Terdesak Bayar Utang Pilkada Rp 1 Miliar, Mantan Calon Bupati Edarkan Uang Palsu
Tersangka mengakui kepepet mengedarkan uang palsu untuk melunasi utang yang mencapai Rp 1 miliar.
2. Tekstur Kertas
Hal selanjutnya yang dapat dijadikan standar dalam membedakan uang palsu dan uang asli adalah tekstur kertas dari uang tersebut.
Uang yang asli jika jika diraba maka teksturnya akan terasa lebih kasar dibanding uang palsu.
Tekstur yang kasar ini akan lebih terasa jika diraba pada bagian lambang negara, dimana uang yang palsu tidak akan memiliki tekstur pada lambang negara.
Uang palsu juga biasanya lebih halus dan tipis dibanding uang asli, akan terasa seperti meraba kertas HVS atau kertas biasa.
Hal ini karena dalam uang palsu tidak terdapat unsur-unsur pengaman seperti yang ada dalam uang asli.
Kalaupun uang palsu terasa agak kasar, itu berasal dari tinta sablon yang biasa digunakan bukan dari kertasnya itu sendiri.
Uang palsu juga cenderung lebih mudah lecek karena ketipisan kertasnya dibandingkan dengan uang yang asli.
3. Gambar dan Tulisan
Uang palsu dan asli dapat dibedakan dari tanda air gambar pahlawan yang terdapat pada uang tersebut, yang akan terlihat jika diterawang.
Pada uang yang asli, tanda air gambar pahlawan tersebut tidak saling berlawanan namun saling mengisi serta utuh antara bagian depan dan belakangnya, atau yang disebut juga dengan rectoverso.
Sedangkan pada uang palsu, tanda air gambar pahlawan justru berlawanan dan tidak saling mengisi antara depan dan belakang sehingga terlihat berantakan.
Selain gambar, perbedaan juga terlihat pada tulisan yang terdapat pada permukaan uang, terutama pada rupiah yang baru dikeluarkan Desember 2016 silam.
Pada uang yang asli, tulisan “Negara Kesatuan Republik Indonesia” menyatu baik dengan benang pengaman.
Sedangkan pada uang palsu, tulisan ini terlihat seperti tertindih oleh benang pengaman dan seolah berada di bagian bawahnya.
