TERNYATA Dalang Pembunuhan Muhammad Thoyib Adalah Anggota TNI yang Dipecat Karena Jual Amunisi
Aparat gabungan TNI-Polri menangkap satu terduga pembunuh Muhammad Thoyib (39), di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo
TRIBUNPEKANBARU.COM - Aparat gabungan TNI-Polri menangkap satu terduga pembunuh Muhammad Thoyib (39), di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua.
Toyyib terbunuh dengan sejumlah luka benda tajam pada 20 Agustus 2020.
"Tertangkap 1 tersangka atas nama YM kasus pembunuhan."
"Yang mana tersangka utamanya masih DPO," kata Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Awi Setiyono lewat keterangan tertulis, Senin (5/10/2020).
Awi menuturkan, tim gabungan masih memburu pelaku utama terkait kasus pembunuhan itu.
Tersangka utama kasus itu merupakan pecatan TNI dalam kasus penjualan amunisi.
"Memang tersangka utama merupakan pecatan anggota TNI atas kasus penjualan amunisi."
"Dan yang bersangkutan telah diproses secara hukum dan dipecat," ungkapnya.
Lebih lanjut, Awi mengungkapkan petugas juga telah menangkap empat tersangka kasus lain yang merupakan anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
"Ditangkap pula anggota KKB lainnya yang terlibat dalam kepemilikan senjata tajam atas nama YY."
"Pembakaran ATM BRI atas nama AS alias Koroway, serta makar atas nama PM dan KM," bebernya.
Kelima tersangka itu berhasil ditangkap oleh satgas gabungan Nemangkawi dan ditahan di Mapolda Papua.
Ke depan, pihaknya akan menangkap petinggi KKB lainnya yang terus menjadi provokator separatis Papua.
Sebelumnya diberitaka Kompas.com, seorang warga ditemukan tewas dengan luka panah dan bacokan di Jalan Bandara Dekai, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua, Kamis (20/8/2020).
Kabid Humas Polda Papua Kombes AM Kamal mengatakan, korban bernama Muhammad Thoyib (39) dan bekerja sebagai buruh di sebuah toko mebel di Dekai.
Berdasarkan keterangan pemilik toko tempat korban bekerja, Suparlan, sebelum ditemukan tewas, Thoyib baru saja meminta uang untuk mencari tukang pijat.
"Diketahui sebelum kejadian, korban meminta uang kepada istri dari Suparlan."
"Kemudian pergi keluar untuk mencari tukang pijat sekitar pukul 10.00 WIT," ujar Kamal lewat keterangan tertulis, Jumat (21/8/2020.
Korban, kata Kamal, ditemukan tewas oleh saksi bernama Helmy Fathurrokhman yang hendak pulang ke perumahan Kompleks Bandara pada pukul 12.15 WIT.
Di tengah perjalanan, saksi melihat sebuah sepeda motor yang terjatuh di pinggir jalan sekitar 200 meter dari tempatnya berdiri.
Kemudian, saksi tetap berjalan dan menoleh ke samping kiri dan melihat seseorang tergeletak.
Sejumlah anak panah masih tertancap di tubuh korban tersebut.
Saksi juga melihat bercak darah di bagian leher korban.
"Dari hasil olah TKP ditemukan barang bukti berupa beberapa anak panah baik yang tertancap di tubuh korban maupun luka-luka korban serta sepeda motor milik korban," jelas Kamal.
Menurut dia, jarak dari sepeda motor korban dengan lokasi jenazah sekitar 200 meter, dan kini Jenazah korban berada di RSUD Dekai.
Kamal belum bisa memastikan apakah pembunuhan Muhammad Thoyib masih terkait kasus yang menewaskan Hendry Jovinski, staf KPU Yahukimo, pada 11 Agustus 2020.
"Belum bisa dipastikan apakah kedua kasus tersebut terkait atau tidak."
"Karena hingga kini masih didalami," kata dia.
Staf KPU Kabupaten Yahukimo Papua Ditikam Hingga Tewas Setelah Bilang Saya Orang Indonesia
Henry Jovinski (24), staf Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Yahukimo, ditusuk hingga meninggal di Jembatan Brasa Kecil, Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua, Selasa (11/8/2020) sekitar pukul 14.20 WIT.
Pelaku penusukan diduga orang tidak dikenal.
Ketua KPU Papua Theodorus Kossay membenarkan insiden penusukan hingga berujung tewasnya Henry Jovinski.
"Henry staf KPU Yahukimo," kata Theodorus, saat sesi jumpa pers di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia, Rabu (12/8/2020).
Theodorus menjelaskan, insiden penusukan itu berawal saat Kenan Mohi, staf KPU Kabupaten Yahukimo, meminta diantarkan Henry ke kediamannya di Jalan Gunung.
"Keduanya ini dari kantor sedang menuju ke rumahnya Kenan Mohi, orang asli Yahukimo."
"Keluarganya (Kenan Mohi) sakit, tujuan dari kantor (KPU Yahukimo) ke rumah mengantarkan obat," ungkap Theodorus.
Di perjalanan, rombongan itu bertemu orang tidak dikenal.
Orang tidak dikenal itu meminta diperlihatkan kartu tanda penduduk.
"Ditanya, kamu orang mana, kemudian yang belakang ini orang mana? Mana KTP? Ditanya (Henry Jovinski menjawab), saya orang Indonesia," kata dia.
Kemudian, orang tidak dikenal itu menusuk Henry Jovinski di belakang.
"Ditusuk di belakang. Korban jatuh pingsan. Setelah itu muncul satu pelaku tidak dikenal. Kemudian dibacok juga di situ," paparnya.
Kenan Mohe berupaya melarikan diri. Selain itu, dia berteriak untuk meminta pertolongan.
"Menyatakan tolong, tolong, tolong sebanyak tiga kali, dan ternyata tidak ada orang yang lewat di situ," tuturnya.
Akhirnya, Kenan Mohe pulang ke rumah, lalu, meminta istrinya agar melaporkan peristiwa itu kepada aparat kepolisian.
"Akhirnya, istri melapor kepada Kepolisian Yahukimo, dan korban ditolong oleh polisi setelah dilapor oleh istri."
"Kenan Mohe menjadi saksi dan memberi keterangan kepada pihak kepolisian," bebernya. (Igman Ibrahim)
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Pembunuh Warga Sipil di Yahukimo Papua Diringkus, Dalangnya Pecatan TNI yang Jualan Amunisi, https://wartakota.tribunnews.com/2020/10/05/pembunuh-warga-sipil-di-yahukimo-papua-diringkus-dalangnya-pecatan-tni-yang-jualan-amunisi?page=all.