Gejala Penyakit Ginjal: Sering Nyeri di Bagian Pinggul hingga Obat untuk Ginjal
Setelah dilakukan cangkok, pasien akan minum sejumlah obat agar tubuh dapat menerima organ donor.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Penyakit ginjal kerap membuat penderitanya mengalami nyeri atau rasa tak nyaman di bagian pinggang, punggung, atau perut.
Melansir WebMD, sakit pinggang bisa muncul saat ginjal bermasalah.
Pasalnya, organ yang berfungsi menyaring limbah dan cairan dari aliran darah ini terletak di bawah tulang rusuk, tepatnya di sisi kanan dan kiri perut.
Lantaran ginjal letaknya dekat dengan pinggang dan punggung, saat organ vital ini bermasalah, bagian tubuh tersebut tak kadang turut merasa nyeri.
Kendati demikian, sakit di beberapa bagian tubuh tersebut belum tentu tanda penyakit ginjal.
Umumnya, rasa nyeri karena sakit ginjal diikuti beberapa gejala lainnya.
• VIRAL Foto Rombongan Pria Berseragam, Dikira Militer, Polisi Jelaskan Hal Ini
• Positif Covid-19, Presiden AS Donald Trump Dikabarkan Kritis: TERUNGKAP Dokumen Aneh Ini
• Aneka Resep Camilan Sedap, Cara Membuat Puding Leci, Pisang Goreng Keju, Cimol Keju & Tiramisu Cake
Ciri-ciri sakit pinggang gejala penyakit ginjal
Penyebab nyeri pada penyakit ginjal biasanya karena infeksi ginjal atau penyakit ginjal.
Dilansir dari Healthline, ciri-ciri sakit pinggang gejala penyakit ginjal bisa dikenali dari lokasi nyeri, jenis nyeri, dan tingkat keparahan nyeri.
Lokasi nyeri
Sakit pinggang pada penyakit ginjal bisa terasa di salah satu atau kedua sisi pinggang dekat panggul.
Persisnya berada di kanan atau kiri tulang belakang, di antara bagian bawah tulang rusuk dan pinggul.
• Baku Tembak 15 Menit, TNI Sergap Honai di Nduga Papua, Satu Anggota Anak Buah Egianus Kogoya Tewas
• Nathalie Holscher Unggah Momen Bersama Anak-anak Sule, Akhirnya Bertemu Rizky Febian
Jenis nyeri
Sakit pinggang gejala penyakit ginjal biasanya sering dan bersifat menetap atau tidak timbul tenggelam.
Sakit pinggang pada infeksi ginjal umumnya tidak bertambah parah jika penderita bergerak.
Nyeri bisa sembuh sendiri tanpa bantuan obat. Sedangkan pada batu ginjal, sakit pinggang dapat bertambah parah saat digunakan untuk bergerak.
Terkadang, rasa sakit dari pinggang atau punggung bisa menjalar sampai ke paha bagian dalam atau perut bagian bawah.
Tingkat keparahan nyeri
Nyeri pada penyakt ginjal bisa terasa ringan sampai parah, tergantung kondisi penyakit.
Rasa sakitnya umumnya juga terasa sangat sakit dan tak sembuh sampai penyebab penyakit diatasi.
Tidak seperti sakit pinggang atau punggung biasa, tingkat keparahan sakitnya juga cenderung tidak berubah-ubah saat digunakan untuk bergerak.
Gejala penyakit ginjal
Selain sakit pinggang atau punggung bagian bawah, tanda penyakit ginjal yang jamak dirasakan penderitanya, yakni:
- Demam atau meriang sampai menggigil
- Mual dan muntah
- Urine berwarna keruh atau cokelat
- Sering kencing
- Buang air kecil terasa sakit
- Ada riwayat infeksi salurang kencing
- Ada darah dalam urine Keluar batu kecil-kecil saat kencing
Apabila muncul gejala di atas, segera periksakan diri ke dokter agar penyakit segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Selain penyakit ginjal, penyebab sakit pinggang umumnya karena gangguan pada otot, tulang, atau saraf di tulang belakang.
Anda perlu berkonsultasi ke dokter apabila sakit pinggang tak kunjung sembuh, atau rasa nyerinya menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Cara mengobati penyakit ginjal
Sebelum menentukan jenis pengobatan untuk penyakit ginjal, dokter akan memastikan penyebabnya terlebih dulu.
Beberapa jenis pengobatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi penyakit ginjal, seperti dikutip dari Halo Doc adalah:
* Obat-obatan. Dalam mengobati penyakit ginjal, dokter akan memberikan salah satu obat darah tinggi dari golongan ACE inhibitors (contohnya ramipril, captopril) atau ARBs (contoh valsartan dan irbesartan.
