Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

KREATIF, Ibu Guru Sepuh Ini Tak Kekurangan Akal, Bawa Nampan Sebagai Papan Tulis Mengajar Muridnya

Untuk memudahkan muridnya memahami materi pelajaran yang ia berikan maka Susilawati gunakan baki sebagai media papan tulis.

Editor: CandraDani
TRIBUNTIMUR.COM/SAMSUL BAHRI
Susilawati, guru SDN 131 Manyollong, Kecamatan Sinjai Tengah, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, menggunakan baki atau nampan alumunium sebagai papan tulis saat mengajar muridnya. 

Jumarotun (59) seorang guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Galih Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal tak patah arang dalam membina siswa-siswanya.

Dalam sebuah kesempatan belajar di rumah milik Umi Mukharomah Desa Galih, Bu Tun tampak semangat mengajar 3 siswanya dengan protokol kesehatan, di antaranya M Zhafran HQ.

 Siswa di Selatpanjang Kembali Belajar di Sekolah, Mereka Senang, Belajar di Rumah Sulit dan Jenuh

Ia bahkan membawa beberapa benda yang diperlukan sesuai buku pelajaran seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi hingga sampo untuk mempermudah proses belajar anak.

Perempuan yang kini tinggal di di Desa Gemuhblanten Kecamatan Gemuh itu setiap pagi mulai berkeliling.

Dengan tekun, ia mengajari setiap anak khusus kelas 1 SDN 1 Galih agar bisa berhitung, menulis dan membaca.

Katanya, 3 pokok dasar pembelajaran itu akan maksimal jika diajarkan secara tatap muka disertai dengan praktik.

"Pembelajaran ini baru tiga hari mulai Senin kemarin."

"Metodenya praktik dan ceramah (teori)."

 212 Ribu Warga Riau Terdampak Covid-19, Pemprov Riau Beri Bantuan Rp 300 Ribu per Bulan

tribunnews
PEMBELAJARAN TATAP MUKA: Jumarotun (59) guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Galih Kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal melakukan pengajaran tatap muka dengan protokol kesehatan, Rabu (5/8/2020). (TribunJateng.com/Saiful Ma'sum)

"Saya punya 15 siswa dan saya bagi pada 4 rumah dengan durasi pembelajaran sekitar setengah jam," terang Bu Tun di Kendal, Rabu (5/8/2020).

Sebelum pembelajaran visit home, dirinya sudah mempraktikkan pembelajaran daring maupun luring.

Pembelajaran daring dilakukan melalui WhatsApp sedangkan luring berupa penugasan yang diambil oleh masing-masing orangtua siswa.

Kata Jumarotun, kedua metode itu tak berhasil membuat anak didiknya paham dan mengerti pelajaran. Skema daring dirasa lebih berat untuk diterapkan pada siswa kelas satu sekolah dasar.

 MENGEJUTKAN,Sudah 5 Bulan Covid-19 di Riau, Namun 7 Kabupaten Ini Belum Salurkan Bantuan ke Warganya

Para siswa kesulitan dalam memahami pelajaran khususnya hitung-hitungan dan cenderung mengandalkan bantuan orangtua. Sedangkan skema pemberian tugas tak berjalan maksimal lantaran tak semua orangtua punya waktu untuk mengambil tugas di sekolahan.

"Itu yang saya terapkan di semester kemarin. Pada awal semester ini, saya inisiatif untuk mengajarnya langsung tatap muka."

"Saya juga minta ijin orangtua siswa dan pemilik rumah untuk dijadikan tempat pembelajaran, setiap tempat diikuti 3 dan 4 siswa," ceritanya.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved