Tak Ingin Gegabah, Pemprov Riau Belum Izinkan Siswa SMA Sederajat Belajar Tatap Muka di Sekolah
Di Riau belum ada satu pun daerah yang berstatus zona hijau. Sejauh ini hanya Kabupaten Kepulauan Meranti saja yang berstatus zona kuning.
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Ariestia
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Tidak ingin gegabah, Pemerintah Provinsi Riau hingga saat ini masih mengkaji dan mempelajari kebijakan tatap muka terbatas di sekolah bagi para siswa di tingkat SMA/SMK sederajat yang berada dibawah kewenangan Pemerintah Provinsi Riau.
Meski sejauh ini Pemko Pekanbaru sudah mulai melakukan pembelajaran tatap muka secara langsung di kelas, namun Pemprov Riau tidak ingin terburu-buru untuk menerapkan kebijakan serupa bagi siswa SMA dan SMK sederajat di Provinsi Riau.
“Kita belum ada membuka sekolah untuk tatap muka langsung. Tapi kita sudah memulai melakukan kajian, baik dari sekolah, maupun dengan tim gugus tugas. Kita juga masih menunggu arahan Gubernur untuk menjalankan sekolah tatap muka,” kata Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Riau, Zul Ikram, Senin (16/11/2020).
Mantan sekretaris badan perpustakaan kabupaten Siak ini mengungkapkan bahwa sesuai dengan arahan dari Kementerian Kesehatan, zona yang boleh membuka sekolah dengan tatap muka langsung, yakni zona yang masuk zona hijau, dan kuning.
Baca juga: Dian Gembira Bisa Jumpa Teman-teman, Hari Pertama Belajar Tatap Muka Terbatas di SMPN 3 Pekanbaru
Baca juga: Mengejutkan, 200 Warga Binaan Positif Corona, Rutan Klas IIB Dumai Hadapi Gelombang ke-2 Covid-19
Baca juga: Padahal Dia Pelakunya, Remaja yang Buang Bayi ke Selokan Pura-pura Penasaran Nonton Evakuasi Anaknya
Sedangkan di Riau belum ada satu pun daerah yang berstatus zona hijau.
Sejauh ini hanya Kabupaten Kepulauan Meranti saja yang berstatus zona kuning.
Selebihnya masih zona orange termasuk Kota Pekanbaru, kecuali Kabupaten Bengkalis yang masih berstatus zona merah Covid-19.
“Jadi di daerah Riau masih banyak yang orange. Kita ingin dalam proses pembelajaran nanti berlangsung aman dimasa pandemi covid-19 ini. Sistem belajar tatap muka baru akan diujicobakan bila keadaan betul-betul dipandang aman," katanya.
Baca juga: Paman Bunuh Keponakan Setelah Iming-iming Belajar Kendarai Motor, Motif Kesal Pada Ayah Korban
Baca juga: Gara-gara Putus, HP yang Sudah Diberikan Diminta Lagi, Akhirnya Bersama Pacar Baru Bunuh Mantan
Baca juga: Turun dari Kapal, Pembunuh Calon Pengantin Langsung Dibekuk, Penumpang Lain Biarkan Aparat Bertugas
Dalam kajian penerapan sekolah tatap muka, hal yang harus dipertimbangkan ketika pembelajaran secara tatap muka akan diberlakuan.
Seperti kesiapan sarana dan prasarana dalam mendukung untuk penerapan protokol kesehatan.
"Bahkan harus dipastikan juga para siswa berangkat, selama di sekolah, hingga pulang tetap aman dari potensi terpapar Covid-19,” katanya.
Ahli Epidemiologi Riau Tak Rekomendasikan TK dan SD, Terkait Rencana Belajar Tatap Muka di Sekolah
Rencana Pemko Pekanbaru yang akan mengizinkan sekolah melakukan tatap muka secara terbatas harus dikaji dengan matang.
Sebab kata Ketua Ahli Epidemiologi Riau, dr Wildan Asfan Hasibuan, dengan status zona oranye Covid-19, penularan Covid-19 masih sangat mungkin terjadi.
Sehingga jika tidak dipersiapkan dengan baik, maka pihaknya khawatir dikemudian hari akan muncul kluster baru dari lingkungan sekolah.
Untuk itu, pihaknya kembali mengingatkan kepada Pemko Pekanbaru untuk kembali mengkaji kebijakan tatap muka di sekolah dengan meminta masuk dari berbagai pihak.
Termasuk dari kalangan ahli epidemiologi.
"Itu memang ranahnya kebijakan walikota, tapi harusnya beliau bisa minta pertimbangan dari berbagai pihak, termasuk dari kita (epidemiolgi) agar kebijakan ini bisa diskusikan seperti apa penerapaanya," kata Wildan, Minggu (15/11/2020).
"Sebaiknya duduk sama-sama untuk mengambil kebijakan sekolah tatap muka, supaya bisa kita rumuskan seperti apa bentuknya," katanya.
Sebab menurut Wildan, dengan status penyebaran Covid-19 di Kota Pekanbaru yang masih orange patut dilihat perkembangannya.
Sebab, zona oranye ini baru saja diperoleh oleh Kota Pekanbaru setelah sempat 10 pekan berstatus zona merah Covid-19.
"Harusnya dilihat dulu perkembangan selema beberapa hari kedepan ini seperti apa," ujarnya.
Namun jika kebijakan tatap muka disekolah tersebut tetap juga di jalankan, perhimpunan ahli epidemiologi Riau memberikan sejumlah masukan.
Satu hal yang menjadi catatan pentingnya adalah, bawah ahli epidemiologi Riau tidak akan merekomendasikan belajar tatap muka di sekolah untuk siswa TK dan SD.
"Pertama kami menyarankan agar belajar tatap muka di sekolah ini jangan dimulai dari siswa TK dan SD."
"Kalau mau tatap muka silahkan dimulai dari jenjang SMP dan SMA dulu. Melihat kondisi saat ini, kita sama sekali tidak merekomendasikan belajar tatap muka di sekolah untuk siswa TK dan SD," katanya.
(Tribunpekanbaru.com/Syaiful Misgiono)