Kisah Puja Lestari, Anak Pedagang Kelapa Muda Asal Inhu Menggapai Mimpi Menjadi Atlet Internasional
Nama Kabupaten Inhu kembali harum di tingkat nasional, ketika seorang remaja putri menjadi satu-satunya wakil Riau untuk mengikuti Pelatnas.
Penulis: Bynton Simanungkalit | Editor: Ariestia
TRIBUNPEKANBARU.COM, RENGAT - Nama Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) kembali harum di tingkat nasional, ketika seorang remaja putri asal Kecamatan Rengat Barat, Kabupaten Inhu terpilih menjadi satu-satunya wakil Riau untuk mengikuti pelatihan nasional (Pelatnas) panjat tebing di Jakarta.
Dara bernama lengkap Puja Lestari itu dipersiapkan untuk menjadi atlet Indonesia di ajang internasional. Mimpinya adalah ingin mengharumkan nama Indonesia dan membuat bangga orangtuanya.
Puja saat diwawancarai Tribunpekanbaru.com sudah berada di Jakarta untuk mengikuti Pelatnas Panjat Tebing.
Untuk bisa terpilih mengikuti Pelatnas, Puja mengaku harus melalui sejumlah proses seleksi.
Seleksi nasional digelar mulai tanggal 18 Oktober hingga 24 Oktober 2020 lalu.
Ada 56 orang atlet dari berbagai daerah di Indonesia yang mengikuti seleksi nasional tersebut, yang terdiri dari 22 orang atlet putri dan 34 orang atlet putra.
Dari Provinsi Riau sebanyak enam orang atlet yang dikirim, namun hanya satu yang lulus.
Di tingkat nasional hanya 10 orang atlet yang terpilih mengikuti Pelatnas, yakni terdiri dari enam putri dan empat putra.
Baca juga: Medsos Heboh Video Iring-iringan Mobil TNI Berhenti di Depan Markas FPI, Pimpinan DPR RI Beri Respon
Baca juga: Ada Penggunaan Bahasa Jawa dalam Drama TV Jepang, Ternyata karena Rasa Nyaman Produser
Baca juga: Camat, Lurah dan Tenaga Honorer Dilaporkan Langgar Netralitas ASN, Baw
Baca juga: Kasus Keributan Tim Kampanye Paslon nomor 4 dengan Panwascam di Inhu Dihentikan, Ini Sebabnya
Para atlet yang mengikuti Pelatnas tersebut akan dipersiapkan untuk menjadi atlet Indonesia di ajang internasional.
"Persiapan jangka panjang puncaknya di Olimpiade Los Angeles 2028. Selain itu juga ada persiapan persiapan kejuaraan dunia lainnya," kata wanita yang akrab disapa Puja itu.
Puja mengaku masuk Pelatnas adalah pencapaian terbaiknya selama menjadi atlet panjat tebing.
Meski begitu ia sudah beberapa kali mengikuti kejuaraan tingkat nasional.
"Saya pernah mengikuti kejuaraan nasional di Bangka Belitung tahun 2016, kejuaraan nasional di Sumatera Barat tahun 2017, kejuaraan nasional di Riau tahun 2018, namun belum pernah dapat juara sih di nasional. Tapi masih masuk enam besar. Kalau kejuaraan provinsi setiap tahun saya ikut, Alhamdulillah selalu dapat juara," katanya.
Untuk bisa mewakili Indonesia, Puja harus terus berlatih.
Pasalnya selama Pelatnas, para atlet juga diuji kemampuannya.
Selain itu juga diberlakukan sistem degradasi, sehingga apabila atlet tidak dapat bersaing dengan atlet lainnya maka atlet tersebut akan gugur.
"Saya mau sampai puncaknya untuk mengikuti Olimpiade 2028, karena itu saya terus berlatih," tegasnya.
Menjadi atlet panjat tebing sungguh diluar perkiraanya, apalagi terpilih sampai ke nasional.
Jalan yang dilalui Puja menjadi atlet panjat tebing bermula pada tahun 2016 lalu, saat dirinya masih duduk di bangku kelas 6 SD.
"Saya ikut lomba fun climbing antar SD yang digelar di belakang kantor Bupati Inhu. Saya datang sendiri kesana, Alhamdulillah di lomba itu saya juara tiga," katanya.
Mendapatkan juara tiga, membuat Puja termotivasi untuk berlatih panjat tebing.
Di samping itu ia mengaku mempunyai banyak teman sehingga membuat latihan panjat tebing menjadi keseruan baru baginya.
Saat ini Puja duduk di bangku kelas 12. Motivasinya semakin tinggi untuk menjadi atlet panjat tebing dunia.
Ia ingin membuat bangga orangtuanya dan tentunya mengharumkan nama negara.
Puja berkata ayahnya, Pujiono dan ibunya, Helen Ernawati memiliki pekerjaan sebagai pedagang air kelapa muda. Ia adalah anak pertama dari enam bersaudara.
Tekadnya sebagai anak sulung adalah membantu orangtuanya.
"Puja mau mama papa tidak susah payah lagi mencari nafkah dan semoga ini jalan yang Allah kasih untuk Puja bantu mama papa," ujarnya.
Oleh karena itu sebagai anak yang berbakti Puja selalu memegang teguh nasehat orangtuanya saat ia diberangkatkan menuju Pelatnas.
"Pesan orangtua saya, ingat sholat, jangan sombong, jaga kesehatan, kejar impian-impian Puja, fokus saja latihannya. Puja terpilih untuk dibina, yakin Puja bisa. Mama papa selalu doakan Puja yang terbaik. Bersyukur karna banyak orang yang mau di posisi kita sekarang," tutur Puja mengulang nasehat orangtuanya.
Selama Pelatnas, Puja dan atlet panjat tebing lainnya diberikan fasilitas penginapan di Hotel Santika.
Selain itu, para atlet juga diberikan makan siang, vitamin, dokter, serta psikiater.
Para atlet juga mendapat uang pembinaan setiap bulannya.
Saat ini Puja mengaku belum mendapat jadwal latihan, namun ia biasanya berlatih setidaknya dua kali sehari.
"Saya latihan pagi dari jam 8.30 Wib sampai dengan 11.30 Wib dan sore jam 15.45 Wib sampai dengan 18.00 Wib," katanya.
Puja mengakui keberhasilannya saat ini juga tidak terlepas dari motivasi para seniornya. Ia berharap perjuangannya bisa semakin mengharumkan nama daerah dan negara. (Tribunpekanbaru.com/Bynton Simanungkalit).