Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Damaikan UEA dengan Israel, Donald Trump Disebut Layak Terima Hadiah Nobel Perdamaian

Sudah melakukan upaya perdamaian UEA dengan Israel, Trump nilai dirinya layak dapatkan hadiah Nobel perdamaian

Editor: Budi Rahmat
Doug Mills-Pool / Getty Images / AFP
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump saat diskusi meja bundar dengan pendukung Afrika-Amerika di Ruang Kabinet Gedung Putih pada 10 Juni 2020 di Washington, DC. 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Dua kali pernah mengatakan bahwa dirinya pantas mendapatkan hadiah nobel perdamaian, kini Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dilaporkan kembali layak mendapatkannya.

Hal tersebut dibeberkan pihak istana menilik dari upaya yang dilakukan Trump pada perdamaian UEA dan Israel.

Hal tersebut yang kemudian dianggap bahwa Trump layak dan pantas mendapatkan hadiah nobel perdamaian.

Seperti dkutip dari Kompas.com, penghargaan bergengsi di dunia, Hadiah Nobel Perdamaian akan diumumkan hari ini, Jumat (9/10/2020).

Donald Trump
Donald Trump (NBC News)

Penghargaan yang diinisiasi oleh Afred Nobel pada tahun 1895 ini merupakan satu 6 penghargaan lain yang meliputi bidang fisika, kimia, sastra, kedokteran atau psikologi dan ilmu ekonomi.

Sebelumnya, menurut TIME, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kerap mengatakan beberapa kali bahwa dia yakin dan pantas memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian.

Pada rapat umum bulan Januari tahun ini di Toledo, Ohio, presiden Trump memberi tahu audiensnya bahwa Hadiah Nobel 2019 yang diberikan kepada Presiden Ethiopia, Abiy Ahmed seharusnya diberikan kepadanya.

Pada tahun 2018, Trump mengatakan bahwa dia pantas mendapatkan penghargaan itu atas upayanya meyakinkan Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un untuk menyerahkan senjata nuklir.

Namun, laporan rahasia PBB baru-baru ini menunjukkan bahwa Korea Utara masih terus melanjutkan program senjata nuklirnya.

Tahun ini, Gedung Putih mengatakan Trump dinominasikan atas perannya sebagai perantara dalam Kesepakatan Abraham antara Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel yang kontroversial.

Sebuah upacara penandatanganan pada bulan September lalu memungkinkan Trump untuk mempresentasikan “Rencana Perdamaian Timur Tengah” sebagai kemenangan, meskipun gagal untuk memajukan solusi bagi konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun.

Abraham Accords atau Kesepakatan Abraham meresmikan dinamika pergeseran kekuatan yang sudah berlangsung di Timur Tengah, kata para analis, tetapi apakah dinamika tersebut mengarah pada stabilitas yang lebih atau kurang masih merupakan pertanyaan.

Trump juga dilaporkan akan dinominasikan sebagai kandidat peraih Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 2021 mendatang.

Pengusulnya, Christian Tybiring-Gjedde adalah politisi sayap kanan sekaligus Ketua Dewan Parlemen Organisasi Kerja Sama Atlantik Utara (NATO).

Dalam pernyataannya yang dikutip Fox News, Tybring-Gjedde mengatakan dia mencalonkan Trump atas jasanya dalam kesepakatan Israel dan Uni Emirat Arab. (*)

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved