Pantas Saja KKB tak Pernah Kehabisan Stok Senjata, Ternyata Ada Oknum-oknum Ini yang Terlibat
Tak tanggung-tanggung, mereka yang terlibat untuk penyediaan senjata api ke KKB merupakan orang yang tak disangka-sangka
TRIBUNPEKANBARU.COM- Mencengangkan. Ternyata selama ini kelompok kriminal bersenjata (KKB) memiliki kontak erat dengan personel brimob, mantan anggota TNI serta aparatur sipil negara (ASN) untuk mendapatkan akses senjata.
Wajar saja jika kemudian KKB tak pernah kehabisan senjata api meskipun dalam beberapakali penggerebekan tim gabungan TNI POlri menyita senjata api mereka.
Para penegak hukum yang terlibat dalam penjualan senjata api ke KKB ternyata juga meraup untung dari bisnis ilegal tersebut.
Baca juga: KKB Papua Lancarkan Aksi Meresahkan di Intan Jaya, Papua, Berikut Daftar Aksi Meresahkan KKB
Baca juga: Gawat! KKB OPM Mulai Jadikan Isu Agama Untuk Propaganda, Kolonel TNI Murka: Jangan Bermain SARA!
Baca juga: BKKBN Kerahkan Kekuatan Untuk Tekan Penyebaran Covid-19 di Riau
Saat ini Polda Papua menetapakan tiga orang sebagai tersangka kasus jual beli senjata api.
Adapun ketiga tersangka yaitu anggota Brimob Kelapa Dua Bripka MJH, DC yang merupakan ASN dan anggota Perbakin Nabire, dan FHS mantan anggota TNI AD.
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menjelaskan, dari hasil pemeriksaan terungkap bahwa Bripka MJH sudah tujuh kali membawa senjata api ke Nabire dengan upah berkisar dari Rp 10 juta hingga Rp 30 juta tergantung jenis senjata api yang dibawa.

Senjata api itu dijual kepada pemesan melalui DC dengan harga berkisar Rp 300 juta hingga Rp 350 juta tergantung jenis.
Saat ini polisi masih mencari keberadaan pemesan berinisial SK.
"Hingga kini SK belum ditemukan, sehingga penyidik belum bisa meminta keterangan dari yang bersangkutan," kata Waterpauw dikutip dari Antara, Senin (2/11/2020).
Kapolda Papua mengakui anggota di lapangan sudah lama memonitor adanya kasus jual beli senjata api ke kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Hal ini setelah melihat aksi kelompok bersenjata khususnya di wilayah Intan Jaya makin meningkat hingga menimbulkan korban jiwa baik warga sipil maupun aparat keamanan.
Terungkap
Terungkapnya kasus tersebut setelah ada informasi masuknya dua pucuk senjata api jenis MI16 dan M4 melalui Timika ke Nabire.
Petugas melakukan pendalamanan hingga akhirnya kasus itu terbongkar dengan diamankannya Bripka MJH setibanya di Nabire via Timika dan Makassar.
"Senjata api yang dibawa Bripka MJH itu dilengkapi dokumen, sehingga tidak ada masalah saat diangkut dengan pesawat dari Jakarta hingga ke Nabire," kata Waterpauw.