Waspada DBD
DUH, Diskes Kuansing Tidak Tahu Ada Warga yang Meninggal Akibat Demam Berdarah Dengue
Kepastian adanya yang meninggal akibat DBD di desa tersebut datang dari Kepala Puskesmas Kopah, Murnis yang dikonfirmasi Selasa (3/11/2020)
Penulis: Dian Maja Palti Siahaan | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, TELUK KUANTAN - Kabar meninggalnya warga Kuansing akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) pada 31 Oktober lalu ternyata belum diketahui Dinas Kesehatan.
Diskes Kuansing hanya mengetahui ada pelaksanaan fogging.
"Belum tahu ada yang meninggal," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kuansing, Jumardi, Selasa (3/11/2020).
Kala itu, Tribunpekanbaru.com baru mendapat kabar dari warga adanya penderita DBD yang meninggal di Desa Kopah, Kecamatan Kuantan Tengah.
Baca juga: BREAKING NEWS : Satu Warga Kuansing Riau Meninggal Akibat Demam Berdarah\
Baca juga: Dugaan Politik Uang Tak Penuhi Unsur Pidana, Sentra Gakkumdu Bengkalis Hentikan Proses Penyidikan
Baca juga: WADUH, 207 Napi di Lapas Kelas IIA Pekanbaru Terpapar Covid-19 Jadi 207, Pegawai 9 Orang
"Belum ada laporan sama kita. Pihak Puskesmas belum kasih laporan," katanya.
Namun ia membenarkam adanya fogging di Desa Kopah yang digelar Selasa (3/11/2020).
Katanya, fogging tersebut dilakukan setelah ada penderita DBD di desa tersebut.
"Yang masuk laporannya penderita DBD di desa itu seorang bayi. Kalau yang meninggal belum masuk laporan," ucapnya.
Kepastian adanya yang meninggal akibat DBD di desa tersebut datang dari Kepala Puskesmas Kopah, Murnis yang dikonfirmasi Selasa (3/11/2020).
"Iya benar. Ada warga yang meninggal akibat DBD," kata Murnis.
Dikatakannya, sang warga tersebut terlambat diketahui mengidap DBD. Setelah dibawa ke salah satu rumah sakit di Pekanbaru, barulah diketahui warga tersebut sakit DBD.
"Pas dibawa ke RSUD (Teluk Kuantan) belum tau. Pas dibawa ke (rumah sakit) Pekanbaru baru ketahuan," ucapnya.
Pihaknya sendiri sudah melakukan fogging di sekitar rumah korban pada Selasa (3/11/2020).
Hasil temuan petugas saat melakukan fogging, terangnya, banyak ditemukan jentik-jentik nyamuk.
Di desa tersebut, tercatat ada dua kasus DBD. Satu lagi seorang anak bayi dan sudah sembuh.
Dengan penambahan ini, sudah ada tiga warga Kuansing yang meninggal akibat DBD di tahun 2020.
Sebelumnya, dua warga Kuansing sudah meninggal pada Februari lalu. Satu warga Kecamatan Benai dan satu lagi Kecamatan Sentajo Raya.

Demam dan Nyeri Kepala
Demam berdarah dengue merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus dengue.
Virus dengue ini ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti.
Demam berdarah dengue dapat membuat penderitanya mengalami nyeri hebat seakan-akan tulangnya patah.
Pada sejumlah pasien, demam berdarah dengue dapat menjadi penyakit yang sangat mengancam jiwa.
Demam yang mendadak tinggi hingga 39 derajat Celcius merupakan gejala utama dari demam berdarah dengue.

Demam ini akan berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari, kemudian turun dengan cepat dan biasanya diikuti gejala demam berdarah sebagai berikut:
Nyeri kepala
Menggigil dan lemas
Nyeri di belakang mata, otot, dan tulang
Ruam kulit hingga kemerahan
Kesulitan menelan makanan dan minuman
Mual dan muntah
Gusi berdarah
Mimisan
Timbul bintik-bintik merah pada kulit
Muntah darah
Buang air besar berwarna hitam
Pada fase demam, demam berdarah dengue biasanya diikuti oleh fase kritis selama 2-3 hari.
Pada fase kritis inilah suhu tubuh menurun, hingga bagian tubuh seperti tangan dan kaki dingin dan biasanya merasa seperti sudah sembuh.
Padahal, pada fase ini Anda harus waspada, sebab bisa terjadi sindrom syok dengue yang dapat mengancam jiwa.
( Tribunpekanbaru.com / Palti Siahaan)