GAWAT, WHO Keluarkan Peringatan, Penyebaran Covid-19 Masuk Fase Mengkhawatirkan
Gawat, badan kesehatan dunia (WHO) memperingatkan akan bahaya Virus Corona, Covid-19 yang sudah memasuki fase mengkhawatirkan.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Gawat, badan kesehatan dunia (WHO) memperingatkan akan bahaya Virus Corona, Covid-19 yang sudah memasuki fase mengkhawatirkan.
Pandemi Covod-19 masuk ke dalam fase mengkhawatirkan dengan tanda-tanda penambahan kasus baru yang begitu cepat.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan hal itu.
"Saat belahan Bumi Utara memasuki musim dingin, kami melihat (penambahan) kasus semakin cepat, terutama di Eropa dan Amerika Utara," katanya di laman resmi WHO.
Dengan peningkatan kasus virus corona, maka jumlah orang yang membutuhkan tempat tidur di rumahsakit dan perawatan intensif juga meningkat.
Meski begitu, dokter dan perawat sudah memiliki pemahaman yang jauh lebih baik tentang cara terbaik untuk mengobati pasien Covid-19 dibanding yang mereka lakukan pada hari-hari awal pandemi.
"Namun, ketika kapasitas rumahsakit tercapai dan terlampaui, ini adalah situasi yang sangat sulit dan berbahaya bagi pasien dan petugas kesehatan," ujar Tedros.
Tenaga medis Covid-19 di Israel
Jadi, Tedros menegaskan, penting bagi semua pemerintah untuk fokus pada hal-hal mendasar yang membantu memutus rantai penularan dan menyelamatkan nyawa juga mata pencaharian.
Ini berarti, penemuan kasus secara aktif, investigasi cluster, mengisolasi semua kasus, mengkarantina kontak, memastikan perawatan klinis yang baik, mendukung dan melindungi petugas kesehatan, serta melindungi yang rentan.
"Kita melakukan ini untuk jangka panjang. Tetapi, ada harapan jika kita membuat pilihan cerdas bersama, kita dapat mencegah kasus, memastikan layanan kesehatan penting terus berlanjut, dan anak-anak masih bisa bersekolah," ungkap Tedors.
"Kita semua memiliki peran untuk dimainkan," imbuh dia.
Ketika kita lengah, kasus dapat melonjak
"Menjaga jarak fisik, memakai masker, mencuci tangan, batuk dengan menutup mulut dengan lengan Anda, menghindari keramaian dan bertemu orang di luar jika memungkinkan," pinta Tedros.
"Dan, ketika Anda harus berada di dalam ruangan dengan orang lain, buka jendela dan pastikan ventilasi yang baik dengan udara yang bersirkulasi," katanya.
"Saya tahu semua lelah. Tapi, virus telah menunjukkan bahwa ketika kita lengah, virus itu dapat melonjak kembali dengan kecepatan sangat tinggi dan mengancam rumahsakit dan sistem kesehatan," ujar dia.
Laju pandemi terus meningkat. Data Reuters menunjukkan, hanya butuh 32 hari untuk beralih dari 30 juta kasus virus corona secara global menjadi 40 juta
Sebelumnya, membutuhkan 38 hari untuk mencapai 30 juta, lalu 44 hari untuk menyentuh angka 20 juta, serta tiga bulan untuk menembus angka 10 juta.
Rekor peningkatan infeksi baru dalam satu hari terlihat pada akhir pekan lalu, dengan kasus virus corona global meningkat di atas 400.000 untuk pertama kalinya.
Menurut data Reuters, rata-rata ada sekitar 347.000 kasus virus corona setiap hari selama seminggu terakhir, dibandingkan dengan 292.000 pada minggu pertama Oktober lalu.
Baca juga: Viral Ambulans dan Orang Berbaju Hazmat Bawa Hantaran Pernikahan di Palembang, Kena Sanksi Dinkes
Pemberian Vaksin Diprioritaskan bagi Petugas Kesehatan dan Orang Tua
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memastikan penduduk usia muda dan sehat akan lebih lama mendapatkan vaksin Covid-19.
Kemungkinan kelompok ini tidak akan mendapatkan vaksin virus corona hingga 2022. Hal itu ditegaskan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (14/10/2020),
Melansir CNBC, Dr. Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan WHO, mengatakan pemberian vaksin pertama akan diprioritaskan kepada petugas kesehatan, pekerja garis depan dan orang tua.
Meski demikian, rincian penerima vaksin prioritas masih dikerjakan oleh WHO dan tim penasihatnya. Apalagi, vaksin untuk virus tersebut belum dianggap aman dan efektif oleh WHO, Uni Eropa atau Amerika Serikat.
Swaminathan mengatakan, saat ini, masyarakat cenderung berpikiran bahwa pada tanggal 1 Januari atau 1 April, mereka akan mendapatkan vaksin, dan kemudian semuanya akan kembali normal. “Tidak akan berhasil seperti itu,” jelasnya kepada CNBC.
Dia memprediksi, dunia diharapkan akan memiliki setidaknya satu vaksin yang aman dan efektif pada tahun 2021. Namun jumlah vaksin ini tersedia dalam jumlah terbatas.
Seperti yang diketahui, saat ini, lebih dari 10 vaksin virus corona di seluruh dunia sedang dalam uji klinis tahap akhir. Swaminathan menambahkan, karena berbagai vaksin berpotensi untuk didistribusikan, Kelompok penasihat strategis yang terdiri dari para ahli imunisasi (SAGE) akan merilis panduan tentang populasi apa yang paling cocok untuk setiap vaksin dan bagaimana mendistribusikannya secara logistik.
“Kebanyakan orang setuju bahwa ini dimulai dengan petugas kesehatan dan petugas garis depan, tetapi bahkan kemudian Anda perlu menentukan siapa di antara mereka yang memiliki risiko tertinggi dan kemudian orang tua dan seterusnya,” kata Swaminathan.
Baca Juga: Raperda Covid-19 DKI Jakarta: Warga yang tolak tes swab akan didenda Rp 5 juta
Dia bilang, akan ada banyak panduan yang akan dirilis. "Tapi saya pikir orang muda yang sehat mungkin harus menunggu hingga 2022 untuk mendapatkan vaksin,” tegasnya.
Baca juga: Pesta Miras Berakhir Tragis, Seorang Nelayan Tewas Bersimbah Darah dengan Usus Terburai
Anak-anak tidak direkomendasikan
Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan pada hari Rabu (14/10/2020) bahwa vaksin Covid-19 mungkin awalnya tidak direkomendasikan untuk anak-anak, saat sudah tersedia nanti.
Anak-anak, yang jarang memiliki gejala Covid-19 yang parah, belum diuji untuk vaksin virus corona eksperimental.
Mengutip Reuters, CDC mengatakan sejauh ini uji klinis awal hanya mencakup orang dewasa yang tidak hamil. Selain itu, CDC mencatat, kelompok yang direkomendasikan dapat berubah di masa depan karena uji klinis berkembang untuk merekrut lebih banyak orang.
Pfizer Inc mengatakan akan mendaftarkan anak-anak, yang mampu menularkan virus ke kelompok berisiko tinggi, dengan usia paling muda 12 tahun dalam uji coba vaksin Covid-19 tahap akhir yang besar.
Sementara AstraZeneca mengatakan, subkelompok pasien dalam percobaan besar akan menguji anak-anak berusia antara lima hingga 12 tahun.
Belum ada vaksin untuk Covid-19, tetapi beberapa perusahaan seperti Pfizer dan Moderna Inc sedang dalam uji coba tahap akhir dari vaksin eksperimental mereka.
CDC juga mengatakan pada hari Rabu bahwa vaksin virus corona apa pun, setidaknya pada awalnya, akan digunakan di bawah otorisasi penggunaan darurat Food and Drug Administration, dan kemungkinan bakal ada pasokan vaksin terbatas sebelum akhir tahun 2020.
"Jika pasokan terbatas, beberapa kelompok mungkin disarankan untuk mendapatkan vaksin Covid-19 terlebih dahulu," kata CDC.
Menurut panel ahli independen, vaksin virus corona harus diluncurkan dalam empat fase, di mana pasokan awal diberikan kepada petugas kesehatan garis depan.
Artikel ini sebelumnya tayang di Kontan dengan Judul, "Kasus corona melonjak cepat, WHO: Pandemi memasuki fase mengkhawatirkan"
