Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Petugas Bandara Periksa Mrs V Penumpang Wanita, Berawal Temuan Bayi Baru Lahir di Tong Sampah Toilet

Petugas bandara memeriksa seluruh Mrs V penumpang wanita, seusai menemukan bayi dibuang ke tempat sampah kamar mandi bandara

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
http://www.tribunnews.com/
Petugas Bandara Periksa Mrs V Penumpang Wanita, Berawal Temuan Bayi Baru Lahir di Tong Sampah Toilet 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Petugas Bandara Internasional Qatar telah memicu kemarahan pemerintah Australia, seusai insiden tak senonoh berupa pemeriksaan paksa Mrs V penumpang wanita.

Petugas bandara memeriksa seluruh Mrs V penumpang wanita, seusai menemukan bayi dibuang ke tempat sampah kamar mandi bandara.

Qatar pada Jumat (30/10/2020) mengatakan pihaknya telah merujuk pejabat di bandara internasionalnya kepada jaksa untuk kemungkinan didakwa.

Hal itu dilakukan setelah penumpang wanita di pesawat Qatar Airways menghadapi pemeriksaan Mrs V secara paksa setelah ditemukannya bayi baru lahir yang ditinggalkan, lansir AFP, Jumat (30/10/2020).

Pernyataan itu muncul ketika pemerintah Australia menyatakan kemarahan dan serikat pekerja mengancam untuk tidak melayani pesawat Qatar Airways di Sydney atas insiden 2 Oktober 2020.

Australia juga mewakili rute penting untuk Qatar Airways, maskapai penerbangan jarak jauh milik negara yang berbasis di Bandara Internasional Hamad di Doha.

Dalam sebuah pernyataan, Kantor Komunikasi Pemerintah Qatar menggambarkan pengabaian bayi tersebut sebagai percobaan pembunuhan terhadap anak tersebut.

"Prosedur selanjutnya yang diambil oleh pihak berwenang di bandara, termasuk pemeriksaan sejumlah penumpang wanita, mengungkapkan prosedur standar telah dilanggar," kata pernyataan itu.

"Mereka yang bertanggung jawab atas pelanggaran dan tindakan ilegal ini telah dirujuk ke Kejaksaan," katanya.

Pernyataan tersebut tidak merinci atau mengidentifikasi siapa yang telah diberi perintah untuk melakukan ujian.

Dikatakan bahwa penyelidikan oleh otoritas Qatar berlanjut.

Sheikh Khalid bin Khalifa bin Abdulaziz Al Thani, Perdana Menteri dan Menteri Dalam Negeri meminta permintaan maaf yang paling tulus kepada para wanita yang dipaksa untuk menjalani tes.

“Apa yang terjadi sepenuhnya tidak sejalan dengan budaya dan nilai Qatar,” kata pernyataan itu.

"Qatar berkomitmen penuh untuk keselamatan dan keamanan semua wisatawan," tambahnya.

Sheikh Khalid kemudian menulis di Twitter:

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved