INNALILAHI, Anggota Dewan Sumbar Wafat Terkonfirmasi Positif Corona,Pemakaman dengan Protokol Covid
Jenazah Sekretaris Komisi V DPRD Sumbar itu dimakamkan di Dharmasraya dengan memakai protokol Covid-19
TRIBUNPEKANBARU.COM, PADANG - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Barat, berinisial SF (47) meninggal dunia setelah dinyatakan positif Covid-19.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu meninggal dunia, Sabtu (31/10/2020) pukul 23.00 WIB di Semen Padang Hospital.
Jenazah Sekretaris Komisi V DPRD Sumbar itu dimakamkan di Dharmasraya dengan memakai protokol Covid-19.
"Benar, beliau sebelumnya sudah dinyatakan Covid-19 dan dirawat di SPH sekitar 10 hari," kata Juru Bicara Tim Gugus Tugas Covid-19 Sumbar, Jasman Rizal, dilansir dari Kompas.com, Minggu (1/11/2020).
Baca juga: Antisipasi Lonjakan Kasus, Satgas Covid-19 Pelalawan Sarankan Warga Pulang Berlibur Rapid Test
Baca juga: MAUT Menjemput Satu Keluarga Saat Terlelap Tidur, Rumah Terbakar, Ayah dan Tiga Anak Tak Selamat
Baca juga: NYARIS Gagal Penyergapan Bandar Sabu,1 Pelaku Berhasil Kabur Lewat Pintu Belakang, Rekannya Dibekuk
Sementara itu, Ketua DPRD Sumbar Supardi menyebutkan pihaknya sudah mengetahui SF meninggal dunia, Sabtu malam.
"Kami turut berdukacita atas wafatnya salah seorang anggota DPRD Sumbar periode 2019-2024 dari Fraksi PAN," kata Supardi.
Supardi menyebut, SF merupakan seorang anggota DPRD Sumbar yang aktif dan vokal dalam menyuarakan aspirasi konstituennya.
Sebelum menjabat sebagai anggota DPRD Sumbar, SF terlebih dahulu menjadi anggota DPRD Dharmasraya.
"Beliau memulai karier dari kabupaten. Sebelumnya almarhum adalah anggota DPRD Dharmasraya," kata Supardi.
Ahli Jelaskan Bukti Studi Otopsi Kematian akibat Covid-19
Banyak studi menyatakan kematian akibat penyakit yang disebabkan Virus Corona memang nyata.
"Memang sempat ada klaim bahwa tidak ada kematian akibat Covid-19. Narasinya pasien meninggal karena penyakitnya (komorbiditas)," kata Ahli Biologi Molekuler Indonesia, Ahmad Utomo, seperti dikutip dari Kompas.com.
Video tentang Bukti Meninggal karena Covid-19 telah dipublikasikan Ahmad untuk menjelaskan dan menerangkan tentang studi otopsi terhadap pasien yang meninggal akibat infeksi virus ini.
"Tentu ini tidak bisa dibenarkan, karena kita tahu meninggal karena Covid-19 itu memang nyata. Buktinya dari studi otopsi," ungkap Ahmad.
Ahmad memaparkan sudah cukup banyak artikel dan makalah penelitian yang membahas tentang penyebab kematian pasien Covid-19.
Ada kesamaan dengan SARS pertama Studi otopsi yang dilakukan para peneliti di Eropa dari 12 jenazah pasien Covid-19 dan yang terbaru penelitian terhadap 37 jenazah pasien, menunjukkan kesamaan.
Jenazah pasien Covid-19 yang diotopsi memiliki berbagai riwayat penyakit penyerta yang disebut dengan komorbiditas.
Antara lain seperti diabetes, penyakit jantung, kanker hingga penyakit bawaan lainnya.
"Dari hasil otopsi diketahui masalahnya, ternyata paru-paru adalah organ yang paling terdampak (infeksi virus SARS-CoV-2)," jelas Ahmad.
Ahmad menegaskan hasil studi ini semakin menguatkan bahwa virus SARS-CoV-2 ini mirip dengan virus SARS sebelumnya.
"Sebenarnya ini studi ini sudah lama diketahui sejak SARS pertama, namun saat itu kasus kematian tidak banyak," kata Ahmad.
Lebih lanjut Ahmad menjelaskan berdasarkan studi otopsi yang dipublikasikan sekitar April lalu mengungkapkan peneliti menemukan bobot organ paru pasien yang meninggal karena Covid-19 memiliki massa lebih berat.
"Biasanya paru-paru (umumnya) beratnya sekitar 500 gram, tetapi karena terinfeksi virus SARS-CoV-2 ini, beratnya mengalami kenaikan dua kali lipat, menjadi satu hingga 1,5 kilogram," ungkapnya.
Artinya, paru jenazah pasien Covid-19 ini memang bermasalah.
Dalam studi, peneliti juga mengambil sebagian dari organ paru pasien.
Peneliti menemukan adanya kerusakan pada alveolar atau Diffuse Alveolar Damage (DAD), yang mana itu juga terjadi pada pasien yang meninggal akibat SARS pertama.
Ahmad menambahkan pasien dengan berbagai penyakit komorbiditas memiliki ciri kematian yang sama, yaitu kondisi organ paru yang telah terkompromi.
"Namun, Covid-19 memiliki spektrum tambahan yang juga menonjol, yaitu terjadinya pembekuan pembuluh darah pada organ paru yang disebut coagulopathy," jelas Ahmad.
(Sumber: Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anggota DPRD Sumbar Meninggal Dunia Setelah Positif Corona"
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kematian karena Covid-19 itu Nyata, Ahli Jelaskan Bukti Studi Otopsi"