Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Banjir Landa Riau

Kena Dampak Pasang Keling, Warga Kepulauan Meranti Terpaksa Rogoh Saku Buat Bepergian

Banjir rob atau air pasang laut tahunan kembali menggenangi ruas jalan Bandul Desa Mekong Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kepulauan Meranti

Penulis: Teddy Tarigan | Editor: Ariestia
Istimewa
Warga harus menggunakan kempang tambahan untuk menyebrang kan kendaraanya melewati ruas jalan yang tergenang air di Desa Mekong. 

TRIBUNPEKANBARU.COM, MERANTI - Banjir rob atau air pasang laut tahunan kembali menggenangi ruas jalan Bandul Desa Mekong Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kepulauan Meranti sejak beberapa hari yang lalu.

Jalan tersebut menjadi jalan yang dilewati warga sebelum menyeberang menggunakan kempang ke Desa Semukut.

Walaupun demikian warga tidak punya pilihan lain mengingat mobilisasi masyarakat cukup tinggi di sekitar jalan tersebut.

Kondisi jalan tersebut sama sekali tidak bisa dilalui kendaraan, karena naiknya air laut ke daratan atau yang lebih dikenal masyarakat setempat dengan pasang keling.

Air di sana merendam badan jalan hingga meluap dengan ketinggian hingga 1 meter dan sepanjang lebih kurang 200 meter.

Baca juga: Camat, Lurah dan Tenaga Honorer Dilaporkan Langgar Netralitas ASN, Baw

Baca juga: Kasus Keributan Tim Kampanye Paslon nomor 4 dengan Panwascam di Inhu Dihentikan, Ini Sebabnya

Imbasnya masyarakat Pulau Merbau yang ingin berurusan di Ibukota kabupaten cukup kesulitan.

Untuk bisa berpergian ke Ibukota Kabupaten Selatpanjang masyarakat terpaksa merogoh sakunya lebih, karena untuk sampai ke seberang, mereka harus menyeberang sebanyak dua kali.

Selain itu mereka tidak punya pilihan karena jalan tersebut merupakan akses satu satunya.

"Mau tidak mau kami terpaksa lewat jalan ini untuk menyeberang ke Selatpanjang. Walaupun air pasang membuat jalan tenggelam," ujar Herman, warga Selatpanjang, yang hendak menyeberang di sana.

Kondisi ini juga memaksa masyarakat untuk antre berjam-jam menunggu giliran menyeberang dengan menggunakan kempang yang ditarik oleh sejumlah penyedia jasa di ruas jalan yang tergenang air pasang hingga mencapai satu meter.

Seorang penyedia kempang Ismail mengatakan air pasang Keling tersebut memang menjadi pasang tahununan yang menjadi 'langganan' warga setiap tahun.

"Memang sudah rutin terjadi, jadi kami memang selalu menyiapkan lempang untuk menyeberang melewati ruang jalan yang tergenang " ungkapnya.

Dikatakannya menjelang akhir tahun jumlah debit air semakin meningkat bahkan bisa terjadi pasang yang lebih tinggi.

"Kalau Keling semakin parah, air bisa merendam jalan lebih panjang lagi." Ujarnya.

Baca juga: Medsos Heboh Video Iring-iringan Mobil TNI Berhenti di Depan Markas FPI, Pimpinan DPR RI Beri Respon

Baca juga: Ada Penggunaan Bahasa Jawa dalam Drama TV Jepang, Ternyata karena Rasa Nyaman Produser

Air pasang Keling ini dikatakannya bisa merendam badan jalan hingga meluap dengan ketinggian hingga 1 meter dan sepanjang lebih kurang 200 meter.

Curah Hujan Tinggi di Riau, Dua Desa Di Pangkalan Kerinci Direndam Banjir

Intensitas hujan di Riau yang tinggi sejak beberapa hari terakhir membuat sejumlah daerah mulai direndam banjir.

Salah satunya di Kabupaten Pelalawan dan sekitarnya .

Di daerah ini banjir muncul di Kecamatan Pangkalan Kerinci sejak Kamis (19/11/2020) lalu.

Sedikitnya dua desa terdampak banjir di Kecamatan Pangkalan Kerinci akibat luapan Sungai Kampar dan anak sungai lainnnya, yakni Desa Kuala Terusan dan Desa Rantau baru.

Genangan air diperkirakan mulai muncul pada Kamis (19/11/2020) dan terus naik hingga Jumat (20/11/2020).

"Akses jalan ke Desa Rantau Baru sudah terputus akibat banjir. Anggota sudah melakukan pemantauan ke lokasi," ungkap Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan, Abu Bakar FE, kepada Tribunpekanbaru.com, Jumat (20/11/2020).

Abu Bakar menuturkan, banjir di Pelalawan diakibatkan intensitas hujan yang tinggi dan hampir setiap hari turun mengguyur ibukota Pelalawan ini.

Akibatnya volume air sungai yang ada di sekitar meningkat drastis hingga meluber ke daerah yang ada di bantaran kali.

Proses pendataan masyarakat terdampak banjir masih dilakukan aparat desa dan perangkat setempat.

Camat Pangkalan Kerinci, Dodi Asma Saputra membenarkan, dua desa yang berada di tepi Sungai Kampar itu mulai diterjang banjir.

Beberapa fasilitas umum di dua desa telah dikepung air hingga warga sulit beraktivitas seperti akses jalan desa, bangunan sekolah, hingga rumah ibadah.

Untuk Desa Rantau Baru, kendaraan tidak bisa lagi melintasi jalan dan warga menggunakan kapal kayu atau perahu untuk melintas.

Baca juga: Kisah Puja Lestari, Anak Pedagang Kelapa Muda Asal Inhu Menggapai Mimpi Menjadi Atlet Internasional

Baca juga: Cari Pengganti CPNS 2019 yang Mengundurkan Diri, BKPP Kuansing Kirim Surat ke Panselnas

Sedangkan di Desa Kuala Terusan air mulai menguasai jalan dengan ketinggian hingga 70 centimeter.

"Kami masih menunggu data dari kades, terkait jumlah warga yang terdampak dan upaya penanganannya," beber Camat Dodi.

Dua desa tersebut memang menjadi langganan banjir setiap memasuki musim hujan tiap tahunnya.

Lantaran posisinya berada di bantaran sungai-sungai yang rentan meluap ketika hujan deras turun.

Banjir Rendam Inhu

Selain itu, banjir juga merendam sejumlah daerah di Kabupaten Inhu

Tiga hari yang lalu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau mencatat ada 14 kecamatan di Kabupaten Indragiri Hulu terdampak banjir. 

Kepala BPBD Provinsi Riau Edwar Sanger, Selasa (17/11/2020) menjelaskan, musibah banjir yang melanda kawasan ini diakibatkan karena air tertahan oleh pasang surut.

Sedangkan di hilir, terjadi banjir rop atau air pasang besar.

Akibatnya sungai yang ada dikawasan tersebut meluap dan menggenangi rumah warga yang ada di sepanjang aliran sungai tersebut. 

“Sampai hari ini sejumlah pemukiman warga di 14 kecamatan di Kabupaten Inhu masih tergenang air,” kata Edwar. 

Berdasarkan data dari BPBD Riau 14 kecamatan di Inhu yang terjadi banjir tersebut diantaranya di Kecamatan Batang Pranap, sejauh ini ketinggian air sudah mulai menyusut.

Akses jalan penghubung kecamatan sudah dapat di lalui.

Sedangkan genangan air di halaman rumah warga sudah mengering.

Selanjutnya, terhadap kondisi banjir yang terjadi di Kecamatan Pranap, Desa Semelinang Tebing, dilaporkan air juga sudah tidak menggenangi rumah warga.

Kondisi yang sama juga terjadi di Kecamatan Rakit Kulim desa Kota Baru.

“Di Kecamatan Kelayang, di Desa Binio, air sudah surut dan boleh dikatakan sudah kering. Di Kecaatan Lubuk Batu Jaya, Desa Air Putih juga sudah surut. Jalan penghubung sudah bisa dilintasi oleh kendaraan,” ujarnya. 

Dia menambahkan, genangan air sisa banjir masih ada di Kecamatan Sungai Lala di Desa Morong. Genangan air masih terlihat di Jalan menuju desa, namun sudah bisa dilalui kendaraan.

Selanjutnya, kondisi banjir di Kecamatan Pasir Penyu, desa Lembah Dusun, air juga sudah surut.

Termasuk di Desa Air Molek dan Desa Pasir Keranji. Kondisi yang sama juga terlihat d Kecamatan lirik di desa Pasiringgit dan Desa Kuba.

“Sedangkan di Kecamatan Rengat Barat, di Desa Danau Baru, Rendang dan Desa Pekan Heran, diketahui air limpahan dari Sungai Indragiri, juga berangsur surut dan sudah banyak halaman rumah warga yang tidak tergenangi air lagi,” sambung Edwar Sanger.

Selanjutnya di Kecamatan Seberida, yakni di Desa Beligan air juga sudah surut. Namun di Desa Batu Papan masih ada genangan air di rumah warga.

“Kalau di Desa Bandar Padang, air sudah surut dan untuk warga yang mengungsi sudah kembali ke rumah,” ujarnya.

Di Kelurahan Pangkalan Kasai, terpantau air juga sudah surut dan kering.

Sejumlah warga yang sebelumnya mengungsi juga sudah kembali ke rumah masing-masing.

Sedangkan di Kecamatan Batang Cenaku, persisnya di Desa Aur Cina, terpantau air sudah surut.

Akses jalan yang sebelumnya terendam banjir kini sudah dapat dilalui kendaraan umum.

Kalau di Kecamatan Batang Gangsal, di Desa Penyaguan, air juga sudah surut dan akses jalan penghubung yang sebelumnya sempat terputus sudah bisa dilalui oleh kenderaan umum.

Adapun kondisi banjir di Kecamatan Rengat Barat, dijelaskan Edwar, untuk saat ini ketinghian air di Sungi Indragiri sudah mencapai 5.53 cm dari 6.50 cm.

Air masih terlihat mengisi ke rawa-rawa yang memang permukaannya lebih rendah, dan masih ada rumah warga yang sudah terendam halaman rumahnya di Desa Rawa Bangun.

"Terakhir di Kecamatan Kuala Cenaku, di Desa Rawa Asri, terpantau sudah ada sebagian halaman rumahnya yang terendam air,"

(Tribunpekanbaru.com/Teddy Tarigan/Johannes Wowor Tanjung)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved