Diduga Penanganan Terlambat, Warga Kuansing yang Meninggal Akibat Demam Berdarah Dalam Kondisi Hamil
Diskes Kuansing menyebut warga yang meninggal akibat Demam Berdarah Dengue dalam kondisi hamil
Penulis: Dian Maja Palti Siahaan | Editor: Nurul Qomariah
Dengan penambahan ini, sudah ada tiga warga Kuansing yang meninggal akibat DBD di tahun 2020.
Diskes Sempat Belum Tahu

Sebelumnya, dua warga Kuansing sudah meninggal pada Januari lalu. Satu warga Kecamatan Benai dan satu lagi Kecamatan Sentajo Raya.
Kabar meninggalnya warga Kuansing akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) pada 31 Oktober lalu sempat belum diketahui Dinas Kesehatan.
Diskes Kuansing hanya mengetahui pelaksanaan fogging di lokasi itu.
"Belum tahu ada yang meninggal," kata Kepala bidang pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kuansing, Jumardi, Selasa (3/11/2020).
Kala itu, Tribunpekanbaru.com baru mendapat kabar dari warga adanya penderita DBD yang meninggal di Desa Kopah, Kecamatan Kuantan Tengah.
"Belum ada laporan sama kita. Pihak Puskesmas belum kasih laporan," katanya.
Namun ia membenarkam adanya fogging di Desa Kopah yang digelar Selasa (3/11/2020).
Katanya, fogging tersebut dilakukan setelah ada penderita DBD di desa tersebut.
"Yang masuk laporannya penderita DBD di desa itu seorang bayi. Kalau yang ninggal belum masuk laporan," katanya.
Kepastian adanya yang meninggal akibat DBD di desa tersebut datang dari Kepala Puskesmas Kopah, Murnis yang dikonfirmasi Selasa (3/11/2020).

"Iya benar. Ada warga yang meninggal akibat DBD," kata Murnis.
Dikatakannya, sang warga tersebut terlambat diketahui mengidap DBD.
Setelah dibawa ke salah satu rumah sakit di Pekanbaru, barulah diketahui warga tersebut sakit DBD.