Warga Muslim Myanmar Berjuang Rebut Kursi Parlemen, Berjuang Hapuskan Diskriminasi Tingkat Tinggi
Tapi, tak mudah meraup 80% suara yang menentukan di daerah pemilihan pusat Kota Yangon.
Operasi militer memaksa ratusan ribu Muslim Rohingya pada 2017 dalam kekerasan yang sekarang membuat Myanmar menghadapi tuduhan genosida.
Sementara 600.000 lainnya tetap berada di Myanmar yang hidup dalam apa yang oleh kelompok hak asasi dicap sebagai kondisi apartheid.
Juga menghadapi diskriminasi
Tapi, Muslim dari etnis lain, yang secara resmi diterima sebagai warga negara, juga biasanya menghadapi diskriminasi.
Seperti kebanyakan orang, Sithu Maung harus menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan KTP yang berlabel etnis "darah campuran", menurunkannya ke antrean berbeda di kantor-kantor pemerintah yang membuat orang sangat rentan terhadap korupsi.
"Orang yang belum mengalaminya tidak bisa mengerti seperti apa," katanya.
Dengan sentimen nasionalis garis keras Buddha yang semakin tinggi, ia kemudian disingkirkan sebagai calon NLD yang potensial dalam Pemilu 2015.
Tidak ada Muslim sama sekali yang terpilih menjadi anggota parlemen saat itu.
(*)
Sumber: Kontan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/tentara-myanmar-di-kamp-pengungsi-rohingya.jpg)