Tanah Dijual Anak Kandung, Nenek 84 Tahun Ini Terpaksa Menumpang Hidup dan Jadi Pemulung
Di usianya yang sudah tidak bisa bekerja, Saparia malah memaksakan diri kembali banting tulang demi bertahan hidup.
Dirinya meninggalkan rumah dengan jalan kaki mencari botol, sekitar pukul 05.00 Wita sampai 12.00 Wita.
Saat mencari botol bekas, ia juga mencari kayu bakar.
"Jika dijual dengan harga Rp 100 rupiah per botol. Itupun dijual kalau sampai tujuh karung biasanya dapat Rp 50 ribu " ungkapnya.
Baca juga: Polisi Kantongi Data Sopir Truk yang Tabrak Mobil Putra Amien Rais di Tol Cipali
Saparia mengaku kekuatan mencari botol bekas mulai berkurang.
Sebab kaki kanannya sering sakit sehingga tidak bisa keliling lagi.
Saparia mengungkapkan, ia biasanya mendapat bantuan beras dari salah seorang anggota DPRD Bulukumba.
Namun, sudah tiga hari ia kehabisan beras.
Untuk menahan lapar, Saparia terpaksa membeli susu sachet.
Namun, rasa kenyang dari susu tak membuatnya bertahan sampai malam.
"Mau gimana lagi kasihan kita ini orang tidak bisa apa-apa kalau sakit begini tidak pergi cari botol. Padahal hanya botol su mber penghasilan. Apalagi saya malu minta beras pada tetangga," kata Saparia.
Baca juga: FOTO: PUPR Kota Pekanbaru Polisikan Perusakan Puluhan Pohon di Jalan Tuanku Tambusai
Ia berharap agar pemerintah peduli dengan kondisinya saat ini.
Dihubungi terpisah Kepala Desa Polewali Ambo Cinning mengatakan, Sikking menjual tanah ibunya yang sementara ditinggali.
"Memang anaknya itu seperti maling kundang, masa tega dengan orangtua sendiri," kata Ambo.
Selama ini, lanjut Ambo, jika ada bantuan maka diberikan pada Saparia, termasuk BLT Dana Desa.
"Memang diutamakan bantuannya kepada Saparia karena memang layak menerima," ungkapnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tanah Miliknya Dijual Anak Kandung, Nenek Saparia Menumpang dan Bertahan Hidup Jadi Pemulung",