Kenangan Pilu Ayah Kandung Rangga Bocah yang Tewas Dibacok Saat Lindungi Ibu, Korban Anak Cerdas
Fajar ayah kandung Rangga menuturkan kenangan pilunya mengenai sosok bocah pemberani itu.
Kepergian Rangga, bocah berusia 10 tahun yang tewas saat melindungi ibunya dari pemerkosa, membuat sedih banyak orang. Bahkan pembunuhan dan pemerkosaan yang terjadi di Aceh Timur itu menjadi pemberitaan skala nasional. Sang ayah kandung menuturkan kenangan pilu mengenai anak pertamanya yang merupakan sosok bocah pemberani itu.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Fadli Fajar tak bisa menyembunyikan kesedihannya saat dihubungi Serambi, Selasa (13/10/2020).
Fajar merupakan ayah kandung Rangga yang saat ini tinggal di Kota Medan, Sumatera Utara.
Ia tak kuasa menahan tangis mengingat anak kesayangannya itu kini telah tiada.
Fadli mengatakan, Rangga baru dua minggu tinggal bersama ibunya, Dn, di Kecamatan Birem Bayeun Aceh Timur.
Sejak berpisah dengan Dn dua tahun lalu, Rangga bersama sang adik memang tinggal bersama dirinya di Medan Selayang.
"Tanggal 19 September 2020 lalu, saya baru saja merayakan ulang tahun almarhum yang genap berusia 10 tahun," ujar pria berdarah Aceh-Karo ini sambil menangis.
Berapa hari setelah merayakan ultahnya yang ke-10, ibu Rangga, Dn, datang ke rumahnya di Medan Selayang dengan maksud membawa Rangga ke Aceh. Saat itu, Fadli mengaku berat melepas kepergian putra pertamanya itu.
“Tapi karena almarhum terus merengek dan bersikeras ikut. Akhirnya saya mengizinkannya,” imbuhnya.
Karena itu, ia sempat kaget dan tak percaya mendengar kabar anaknya itu telah meninggal dunia.
"Saya hampir tak percaya mendengar kabar Rangga meninggal. Dia meninggal terkena sabetan parang pelaku karena berusaha membantu ibunya di rumah itu," ujar Fadli.
"Saya dapat kabar bahwa sebelum meningal, anak saya sempat disuruh lari sama ibunya. Tapi dia tidak mau lari, dia lawan pelaku. Setelah terkena parang, ia sempat berucap sakit. Lalu ia langsung terdiam, mungkin saat itu anak saya ini sakratul maut," imbuhnya lagi.
Fadli mengenang, Rangga merupakan anak yang cerdas. Dia selalu mendapat ranking 1 dan 2 di sekolahnya. Rangga juga sudah bisa membaca Alquran.
"Almarhum memang beda dengan anak seusianya. Ia anak cerdas, periang, keras berpendirian, dan selalu mendapat rangking di kelas. Bahkan sekarang Ia sudah mampu membaca Alquran," kenang ayahnya menangis sedih.
Kini, Fadli Fajar telah mengikhlaskan kepergian anak kesayangannya itu.
"Allah SWT lebih sayang kepadanya, sehingga memanggilnya duluan dari pada kami. ‘Selamat jalan nak, kami akan selalu merindukanmu nak’," ucap ayahnya kembali menangis.
Diakhir perbincangan, Fadli Fajar berharap penegak hukum memberikan ganjaran seberat-beratnya kepada pelaku, supaya tidak ada lagi Rangga Rangga lain yang menjadi korban. (zubir)
Luka Mengerikan Terungkap dari Hasil Visum
Jenazah Rangga ditemukan mengambang di sungai setelah dibawa kabur oleh pelaku yang memperkosa ibunya.
Hasil visum bocah 10 tahun berinsial Rangga, yang tewas setelah membantu ibunya yang hendak diperkosa keluar.
Dari hasil visum diketahui bahwa, sekujur tubuh korban dipenuhi dengan luka bacok.
Pihak medis menduga, penyebab kematian Rangga lantaran putusnya nadi besar di sebelah kiri akibat benda tajam.
Seperti diketahui bocah lelaki ini diduga dibunuh oleh tersangka Samsul Bahri (36) sebelum mamanya yang masih muda berinisial Dn (28) diperkosa pelaku.
• Nasib Malang Bocah 9 Tahun Dibacok karena Lindungi Ibunya dari Pemerkosa, Mayat Ditemukan di Sungai
Kasus ini terjadi di rumah ibu rumah tangga ini di salah satu gampong dalam Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur, Sabtu (10/10/2020) jelang Subuh.
Saat itu suami korban sedang tak di rumah karena sedang memancing yang biasanya pagi atau bakan terkadang siang baru pulang.
Adapun informasi terkini menyangkut hasil visum korban disampaikan Kapolres Langsa, AKBP Giyart, melalui Kasat Reskrim, Iptu Arief S Wibowo, secara tertulis kepada Serambinews.com, Minggu (11/10/2020) malam.
Iptu Arief mengatakan korban diperkirakan sudah meninggal karena dibunuh tersangka Samsul Bahri (36) pada Sabtu (10/10/2020) jelang Subuh.
"Mayat korban ditemukan mengapung di seputaran sungai Gampong Alue Gadeng Kampung, Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur, dalam keadaan masih memakai pakaian lengkap pada Minggu (11/10/2020) sore," ujar Kasat Reskrim.
Iptu Arief menambahkan, setelah ditemukan tim gabungan langsung mengevakuasi jenazah dan membawanya ke RSUD Langsa untuk dilakukan visum.
Hasil visum oleh tim medis menerangkan, adanya luka bacok pundak kiri sepanjang 15 cm lebar 5,5 cm dengan kedalaman luka 5,5 cm.
Luka Bacok di leher kiri sepanjang 8 cm lebar 1,5 cm dan kedalaman 2 cm. Luka bacok di rahang kiri panjangnya 14,5 cm lebar 2,5 cm dengan kedalaman 2 cm.
Kemudian ada juga luka tusuk di leher depan dengan kedalaman 3,5 cm dan panjang 1,5 cm. Luka tusuk bahu kiri lebar 1,5 cm dan panjang 4 cm serta kedalaman 3,5 cm.
Luka sayat di leher sebelah kiri dengan lebar 0,5 cm dan luka kanan dada bawah. Luka bacok di tangan kanan sampai dengan pergelangan tangan dengan panjang 10 cm dan Lebar 1,5 cm serta kedalamannya 5 cm.
Selain itu ada luka bacok di lengan kanan bawah dengan panjang 5,5 cm dan lebar 2 cm, serta luka bacok jari kanan mengenai jari kelingking, manis, dan tengah.
"Pihak medis menduga penyebab kematian korban karena putusnya nadi besar di sebelah kiri akibat benda tajam," jelas Kasat Reskrim.
Kronologi
Polres Langsa pada Selasa (13/10/2020) siang, membeberkan kronologi peristiwa pemerkosaan dan pembunuhan yang dilakukan tersangka Samsul.
Kapolres Langsa, AKBP Giyarto SH SIK, melalui Kasat Reskrim, Iptu Arief S Wibowo dalam konferensi pers kepada awak media menyampaikan kronologis tindak pidana pemerkosaan yang disertai kekerasan dan penganiayaan yang menyebabkan hilang nyawa.
Kasus ini terjadi pada Sabtu (10/10/2020) pukul 02.00 WIB, di rumah korban di Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur.
Perbuatan keji itu dilakukan oleh tersangka Samsul Bahri, seorang residivis kasus pembunuhan berstatus pengangguran dan juga beralamat di Kecamatan Birem Bayeun.
Awalnya, terang Kasat Reskrim, pelaku Samsul masuk ke rumah korban melalui pintu depan dengan mencongkel kunci kayu menggunakan benda tajam berupa parang.
Setelah pintu rumah korban terbuka, pelaku Samsul langsung melihat korban yang sedang tidur bersama dengan anaknya.
Pelaku kemudian meraba-raba tubuh korban D yang sedang tertidur.
Merasa tubuhnya diraba-raba, korban D pun terbangun dan terkejut melihat pelaku Samsul sudah berada di samping tempat tidurnya tanpa menggunakan pakaian dan memegang senjata tajam berupa parang.
"Korban DN spontan langsung membangunkan anaknya (korban R) agar lari dari rumahnya itu untuk menyelamatkan diri," papar Kasat Reskrim.
Saat korban R terbangun dan melihat pelaku Samsul, bocah kelas 2 SD tersebut langsung sopntan berteriak minta tolong.
Seketika itu pula Samsul langsung membacok korban R di bagian pundak sebelah kanan.
Selanjutnya, pelaku mendorong korban D dan kembali menebas bagian leher korban R, dilanjutkan dengan menusuk pundak sebelah kiri korban R (Rangga) dan dada D masing-masing sebanyak 1 kali.
"Setelah itu, pelaku menyeret korban D keluar dari rumahnya dan mencoba memperkosa korban D," ujar Iptu Arief menceritakan kronologis kejadian.
Dalam kondisi luka di dadanya, korban D pun berusaha menolak perbuatan pelaku yang ingin memperkosanya.
Melihat itu, pelaku kemudian mencekik leher korban dan membenturkan kepala D ke rabat beton jalan yang berjarak 50 meter dari rumah korban.
Setelah korban lemas, pelaku melakukan pemerkosaan terhadap korban D untuk yang pertama kalinya, dan setelahnya korban D mengalami pingsan.
Saat tersadar, korban D melihat dirinya sudah dibawa ke perkebunan kelapa sawit yang berjarak 10 meter dari jalan itu oleh pelaku tanpa menggunakan celana dan hanya mengenakan baju tidur.
Melihat korban tersadar, pelaku kemudian kembali memperkosa korban D untuk yang kedua kalinya.
Setelah melampiaskan nafsu bejatnya, pelaku kemudian mengatakan kepada korban D, "Kau ikut aku ya, anak kau kita buang aja ya".
Korban menjawab, "Jangan, biar bapaknya aja yang kubur," (sambil tersangka mengikat tangan korban D dengan menggunakan kain).
Setelah itu pelaku kembali ke rumah korban dan membawa karung yang berisikan jenazah korban R ke arah sungai.
Lalu pelaku kembali ke arah rumah korban dan mengambil karung kedua yang bergerak-gerak dan meletakkan karung Itu yang berjarak sekitar 3-5 meter dari korban.
Saat itu, pelaku seperti sedang mengorek-ngorek tanah, lalu pelaku mengambil karung yang bergerak-gerak tersebut dan berjalan ke arah sungai selama kurang lebih 30 menit.
Melihat kesempatan tersebut, korban D pun kemudian berusaha melepaskan ikatan yang ada di tangannya.
Beruntung, tepatnya saat azan subuh berkumandang, korban D berhasil melepaskan ikatan di tangannya.
"Begitu ikatan tangan terlepas, saat itu juga korban D langsung berlari menuju ke rumah warga untuk meminta pertolongan kepada warga setempat," urai Kasat Reskrim.
Sudah Lama Mengincar
Kini fakta baru terkuak dari peristiwa tragis itu.
Ternyata pelaku pemerkosaan, Samsul Bahri (41), sudah lama berencana memperkosa ibu muda tersebut.
Ibu muda yang diperkosa oleh Samsul Bahri diketahui berinisial D (28).
Samsul Bahri sendiri merupakan seorang residivis yang baru saja bebas dari penjara berkat asimilasi Covid-19.
Peristiwa pembacokan yang menewaskan R (10) terjadi di sebuah gubuk di pedalaman Kabupaten Aceh Timur, Sabtu (10/10/2020).
R sendiri merupakan warga kecamatan Bierum Bayeum.

Setelah dibacok hingga tewas, jasad R dibawa pergi oleh pelaku.
Kejadian berawal ketika tersangka Samsul Bahri masuk ke gubuk R dan sang ibu.
Mendengar kegaduhan, R pun terbangun dan membantu ibunya.
Naas, pelaku justru membacok R di depan sang ibu.
Pria yang merupakan residivis asal Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur itu rupanya telah lama berencana memperkosa ibu muda berinisial D (28).
Niat itu muncul karena pelaku setiap hari melewati rumah korban.
Tak hanya itu, pelaku juga kerap singgah dan mengobrol dengan suami korban jika sedang ada di rumah.
Ia pun nekat menghabisi nyawa R (9), anak korban dari pernikahan pertamanya, karena bocah laki-laki itu berteriak minta tolong saat ibunya hendak diperkosa.
Di depan D, tersangka Samsul membacok dan menusuk korban R hingga tak bernyawa.
Setelah itu, barulah ia melampiaskan nafsunya kepada D sebanyak dua kali.
Setelah anaknya dibunuh dan dirinya diperkosa hingga pingsan, D kemudian dibawa ke perkebunan sawit dan kembali diperkosa oleh pelaku.
Tersangka bahkan sempat mengajak korban D untuk ikut dengannya.
Sementara itu, ia mengatakan kepada korban kalau jenazah anaknya dibuang saja.
Dilansir TribunnewsBogor.com dari Serambinews.com, Selasa (13/10/2020), Kapolres Langsa, AKBP Giyarto SH SIK melalui Kasat Reskrim, Iptu Arief Sukmo Wibowo SIK mengatakan, sebelum melakukan pemerkosaan terhadap D dan pembunuhan terhadap anak korban R, pada Sabtu (10/10/2020) dini hari, pelaku sudah duluan mengawasi lokasi.
Tersangka Samsul Bahri, sebut Kasat Reskrim, rupanya telah lama merencanakan melakukan pemerkosaan terhadap ibu muda tersebut.
Tak hanya itu, pelaku juga rupanya selama ini hampir setiap hari melintasi rumah korban saat menuju ke kebun milik keluarga tersangka.
Bahkan, pelaku juga kenal dengan suami D berinisial A, walaupun mereka baru dua bulan tinggal di sana.
Malah, pelaku terkadang juga singgah di rumah korban jika ada suami korban untuk mengobrol.
Korban Merasa Tak Tenang
Sebelum kejadian, korban D sendiri sudah merasa tidak tenang dan mencium ada hal aneh di rumahnya.
Menurut pengakuan korban, pernah ada orang yang mengintipnya saat tidur pada malam hari di rumahnya tersebut.
Peristiwa itu pun sudah pernah dilaporkan oleh korban D kepada suaminya.
"Sehingga, korban D meminta izin pada suami keduanya itu untuk menjemput anaknya (korban R) di Medan. Supaya ada teman di rumah jika suaminya malam bekerja sebagai nelayan pemancing di sungai," jelas Iptu Arief.
Sebab berapa minggu sebelum kejadian, almarhum R masih bersama ayah kandungnya (mantan suami D) di Kota Medan.
R kemudian dijemput oleh korban D dan didaftarkan sekolah di tempat tinggal ibunya sekarang.
Sehingga pada saat kejadian, R sedang berada di rumah ibunya hingga akhirnya tewas.
"Pelaku melakukan perbuatan tindak pidana pemerkosaan dan pembunuhan ini dalam kondisi sadar, dan sebelumnya ia mengaku telah merencanakan memerkosa korban," sebut Iptu Arief.
(TribunNewsmaker.com/*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Serambinews.com dengan judul Selamat Jalan Nak, Kami Akan Selalu Merindukanmu dan di Tribunnewsbogor.com dengan judul Sudah Rencanakan Pemerkosaan, Samsul 2 Kali Setubuhi Ibu Muda: Ikut Aku Ya, Anak Kau Kita Buang Aja dan di Tribunnews.com Pelaku Pemerkosa Ibu Muda dan Bacok Bocah 9 Tahun Kerap Kunjungi Rumah, Korban Merasa Tak Tenang