Selain mengontrol tekanan darah, kelompok obat ini juga bisa mengurangi kadar protein di dalam urine.
Hormon erythropoietin (EPO) juga dapat diberikan pada penderita penurunan fungsi ginjal dengan anemia. Untuk infeksi ginjal dokter akan memberikan antibiotik selama satu sampai dua minggu sebagai bagian pengobatan gangguan ginjal.
* Prosedur terapi batu ginjal. Batu ginjal yang kecil dan dengan gejala yang ringan tidak perlu tindakan khusus untuk mengatasinya.
Pasien akan dianjurkan untuk minum 2 sampai 3 liter air per hari untuk membilas saluran kemih, diberikan obat penghilang rasa sakit seperti parasetamol atau ibuprofen, serta diberikan obat untuk melemaskan otot saluran kemih (alpha blocker) sehingga batu dapat keluar dengan cepat dan tanpa nyeri.
Bila batu cukup besar dan dianggap tidak dapat keluar sendiri, dilakukan beberapa prosedur untuk mengeluarkan batu dari ginjal, yaitu:
1. Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL). Batu dihancurkan menjadi ukuran yang lebih kecil sehingga dapat dibuang bersama urine dengan menggunakan gelombang suara yang menghasilkan getaran dari mesin ESWL.
2. Ureteroscopic Lithotripsy (URS). Melalui metode ini akan dimasukkan selang yang dilengkapi dengan kamera ke dalam saluran kemih melalui lubang tempat urine keluar.
Kemudian, batu akan dihancurkan dengan alat khusus sehingga menjadi ukuran yang lebih kecil, agar dapat dikeluarkan lewat saluran kemih.
3. Percutaneous Nephrolithotomy (PCNL). Dilakukan dengan mengambil batu dengan alat khusus yang dimasukkan melalui punggung untuk mencapai ginjal. Tindakan ini membutuhkan pembiusan (anestesi) umum sebagai prosedur pengobatan gangguan ginjal.
* Diet. Ginjal berfungsi untuk menyaring zat limbah tubuh, beberapa mineral dan cairan. Bila terdapat penurunan fungsi ginjal, sulit bagi ginjal untuk membuang zat-zat limbah tersebut.
Oleh karena itu pola diet yang sebaiknya dijalani oleh penderita penurunan fungsi ginjal adalah diet rendah protein dan beberapa mineral seperti natrium, kalium, serta fosfat. Selain itu penting untuk membatasi asupan cairan, sehingga cairan tidak menumpuk dalam tubuh sebagai pengobatan gangguan ginjal.
* Terapi pengganti ginjal. Jika ginjal sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya, terdapat tiga cara untuk menggantikan tugas ginjal, yaitu:
1. Cuci darah atau hemodialisis. Menggunakan mesin yang dihubungkan dengan pembuluh darah untuk menyaring dan membuang zat yang tidak diperlukan oleh tubuh di dalam darah.
Diperlukan akses di pembuluh darah untuk dihubungkan ke dalam mesin. Bila diperlukan untuk cuci darah segera, akan dipasang kateter di pembuluh darah vena di leher, yaitu selang seperti infus yang biasa dipasang di tangan, namun dipasang pada pembuluh darah besar di leher.
Bila cuci darah sebagai pengobatan gangguan ginjal dilakukan secara terencana dan untuk jangka waktu yang lama, akan dipasang akses di lengan atau tungkai dengan menghubungkan pembuluh darah arteri dan vena, akses ini dinamakan cimino.
2. Continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD). Berbeda dengan cuci darah, CAPD menggunakan selaput pada dinding perut dalam untuk mencuci darah.
Sama halnya dengan cuci darah, CAPD juga membutuhkan akses permanen seperti selang yang akan dipasang melalui dinding perut.
Cairan yang digunakan untuk mencuci darah akan dimasukkan ke dalam selang tersebut dan didiamkan beberapa waktu sebelum akhirnya dibuang.
3. Cangkok ginjal atau transplantasi ginjal. Dilakukan dengan memindahkan satu ginjal dari donor yang cocok dan ditanamkan ke dalam tubuh penderita.
Sebelum dilakukan transplantasi, akan dilakukan beberapa pemeriksaan untuk menentukan apakah pasien merupakan kandidat yang baik untuk transplantasi ginjal.
Setelah dilakukan cangkok, pasien akan minum sejumlah obat agar tubuh dapat menerima organ donor.
Bila transplantasi sukses, pasien tidak perlu menjalani pengobatan gangguan ginjal yang lain.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ciri-ciri Sakit Pinggang Gejala Penyakit Ginjal", Klik untuk baca: https://health.kompas.com/read/2020/10/03/060300268/ciri-ciri-sakit-pinggang-gejala-penyakit-ginjal?page=all#page2