Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

INI Sosok Kamala Harris, Wanita Keturunan India Bersuami Yahudi yang Bakal Jadi Wakil Presiden AS

Kamala Harris , senator Amerika Serikat (AS) dari California diprediksi akan menjadi Wakil Presiden AS mendampingi Joe Biden.

Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Rinal Maradjo
AFP
Kamala Harris 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kamala Harris , senator Amerika Serikat (AS) dari California diprediksi akan menjadi Wakil Presiden AS mendampingi Joe Biden. 

Sebelum melaju menjadi Cawapres, Kamala Harris terlebih dahulu dikukuhkan dalam konvensi ketiga Partai Demokrat yang akan digelar pada Kamis (20/8/2020) silam.

Lantas , siapakah sebenarnya Kamala Harris?

Kamala Harris
Kamala Harris (AFP)

Berikut ini sejumlah Fakta terkait Kamala Harris :

Kamala Harris adalah wanita kulit hitam dan kandidat keturunan India pertama yang dipilih oleh partai besar di AS.

Kamala Harris lahir dengan nama lengkap Kamala Devi Harris.

Dia lahir pada 20 Oktober 1964 di Oakland, California AS.

Kamala Harris (55) adalah putri dari pasangan orangtua imigran.

Ibunya seorang wanita kelahiran India yang bekerja sebagai peneliti kanker payudara.

Penelitian dekade terakhirnya dilakukan di Berkeley Laboratorium untuk Departemen Energi.

Ayah Kamala Harris adalah seorang profesor ekonomi emeritus Universitas Stanford yang lahir di Jamaika.

"Mudah-mudahan ini menandakan perubahan yang luar biasa di Partai Demokrat dengan akhirnya mengakui pentingnya orang kulit hitam dan terutama wanita kulit hitam," ujar Angela Rye, pakar strategi politik Demokrat dan eks direktur eksekutif Kongees Kaukus Kulit Hitam kepada Los Angeles Times.

Dia dibesarkan di keluarga Hindu dan Kristen Ibunya, Shyamala Gopalan dari Chennai, India.

Sedangkan ayahnya Donald Harris dari Jamaika.

Keduanya bertemu sebagai mahasiswa S1 di Universitas California, Berkeley AS.

Nama 'Kamala' artinya 'bunga teratai' dalam bahasa Sanskrit, juga nama lain dari Dewi Hindu, Lakshmi.

Kamala Harris pernah mengunjungi India beberapa kali semasa kecilnya dan mengenal beberapa keluarganya di sana.

Namun, karena orangtuanya bercerai ketika usianya 7 tahun,

dia tinggal di Oakland dan Berkeley dengan menghadiri beberapa gereja yang didominasi orang Afro-Amerika.

Kamala Harris juga menikah dengan seorang pria Yahudi, pengacara Los Angeles Douglas Emhoff.

Mereka bertemu pada kencan buta di San Francisco dan menikah pada 2014.

Kamala Harris terkenal di lingkaran sosial San Francisco Setelah orangtuanya bercerai, Harris dibesarkan oleh sang ibu.

Mengutip The New Yorker, Harris berkata, "Kami sering pindah."

Namun di San Francisco, di mana tempat kubu Demokrat dan juga rumah bagi keluarga politik California, seperti Feinsteins dan Pelosis, Kamala Harris telah membiasakan diri dengan kancah sosial.

“Di San Francisco, terutama 25 tahun yang lalu, ada sekelompok orang yang bersosialisasi satu sama lain, dan sangat mendukung opera, balet, seni,” Sharon Owsley, teman lama Harris, kutipThe New Yorker.

Menurut Owsley juga, Kamala Harris adalah sosok wanita yang pintar sehingga bisa bersosialisasi dengan baik dan menghidupkan suasana.

Bangga dengan keturunan India Kamala Harris dikenal sebagai politikus kulit hitam terkemuka, tapi dia juga bangga dengan darah Indianya.

"Nama saya diucapkan "Comma-la ", seperti tanda baca," tulis Kamala Harris dalam otobiografinya tahun 2018, The Truths We Hold.

Kamala Harris
Kamala Harris (AFP)

Senator California itu adalah anak dari ibu yang dilahirkan di India dan ayah kelahiran Jamaika.

Ia kemudian menjelaskan arti nama Indianya. "Artinya 'bunga teratai', yang merupakan simbol penting dalam budaya India.

Teratai tumbuh di bawah air, bunganya menjulang di atas permukaan sementara akarnya tertanam kuat di dasar sungai."

Pernah jadi jaksa dan anti-hukuman mati Harris adalah eks jaksa penuntut yang menangani beberapa kasus penembakan polisi terhadap warga sipil, ketika ia masih menjabat sebagai jaksa agung di California.

Namun, semasa jabatannya, dia menuai kritik dari aktivis sayap kiri yang menilai dirinya tidak cukup agresif dalam menindak departemen kepolisian.
Harris mengatakan, dia mencoba untuk melakukan perubahan dari "dalam" pemerintahan.

“Ketika kami ingin mereformasi sistem, seharusnya tidak hanya dari luar dengan memohon atau mencoba mendobrak pintu,” katanya kepada The Times.

Harris menyerukan untuk mengakhiri penahanan massal, uang jaminan, dan hukuman mati.

Lalu, membuat sistem peninjau polisi nasional, membuat kehadiran bersejarah dengan memberikan pelajar perguruan tinggi kulit hitam bebas utang, serta kebijakan lainnya.

Dalam catatan hukum, Harris dikenal sebagai jaksa wilayah San Francisco, yang menentang hukuman mati, sekalipun dalam kasus besar.

Ia mengatakan, dasarnya adalah moral dan sebagai jaksa agung dia mengajukan banding atas keputusan hakim yang menyatakan hukuman mati karena, menurut dia, hukuman mati di California tidak konstitusional. ( Tribunpekanbaru.com / kompas.com )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved