Aksi Tolak UU Cipta Kerjanya Serius, Tapi Isi Spanduk Pendemo Buruh Wanita Ini Bikin Ngakak Warga

Spanduk-spanduk ini berisi tulisan jeritan para buruh wanita terkait penolakan terhadap Omnibus Law Cipta Kerja.

Editor: CandraDani
TRIBUNNEWSBOGOR.COM/NAUFAL FAUZY
Sejumlah buruh perempuan membawa spanduk terkait penolakan terhadap Omnibus Law Cipta Kerja di depan Kantor Bupati Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat (16/10/2020). 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Demo buruh tolak Omnibus Law atau UU Cipta Kerja di depan   Kantor Bupati Bogor   diwarnai spanduk-spanduk nyeleneh yang dibawa oleh para buruh wanita, Jumat (16/10/2020) kemarin.

Pantauan TribunnewsBogor.com, spanduk-spanduk ini berisi tulisan jeritan para buruh wanita terkait penolakan terhadap Omnibus Law Cipta Kerja.

"(Emoji menangis) Omnibus Law. Aku belum melahirkan, tapi perih duluan pak. Perih pak, perihhh !," begitu isi tulisan spanduk yang dibawa salah satu buruh wanita.

"Kejamnya cicilan tak sekejam Omnibus Law (emoji menangis)," isi spanduk yang dibawa buruh perempuan yang lainnya.

Baca juga: Lapor Pak Luhut! Pejabat yang Tolak UU Cipta Kerja Bertambah, Kali ini DPRD Kota Sukabumi

Baca juga: PKS Sudah Pegang Kartu AS, Perubahan Draft UU Cipta Kerja Bisa Mudah Dibongkar

Baca juga: Diintimidasi Oknum Polisi Saat Liput Tolak UU Cipta Kerja,Puluhan Jurnalis Minta Kapolda Usut Pelaku

tribunnews
Polwan sambut massa demo buruh tolak Omnibus Law Cipta Kerja kepung kantor Bupati Bogor di Jalan Tegar Beriman, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat (16/10/2020) siang. (TRIBUNNEWSBOGOR.COM/NAUFAL FAUZY)

Ada pula spanduk lain yang berisi kepanjangan dari singkatan DPR menjadi 'Dewan Penghianat Rakyat' serta ada pula spanduk yang berisi doa agar DPR sengsara tujuh turunan.

Selain itu terpantau, pada pukul 15.00 WIB sejumlah perwakilan dari para buruh dipersilahkan masuk ke area Kantor Bupati Bogor yang rencananya akan dipertemukan dengan Bupati Bogor Ade Yasin.

Sementara massa buruh lainnya masih bertahan di depan gerbang Kantor Bupati Bogor meski langit terpantau sudah mulai mendung.

Baca juga: Pelajar SMA Ikut Demo, Anies Baswedan Tak Tinggal Diam: Baiknya Suruh Mereka Bahas UU Ciptaker Itu

Baca juga: Gegara Ikut Demo Tolak UU Cipta Kerja, Mahasiswi Ini Malah Diputus Pacar, Ceritanya Viral

Baca juga: Inilah Indonesia, Aksi Demo Tolak UU Cipta Kerja Pun Diwarnai Pertandingan Catur Sampai Joget Tiktok

Dukun Bertindak

Mahasiswa yang berdemonstrasi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat (16/10/2020) menggelar teratrikal.

Teatrikal yang ditampilkan adalah ritual para dukun yang mengirimkan santet ke Gedung DPR RI.

Terdapat keranda mayat bertuliskan "Hati Nurani DPR" yang disimbolkan telah mati.

Sambil bersimpuh mengelilingi keranda, sejumlah orang dari Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) berpakaian seperti dukun mengadahkan tangannya ke atas.

"Dukun santet dari Banyuwangi, dari Gunung Merapi segera lakukan ritual. Mari kita saksikan para dukun melakukan ritual saat ini," kata orator di atas mobil komando..

"DPR-nya bikin malu. Mak Lampir dan Grandong, Kuntilanak saat ini datang ke Jakarta. Hadirkan mereka di Gedung DPR," imbuhnya.

Orator mengatakan, ritual santet hingga mengirimkan para makhluk gaib ke gedung DPR jadi upaya satu-satunya yang bisa mereka lakukan untuk mengalahkan kewenangan para legislator pembuat UU Cipta Kerja.

"Tetap lakukan ritual. Ritual ini satu-satunya yang akan mengalahkan DPR. Karena UU ini sangat gaib kawan-kawan," jelas dia.

