Penanganan Covid

Pandemi Covid-19 Belum Pasti Kapan Berakhir, Pemkab Siak Serius Kejar Program Wisata

Keseriusan Pemkab Siak menjadi daerah wisata andalan di Riau terlihat dari pembangunan sejumlah destinasi wisata dalam 2 tahun belakangan

Penulis: Mayonal Putra | Editor: Nurul Qomariah
Tribun Pekanbaru/Mayonal Putra
Istana Siak, objek wisata unggulan di Kabupaten Siak 

TRIBUNPEKANBARU.COM, SIAK - Pemkab Siak terus berupaya mengejar target peningkatan sarana prasarana wisata.

Alasannya, wisata Siak akan kembali bangkit setelah masa pandemi Covid -19 berakhir.

"Siak telah menyiapkan diri menjadi kabupaten yang kaya akan destinasi wisata. Ini dalam upaya menaikkan tingkat kunjungan wisatawan ke Provinsi Riau juga," kata Asisten I Setdakab Siak L Budhi Yuwono, Senin (26/10/2020).

Keseriusan Pemkab Siak menjadi daerah wisata andalan di Riau terlihat dari pembangunan sejumlah destinasi wisata dalam 2 tahun belakangan.

Baca juga: PERKARA Karhutla PT Adei,Pengacara Sebut Sarpras Damkar Perusahaan Lengkap, Sidang Pembacaan Pledoi

Baca juga: RESMI DICABUT, Status Siaga Darurat Karhutla Provinsi Riau Berakhir Hari Ini

Baca juga: Pindah Memilih pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati Inhu 2020, Ini Syaratnya

Di antaranya renovasi dan pembangunan Tangsi Belanda yang disulap menjadi lokasi wisata sejarah.    

"Tangsi Belanda memiliki sejarah penting di Siak. Tidak kita biarkan rusak di makan usia," kata dia.

Karena itu pihaknya mempugar kembali bangunan Tangsi Belanda itu.

Sebagai daerah Pusaka, Pemkab Siak juga menginginkan situs-situs bersejarah dilestarikan.

"Bagi masyarakat yang datang ke Siak, tanksi Belanda bisa jadi pilihan tempat wisata sejarah," kata dia.

Tangsi Belanda di tepian sungai Siak, Kecamatan Mempura, menjadi destinasi wisata baru setelah pengerjaan revitalisasi dan landscape rampung, Desember 2019 ini.
Tangsi Belanda di tepian sungai Siak, Kecamatan Mempura. (Istimewa)

Pilihan lain yang tidak kalah nillai sejarahnya adalah keberadaan Istana Asserayah Hasyimiah (Istana Matahari Timur) di kawasan Jalan Sultan Syarif Kasim, Kota Siak Sri Indrapura.

Istana yang akrab dikenal sebagai Istana Siak ini terlihat megah karena memadukan gaya dari tiga budaya yakni Eropa, Arab, dan Melayu, hasil rancangan seorang arsitektur asal Jerman.

Pengunjung dapat melihat berbagai peninggalan Kesultanan Siak di masa lampau yang kini masih terawat baik.

"Ada cermin awet muda. Konon, sebagian masyarakat percaya, siapa yang bercermin akan awet muda. Ada kursi Sultan Siak yang terbuat dari emas," jelasnya.

Ia mengatakan, wisatawan juga dapat berkunjung ke Masjid Sahabuddin (Masjid Sultan) di Jalan Sultan Ismail, Kota Siak Sri Indrapura.

"Siak juga punya wisata religi, makam Sultan Siak. Kalau datang ke Siak, pengunjung bisa salat di masjid bersejarah yakni Masjid Sultan dan berziarah ke makam Sultan," ucap Alfedri.

Colon Bupati Siak nomor urut 2 ini juga mengingatkan wisatawan untuk bekunjung dan berziarah ke makam Sultan Assyaidis Yarif Kasim Abdul Jalil Syaifuddin.

Akrab di kenal sebagai Sultan Syarif Kasim II (1915 - 1945) yang berada di sisi Masjid Sultan dan Balai Kerapatan Tunggi.

Sultan Syarif Kasim II adalah Sultan Siak ke-12 (Sultan Siak terakhir).

"Tidak sedikit masyarakat yang berdoa untuk mendapatkan karomah. Tetapi kita sering ingatkan pengunjung agar tidak jatuh pada perbuatan syirik.”

“ Ziarah untuk berkirim doa sekaligus untuk mengingat akan datangnya hari kematian," sebut dia.

Pegiat Komunitas Perpustakaan Trotoar sedang menyusun buku-bukunya di kawasan CFN Siak, Jalan Sultan Muzafarsyah, Sabtu (14/3/2020).
Pegiat Komunitas Perpustakaan Trotoar sedang menyusun buku-bukunya di kawasan CFN Siak, Jalan Sultan Muzafarsyah. (Tribunpekanbaru.com/Mayonal Putra)

Pemerintah Kabupaten Siak juga membangun Jalan Sultan Muzafarsyah, ruas jalan yang dilengkapi dengan kursi dan taman untuk bersantai.

Kawasan ini sekarang sudah menjadi pendestrian baru di Siak.

"Malam hari, pengunjung bisa bersantai di pinggir jalan. Kita sudah bangun pedestrian dengan lebar mencapai 5 meter.”

“ Tidak hanya dihiasi lampu warna-warni, tetapi juga tersedia bangku untuk duduk santai. Kita berani siapkan sarana pedestrian ini, karena Siak aman pada siang dan malam hari," ujarnya.

Tidak hanya itu, keinginan menjadikan Kabupaten Siak menjadi destinasi wisata unggulan di Riau semakin kuat.

Dibuktikan dengan pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kawasan Sungai Apit, sebagai sarana bersantai dan rekreasi bagi masyarakat.

"Masyarakat bisa menikmati suasa sore atau malam hari di lokasi Ruang Terbuka Hijau.”

“ Lokasinya bersih, asri dan nyaman. Ini salah satu fasilitas untuk memanjakan masyarakat," jelasnya.

Ia juga mendorong petani buah di Siak untuk mengembangkan ekowisata, terutama petani jambu biji (jambu bangkok) yang ada di Tualang sekitarnya.

"Bisa jadi pengunjung dari Kota Pekanbaru tidak lagi menghabiskan waktu liburan keluarga ke Sumatera Barat, tetapi ke Siak.”

“ Karena di Siak ada ekowisata memetik jambu biji sendiri langsung dari pohonnya. Ini juga bentuk wisata yang mendidik bagi anak-anak dan generasi muda," sambung dia.

Penyiapan destinasi wisata selaras dengan adanya sejumlah agenda kegiatan bertaraf nasional dan internasional yang berlangsung tiap tahun di Siak.

Yakni event balap sepeda Tour De Siak, sepatu roda dan lomba perahu naga (dragon boat).

Siak juga memiliki keistimewaan sebagai lokasi melihat Gerhana Matahari Cincin Total, salah satu peristiwa alam yang langka.

"Alhamdulillah, Siak punya kegiatan bertaraf nasional bahkan internasional. Ini menjadi momentum dalam menggaet wisatawan datang ke Siak.”

“ Dengan meningkatnya wisatawan datang ke Siak, tentu juga akan menambah angka pencapaian target wisata di tingkat provinsi," kata Budhi.

Menurut dia, dengan adanya pelayanan yang baik, tentu wisatawan akan betah berlama-lama di Siak. Ini akan menggerakkan roda perekonomian masyarakat

Budhi optimistis, bidang pariwisata berpotensi meningkatkan Pendapat Asli Daerah (PAD) Kabupaten Siak.

"Tetapi yang lebih penting, dengan banyaknya wisatawan yang datang, ekonomi masyarakat jadi meningkat.”

“ Baik itu usaha penginapan, kuliner, suvenir atau cenderamata dan lain sebagainya. Begitu juga bidang jasa. Semua akan hidup. Ada rezeki dengan datangnya wisatawan," ujarnya.

Saat disinggung tentang tuduhan tidak melakukan apa-apa sepeninggal Syamsuar, Budhi hanya tersenyum.

"Kalau sering-sering datang ke Siak, tentu tidak meluncur kalimat tendesius seperti itu," katanya santai.

Sebab, kata Budhi, pasti akan melihat perkembangan Siak dari masa ke masa.

Apalagi saat bupati dilanjutkan Alfedri, pembangunan semakin masif untuk kepentingan masyarakat.

( Tribunpekanbaru.com / Mayonal Putra )

Catatan Redaksi:

Bersama-kita lawan virus corona. Tribunpekanbaru.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin) Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved