BIKIN PANIK, Siram Bensin Sambil Ancam Bakar Kantor Desa, Pria Paruh Baya Depresi Ditinggal Istri
Pria itu sudah sempat menyiram bensin ke lantai dan ke meja kerja yang di dalam kantor desa sambil memegang korek api
Penulis: Teddy Tarigan | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, KEPULUAN MERANTI - Berteriak-teriak sambil membawa sebotol bensin dan menyiramkannya ke kantor desa, pria paruh baya bikin panik,Senin (2/11/2020).
Pria berusia 55 tahun yang nyaris membakar kantor Desa Banglas, Kecamatan Tebingtinggi, Kepulauan Meranti langsung diamankan pegawai kantor desa.
Setelah diselidiki lebih lanjut, ternyata pria paruh baya tersebut memiliki gangguan jiwa.
Demikian dibenarkan oleh Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuan Anak dan Keluarga Berencana (Dinsos P3KB) Agusyanto Bakar kepada Tribunpekanbaru.com Selasa (3/11/2020).
Baca juga: CARA Mengurus Paspor yang Hilang, Jangan Bingung, Berikut Ini Cara dan Persyaratannya Urus Baru
Baca juga: Kisah Sulaiman,Siswa yang Nyaris Dikeluarkan Sekolah Gara-gara Tak Kerjakan Tugas karena Hp Rusak
Baca juga: Daihatsu Ubah Tampilan Lebih Fresh dan Sporty, Ayla Makin Dilirik Kaum Milenial
"Jadi informasinya seperti itu karena orang tersebut marah-marah dan mendatangi kantor Desa Banglas dengan membawa botol minuman yang berisi bensin," ujar Agusyanto.
Laki-laki itu bahkan sudah sempat menyiram bensin ke lantai dan ke meja kerja yang di dalam kantor desa sambil memegang korek api.
Aksi pria itu berhasil digagalkan oleh warga yang dengan sigap menghalau pria tersebut.
Kemudian pihak desa memanggil babinsa untuk melakukan pengamanan dan yang bersangkutan dibawa ke Dinas Sosial menggunakan mobil patroli kepolisian.
"Jadi orang tersebut langsung dibawa ke kantor saya, jadi semalam sama camat juga mengantar ke kantor," ujarnya.
Dijelaskan Agusyanto, pria tersebut kemudian langsung diproses untuk dibawa ke Kota Pekanbaru.
Hal itu harus segera dilakukan untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.
"Jadi kemarin kita harus segera proses, karena yang begitu kita nggak tahu apalagi yang terjadi nantinya, sebelumnya dia mau bakar kantor desa," ujar Agusyanto.
Dalam proses pemberangkatan yang bersangkutan pihaknya melakukan koordinasi dengan pihak Baznas dan juga pihak RSUD Kepulauan Meranti.
"Jadi untuk dana memberangkatkannya kita gotong ramai-ramai dari Baznas Dinas Sosial dan dari kecamatan," ujarnya.
Pria tersebut langsung diserahkan kepada pihak Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Tampan di Pekanbaru.
"Jadi surat rekomendasi kita ada, dan juga surat rujukan dari RSUD Kepulauan Meranti," tuturnya.

Ditinggal Anak Istri
Camat Tebing Tinggi Rayan Pribadi mengatakan, bahwa yang bersangkutan bertindak demikian diduga kuat mengalami gangguan jiwa karena lama ditinggal anak dan istrinya.
"Menurut cerita bahwa yang bersangkutan memang sedang mengalami stres karena sedang berjauhan dengan anak dan istrinya.
Pria tersebut diketahui merupakan warga di Kecamatan Tebingtinggi dan masih memiliki keluarga.
"Keluarga yang juga ikut mengantar dan mendampingi saat pasien dirujuk ke RSJ Tampan.”
“Mereka ditumpangkan untuk istirahat tidur di rumah singgah pemerintah kabupaten di Pekanbaru," ujarnya.
Camat Rayan Pribadi berharap pria tersebur bisa segera menjalani proses perawatan dan sembuh.
"Kita berharap bahwa yang bersangkutan segera sembuh dan kembali dan tentu bisa berkumpul kembali dengan anak dan istrinya seperti biasa dan menjalani kehidupan dengan normal," harap Camat Rayan.
Seluruh Biaya Perawatan Ditanggung Pemkab Kepulauan Meranti

Pria umur 55 tahun yang nyaris membakar kantor Desa Banglas, Kecamatan Tebingtinggi, Kepulauan Meranti telah menjalani proses perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Tampan di Pekanbaru.
Pria tersebut diketahui sempat mendatangi kantor desa sambil marah dan menyiram bensin ke kantor desa.
Camat Tebingtinggi Rayan Pribadi SH, menjelaskan bahwa yang bersangkutan stres karena ditinggal oleh istrinya dan anaknya yang berumur 6 tahun.
"Jadi kalau kita bilang gila tidak juga, tapi dia stress karena selama dua bulan ini dia ditinggal oleh istri dan anaknya yang masih muda tanpa pemberitahuan," ujar Rayan, Selasa (3/11/2020).
Dikatakannya pria tersebut sempat mengamuk di kantor desa sambil menyebut nama istri dan anaknya yang meninggalkannya.
"Jadi saat di sana dia juga teriak-teriak istrinya dan anaknya. Jadi kita duga memang karena hal tersebut," ujarnya.
Setelah pria itu diamankan, pihak kecamatan dan stakeholder lain kemudian mengambil kebijakan agar pria tersebut menjalani perawatan.
"Karena kita nggak tahu apa yang terjadi bila yang bersangkutan tidak dirawat.”
“Jadi saya sebagai camat dan sejumlah pihak berinisiatif untuk membawa yabg bersangkutan untuk dirawat di RSJ di Pekanbaru. Karena untuk penanganannya kita tidak bisa dokter umum," ujarnya.
Rayan juga mengatakan seluruh proses administrasi yang bersangkutan telah selesai hingga tengah malam setelah diantar.
"Jadi prosesnya dari sore hingga jam 12 malam tadi. Lalu keluarga yang mengantar bersama dua anggota satpol PP yang mendampingi bisa pulang ke mes pemkab Meranti yang ada di Pekanbaru," tuturnya.
Dijelaskan Rayan semua biaya perawatan pria tersebut dibebankan kepada pemerintah daerah.
"Jadi semua biaya selama perawatan ditanggung oleh Pemda. Jadi kita sudah siapkan SKTM yang bersangkutan.”
“Surat rekomendasi donasi soal dan surat rujukan juga sudah kita siapkan," tuturnya.
Rayan juga mengatakan bahwa alasan kenapa yang bersangkutan mengamuk di kantor desa karena perangkat desa tidak membantu persoalan keluarganya.
"Jadi menurut cerita dia tidak puas, Pak RT, RW dan kades bantu dia, kenapa masalah dia itu tidak ada yang peduli," ujar Rayan.
Rayan juga tidak bisa bercerita banyak karena memang persoalan pria tersebut murni persoalan internal keluarga.
"Jadi sebenarnya saya susah untuk menyampaikan, karena ini masalah keluarga. Jadi istrinya dan anaknya meninggalkan dia dan dia ahirnya menjadi stres," pungkasnya.
( Tribunpekanbaru.com / Teddy Tarigan )