"Sudah dikeluarkan semua ilmunya? Belum? Keluarkan lagi. Sembur itu ubun - ubunnya. Jangan pernah menyalahkan dukun yang ada di sini jika nanti DPR di malam hari buang air besarnya keluar paku," tutur orator.

Baca juga: Satu Lagi Aktifis di Dumay Ditangkap Polisi Terkait Demo UU Cipta Kerja, Pemilik Akun @podoradong

Baca juga: RUU PKS Saja Udah 4 Tahun Belum Kelar, Ini RUU Cipta Kerja 9 Bulan Harus Disahkan? Tunggu Dulu

Baca juga: Video: Ngaku Sudah Baca Draf UU Cipta Kerja, Hotman Paris Bilang Ini di Medsos

Polisi Siaga di Stasiun dan Fasilitas Umum

Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) melancarkan aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat pada Jumat (16/10/2020).

Kepolisian melakukan antisipasi terhadap kelompok penyusup yang mungkin akan memanfaatkan aksi unjuk rasa penolakan UU Cipta Kerja tersebut.

Personel gabungan sengaja TNI/Polri disiagakan pada stasiun maupun sejumlah fasilitas umum di sekitar kawasan titik aksi.

Penyiagaan ini merupakan langkah antisipasi berkaca dari kejadian demonstrasi tanggal 8 dan 13 Oktober kemarin.

Di mana ada sejumlah kelompok perusuh yang memanfaatkan momen dengan tujuan membuat kericuhan.

"Untuk antisipasi kita memang antisipasi ada kelompok - kelompok tertentu yang menumpang di area aksi ini sudah kita lakukan scanning baik di stasiun, tempat - tempat umum," ungkap Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto di lokasi, Jumat.

Ia berharap langkah antisipasi yang dilakukan aparat kepolisian dan TNI dapat mencegah terjadinya kerusuhan seperti demo - demo sebelumnya.

"Mudah - mudahan tidak ada yang bergabung atau tidak masuk kelompok yang akan bikin suasana ricuh," ujarnya.

Sebanyak 650 aparat gabungan disiagakan untuk mengamankan aksi penyampaian pendapat di sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat. Meliputi 450 personel kepolisian dan 200 personel TNI.

Berdasarkan pengamatan Tribunnews.com di lokasi, ada dua aliansi massa yang berunjuk rasa di waktu bersamaan. Satu aliansi dari mahasiswa BEM SI, dan lainnya dari aliansi Kelompok Miskin.

Aliansi kelompok mahasiswa menyampaikan pendapat di depan Gedung Sapta Pesona Kementerian Pariwisata, sementara Aliansi Kelompok Miskin di depan pintu silang Monas dekat kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.

Akses ditutup

Sebelumnya, jelang aksi unjuk rasa oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), arus lalu lintas menuju Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat mulai ditutup total.

Pagar kawat berduri sudah dibentangkan. Beton pembatas jalan juga disusun.

Beberapa saat sebelumnya bus Transjakarta masih dibolehkan lewat pada ruas jalur sebelah kanan.

Namun kini kendaraan sudah tak lagi bisa mengakses Jalan Medan Merdeka Barat karena jalan telah ditutup total.

Arus lalu lintas yang menuju Jalan Medan Merdeka Barat dialihkan ke Jalan Medan Merdeka Selatan.

Di lokasi sekira pukul 13.30 WIB massa aksi demonstrasi mulai berdatangan.

Mereka secara perlahan berjalan dari arah Jalan Medan Merdeka Selatan menuju kawasan Patung Kuda.

Mereka berjalan secara bergandeng tangan. Seorang orator terus mengutarakan tujuan aksinya.

"Kita diberikan jarak yang jauh dengan Istana, kawan - kawan," kata orator di lokasi.

Sambil menunggu kelompok mahasiswa lainnya ikut bergabung, massa yang sudah berada di lokasi Patung Kuda menyanyikan  lagu Indonesia Raya serta yel - yel kebesaran mereka.

"Banyak kawan kita yang diculik aparat. Banyak kawan kita yang direpresif oleh aparat," ucap orator.(*)

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Jeritan Pendemo Buruh Wanita di Bogor: Aku Belum Melahirkan, Tapi Perih Duluan Pak, Perihhh !,  dan Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Akses Menuju Istana Ditutup Total, Mahasiswa BEM SI Mulai Tiba di Kawasan Patung Kuda dan Teatrikal Ritual Dukun Kirim Santet ke Gedung DPR Warnai Demo Tolak UU Cipta Kerja di Patung Kuda

Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved