah di tutup berarti mereka sudah melanggar perjanjian, padahal tempat tersebut sudah disosialisasikan dan sudah dibuat berita acarnya, agar tempat itu segera ditutup.

"Mami dan papi yang mempekerjakan mereka diminta untuk memulangkan mereka ke daerah asal, dan tidak mempekerjakan mereka lagi sebagai PSK. Apabila ini dilanggar kembali, maka akan dikenakn sanksi sesuai aturan yang berlaku," tegas Radmida.  (Bangkapos.com/Yuranda)

Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Cerita Wanita Asal Bandung di Lokalisasi Teluk Bayur: Orangnya Baik, Enak Cari Duit di Sini

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved