Kemana Otaknya, 3 Anak Ini Malah Asik Main Game Warnet, Padahal Orangtuanya Masih Mulung Larut Malam
ingkah 3 remaja yang asyik main game online padahal ayah dan ibunya kerja keras hingga larut malam.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Hati siapa yang tak geram, ketika ada orangtua yang masih banting tulang hingga malam hari, anaknya malah asik melakukan hobinya yang tak bermanfaat.
Anggota DPR RI Dedi Mulyadi benar-benar geram dengan tingkah 3 remaja yang asyik main game online padahal ayah dan ibunya kerja keras hingga larut malam.
Di saat ayahnya masih mulung, ibunya ngamen hingga larut malam, tiga remaja laki-laki ini justru asyik main game online di warnet.
Tak hanya itu, hampir setiap hari ketiga remaja itu main game online di warnet tanpa mau membantu orangtuanya.
Satu anak selalu meminta Rp 15 ribu untuk sekali main game online di warnet.
Artinya total Rp 45 ribu harus dikeluarkan pemulung ini untuk memenuhi permintaan sang anak bermain game online di warnet.
Kehidupan pilu pemulung ini akhirnya diketahui anggota DPR RI Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi mengaku geram melihat aksi tiga anak laki-laki pemulung tersebut.
Awalnya Dedi tak sengaja bertemu dengan pemulung tersebut di jalanan.
Melihat sang pemulung masih bekerja di larut malam, Dedi pun menghampiri.
Diketahui pemulung itu bernama Mang Enjang asal Tasikmalaya. Perempuan yang bersamanya adalah istri keduanya.
Istri pertama Mang Enjang sudah meninggal dunia dan meninggalkan lima anak yang kini diurus oleh Mang Enjang dan istri keduanya.
Ada pun cucu satu-satunya itu adalah buah hati dari anak pertamanya.
Anak pertama Mang Enjang, seorang perempuan, sudah bercerai dengan suaminya.
Malam itu sang cucu ingin ikut naik gerobak karena ibunya sakit hanya bisa berbaring di rumah.
Dedi Mulyadi lalu meminta pemulung itu menujukkan rumah kontrakannya.
Setelah sampai di rumah pemulung itu Dedi Mulyadi mendapati masalah yang kompleks di keluarga miskin ini.
Lima anak pemulung itu terdiri atas, anak pertama perempuan yang sudah bercerai, anak kedua, ketiga, dan keempat laki-laki berusia belasan tahun, dan anak bungsu seorang perempuan masih duduk di sekolah dasar (SD).
Meski memiliki ayah seorang pemulung dan ibu tiri seorang pengamen, anak bungsu justru ingin punya sepatu roda.
"Sepatu roda itu untuk yang mampu, kalau belum mampu mendingan belajar.
Adek bisa belajar bikin kue, lalu bisa dijual.
Itu lebih baik dan menghasilkan, mau kan bikin dan jualan kue?" kata Dedi kepada anak perempuan itu yang dijawab dengan anggukan kepala.
Dalam kesempatan itu Dedi Mulyadi memberikan sejumlah uang untuk modal usaha keluarga pemulung itu.
Solusi yang disampaikan Dedi Mulyadi untuk keluarga pemulung itu adalah, ayahnya akan dipekerjakan sebagai petugas kebersihan, menyapu di jalan sehingga akan mendapat gaji rutin per bulan, sedangkan ibunya diberi modal usaha untuk berjualan.
"Jadi nanti bapak kerja sebagai petugas kebersihan, nanti dapat gaji.
Nah ibu nanti jangan ngamen lagi, saya kasih modal untuk berjualan," kata Dedi.
Diminta Minta Maaf dan Sujud ke Ayahnya
Di keluarga pemulung ini Dedi Mulyadi juga mendapati tiga anak lelaki mereka tak ada di rumah, meski hari sudah larut malam.
Setelah ditanyakan ternyata ketiga anak lelaki itu tengah main game online di satu warnet. Disebutkan, itu sudah kebiasaan mereka dan sulit untuk diingatkan, apalagi dilarang.
Dedi Mulyadi pun menggeleng-gelengkan kepala mendapati keluarga pemulung miskin, dimana ayah dan ibu kerja keras memulung rongsokan dan mengamen, sedangkan ketiga anak lelakinya malah asyik main game online.
Dedi Mulyadi lalu mendatangi warnet tempat main game online ketiga anak pemulung itu. Ketiga anak pemulung itu bernama Wisnu, Sandi, dan Jaka
Benar saja saat didatangi mereka ada di warnet tengah main game online.
Dedi lalu meminta mereka keluar dan menegurnya.
"Kamu ini gimana.
Ayah kamu kerja keras memulung rongsokan, kamu enak-enakan main game online.
Kamu tega banget," kata Dedi Mulyadi kepada para anak pemulung itu.
Dedi lalu membawa para anak pemulung itu menemui ayah mereka di rumahnya.
Mereka diminta meminta maaf dan bersujud di pangkuan ayahnya.
Diketahui sekali main game online, seorang anak bisa menghabiskan uang Rp 15 ribu.
Jadi total tiga anak bisa habis Rp 45 ribu sehari. Padahal ayahnya banting tulang siang malam memulung rongsokan, belum tentu sehari dapat Rp 80 ribu.
Video pertemuan antara Dedi Mulyadi dengan keluarga pemulung itu kemudian diunggah ke akun media sosial dan channel youtube Kang Dedi Mulyadi dan mendapatkan banyak respons positif dari warganet.
Sebagian artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Ayah Pemulung Ibu Ngamen Sampai Malam, Anaknya Malah Main Game Online, Dedi Mulyadi Pun Geram
Tonton Videonya di Sini:
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/kemana-otaknya-3-anak-ini-malah-asik-main-game-warnet-padahal-orangtuanya-masih-mulung-larut-malam.jpg)