Masyarakat Adat Nusantara Bantah Kirim Papan Bunga ke Pangdam Jaya : Ada yang Mencatut Nama Kami
Sekretaris Jenderal AMAN, Rukka Sombolinggi menyatakan karangan bunga tersebut bukan dari AMAN dan dia menduga ada pihak yang mencatut nama AMAN.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) membantah pihaknya telah mengirim karangan bunga ke markas Kodam Jaya, Cililitan, Jakarta Timur sebagai apresiasi karena sudah turun tangan menertibkan baliho Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab.
Sekretaris Jenderal AMAN, Rukka Sombolinggi menyatakan karangan bunga tersebut bukan dari AMAN, ada pihak yang mencatut nama himpunan organisasi masyarakat adat resmi yang berdiri sejak 1999 ini.
“Lho kok? AMAN gak pernah ini (kirim bunga). Berarti ada yang mencatut nama kami. Kami dari Pengurus Besar AMAN menyatakan bahwa tidak benar AMAN mengirimkan karangan bunga tersebut,” kata Rukka saat sebagaimana dilansir situs berita suara.com, Senin (23/11/2020).
Rukka menyebut meski tidak ada masalah dengan pesan yang disampaikan dalam karangan bunga tersebut, namun pencatutan nama AMAN tetap tidak bisa dibenarkan.
“Kami Masyarakat Adat Nusantara tetap bekerja keras melawan Covid19 di seluruh penjuru nusantara. Namun Karangan Bunga di atas adalah perbuatan tidak bertanggung jawab pihak yang mengatasnamakan AMAN,” lanjutnya.
Hingga saat ini pihaknya masih menyelidiki siapa yang mengirimkan karangan bunga ke Kodam Jaya atas nama AMAN.
Dalam foto deretan karangan bunga yang ditampilkan akun instagram @warung_jurnalis tampak sebuah karangan bunga yang bertuliskan “Lawan dan Tindak Para Penyebab COVID-19 dan Covidiot” dan mengatasnamakan “Aliansi Masyarakat Adat Nusantara”.
Menurut keterangan @warung_jurnalis, deretan karangan bunga itu diberikan oleh masyarakat sebagai apresiasi dan dukungan terhadap Kodam Jaya dalam menyikapi masalah Habib Rizieq.
Selain karangan bunga, beberapa artis juga datang ke Kodam Jaya memberikan rangkaian bunga kepada anggota TNI.
Sebelumnya, Pangdam Jaya Mayor Jenderal (Mayjen) Dudung Abdurachman menyampaikan pernyataan keras terkait FPI, dia mengancam akan membubarkan ormas pimpinan Habib Rizieq Shihab tersebut jika kembali mengganggu ketertiban umum.
Dudung juga memerintahkan anak buahnya untuk mencopot seluruh baliho penyambutan kepulangan Rizieq karena melanggar peraturan, penurunan baliho itu bahkan dilakukan secara serentak dengan menggunakan panser anoa di sekitar Petamburan, Jakarta Pusat, dekat markas FPI.
Ratusan Papan Bunga Penuhi Markas TNI
Aksi Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengkritik Habib Rizieq Shihab dan Front Pembela Islam (FPI) mendapat dukungan dari masyarakat luas.
Ratusan papan bunga memenuhi area di sekitar markas TNI.
Video dan foto-foto juga beredar di media sosial.
Kronologi
Video orang berseragam TNI yang mencopot spanduk Rizieq awalnya beredar di media sosial.
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman pun mengaku bahwa yang memerintahkan anggotanya untuk mencopot spanduk tersebut adalah dirinya sendiri.
"Ada berbaju loreng menurunkan baliho Habib Rizieq, itu perintah saya," kata Dudung menjawab pertanyaan wartawan usai apel pasukan di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11/2020) pagi.
Dudung menjelaskan, awalnya sejumlah petugas satpol PP sudah menurunkan baliho yang dipasang tanpa izin itu.
Namun, pihak FPI justru kembali memasang baliho-baliho tersebut. Oleh karena itu, TNI pun turun tangan.
"Ini negara negara hukum, harus taat kepada hukum, kalau masang baliho itu sudah jelas ada aturannya, ada bayar pajaknya, tempatnya sudah ditentukan, jangan seenaknya sendiri, seakan akan dia paling benar," kata Dudung.
Dudung pun memastikan operasi untuk menurunkan baliho Rizieq masih akan terus berlanjut. Semua baliho Rizieq yang ilegal akan ditertibkan oleh pasukannya.
Tak hanya mengomentari soal spanduk, Dudung juga melontarkan pernyataan keras lainnya kepada Rizieq dan FPI. Ia bahkan mengusulkan agar organisasi tersebut dibubarkan.
"Kalau perlu FPI bubarkan saja itu. Bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari. Sekarang kok mereka ini seperti yang ngatur, suka sukanya sendiri," kata dia.
Dia juga menyesalkan ceramah Rizieq yang dianggapnya telah menghujat TNI-Polri dalam acara maulid nabi yang digelar FPI beberapa waktu lalu.
Ia pun mengingatkan Rizieq dan FPI untuk tidak menggangu persatuan dan kesatuan di wilayah Kodam Jaya.
"Jangan coba-coba ganggu persatuan dan kesatuan di Jakarta. Saya panglimanya. Kalau coba-coba akan saya hajar nanti," kata Dudung.
Mendengar pernyataan Dudung itu, prajurit TNI yang berada di Monas pun langsung bertepuk tangan. Dudung kemudian merespon itu.
"Semua prajurit mendukung. Siap kalian ya?" kata Dudung.
"Siaaap," jawab para prajurit TNI kompak.
Usai apel itu, pasukan TNI pun langsung bergerak.
Pasukan dengan mengendarai sepeda motor menggelar razia dari arah Monas menuju Patung Kuda, kemudian ke arah Bank Indonesia, pasar Tanah Abang, Slipi, lalu kembali ke Monas.
Mereka langsung mencopot baliho bergambar Rizieq Shihab yang ditemui di sepanjang jalan.
Tanggapan FPI
Juru Bicara FPI Munarman menduga Presiden Joko Widodo lah yang memerintahkan TNI mencopot baliho Rizieq Shihab.
Munarman menjelaskan, tugas TNI dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 ada dua, yaitu operasi militer perang dan operasi militer selain perang.
"Untuk operasi militer selain perang (OMSP) yang bisa memerintahkan hanya Presiden," kata Munarman.
Munarman mengatakan, langkah TNI yang mencopot Baliho serta menurunkan pasukan ke wilayah Petamburan jelas bukan operasi perang.
Maka kegiatan tersebut dikategorikan sebagai OMSP, dimana TNI bergerak atas dasar keputusan politik negara.
"Itu artinya kebijakan politik negara yang langsung diputuskan oleh Presiden saat ini adalah spanduk, baliho dan nakut-nakutin FPI," kata dia.
Sementara itu, Kuasa Hukum FPI Aziz Yanuar menilai lucu Pangdam Jaya memerintahkan jajarannya untuk mencopot spanduk dan baliho Rizieq.
"Lucu juga ya kalau benar TNI mengurus baliho," kata Aziz.
Aziz menegaskan bahwa urusan baliho harusnya bukan ranah Pangdam Jaya. Apalagi berkomentar soal pembubaran ormas FPI.
Ia pun menilai Pangdam Jaya layak mendapat sanksi karena mengurus sesuatu yang bukan ranahnya.
"Kemarin (anggota TNI) yang komen soal HRS (Rizieq) pulang saja diborgol dan dibui, ini kok yang komentar soal ormas dengan emosional begitu enggak ada sanksi ya?" ujar Aziz. (*)
Sebagian artikel di kutip dari Suara dan sebagian artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Markas TNI Dibanjiri Papan Bunga untuk Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman yang Kritik FPI,
