Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Pengetahuan untuk Presiden Prancis Emmanuel Macron, Nasib Penghina Rasulullah Muhammad SAW

Manusia dengan manusia lainnya tidaklah diperbolehkan menghina, karena manusia adalah sesama makhluk ciptaan dan menghina telah melanggar hak asasi

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Ilustrasi/Nolpitos Hendri
Pengetahuan untuk Presiden Prancis Emmanuel Macron, Nasib Penghina Rasulullah Muhammad SAW 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Manusia dengan manusia lainnya tidaklah diperbolehkan menghina, karena manusia adalah sesama makhluk ciptaan dan menghina telah melanggar hak asasi manusia.

Tidak ada manusia yang hina, kecuali manusia itu yang menghinakan manusia lainnya.

Baik itu manusia biasa, ulama maupun para pemimpin hingga para nabi.

Tidak ada yang berhak menghina satu manusia.

Namun, beberapa hari terakhir dunia dihebohkan oleh penghinaan Presiden Prancis Emmanuel Macron terhadap Nabi Muhammad SAW dengan mendukung majalah penghina Nabi Muhammad.

Sebagai pengetahuan, sejarah Islam mencatat bahwa para penghina Nabi Muhammad SAW mati dengan terhina.

Berikut satu kisah nasib penghina Nabi Muhammad SAW.

Dilansir dari instagram @yukdahwah, ini kisah tentang para kafir quraish.

Dalam Alquran telah disebutkan tentang orang-orang yang menghina Nabi Muhammad SAW yakni dalam Surat Ash Shaff yang artinya :

“Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci. (8) Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci”. (9). (QS Ash-Shaff : [61] 8-9)

Para penghina Nabi Muhammad SAW mengira, umpatan, makian dan cacian yang mereka lemparkan kepada Rasululah SAW dapat memadamkan cahaya Agama Islam, sungguh sekali-kali tidak.

Mereka hanya seperti meludah ke langit, yang akan mengenai diri mereka sendiri.

Nasib seorang penghina Nabi Muhammad SAW bernama Ummayah bin Khalaf.

Ummayah bin Khalaf pernah memprovokasi Uqbah bin Abi Mut'aith untuk meludahi rasulullah SAW.

Bahkan, Ummayah bin Khalaf pernah membawa tulang belulang bangkai busuk sembari mencemooh Rasulullah SAW.

"Apakah tulang belulang ini akan dibangkitkan kembali?," ketusnya.

Ummayah bin Khalaf juga turut menyiksa para sahabat Rasulullah SAW, termasuk di antaranya Bilal bin Rabbah.

Ummayah bin Khalaf memerintahkan pembantunya untuk menyeret Bilal ke tengah padang pasir yang membara dalam keadaan telanjang.

Lalu, diambil sebuah batu yang telah selayaknya bara api dan diletakkan ke atas badan Bilal bin Rabbah, namun Bilal tetap teguh atas Agama Islam.

Tidak hanya sampai di sana, suatu ketika Ummayah bin Khalaf bersama para pembesar kafir quraish, dan Rasulullah SAW lewat di hadapan mereka, mereka tanpa ragu mengumpat dan mencela Nabi Muhammad SAW.

Lalu, turunlah firman Allah Surat Al An'Am ayat 10 yang artinya :

"Dan sungguh telah dierolok-olokan beberapa Rasul sebelum kami, maka turunlah kepada orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka balasan berupa azab atas olok-olokan mereka".

Ajal Ummayah bin Khalaf punn tiba, lelaki penakut itu tewas dalam perang Badar terhunus pedang Bilal bin Rabbah dan kaum anshar, maka mati terhinalah dia dalam kekalahan.

Nasib yang sama juga dialami Abu Jahal, Uqbah bin Abu Mu'aith, 'Utbah, dan Syaibah. ( Tribunpekanbaru.com / Pitos Punjadi )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved