Beli Senjata dari Kotak Amal, Terkuak Cara Kotor Kelompok Jamaah Islamiyah Kumpulkan Dana
Terungkap cara kelompok Jamaah Islamiyah (JI) mendapatkan pundi-pundi keuangan mereka selama ini.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Terungkap cara kelompok Jamaah Islamiyah (JI) mendapatkan pundi-pundi keuangan mereka selama ini.
Ada modus baru yang dilakukan JI untuk mendapatkan anggaran mereka.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Awi Setiyono mengungkapkan,
kelompok Jamaah Islamiyah ( JI) menyalahgunakan fungsi kotak amal sebagai salah satu sumber dana.
"Penyalahgunaan fungsi dana kotak amal yang kami temukan terletak di minimarket yang ada di beberapa wilayah di Indonesia," ucap Awi di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Senin (30/11/2020).
Selain itu, sumber dana lainnya bagi kelompok tersebut adalah badan usaha milik perorangan atau milik anggota JI.
Sebelumnya, pada 2019, polisi pernah mengungkapkan bahwa kelompok tersebut mengembangkan bisnis perkebunan sawit sebagai sumber dana.
Awi menuturkan, dana itu digunakan untuk memberangkatkan para teroris ke Suriah dalam rangka pelatihan militer dan taktik teror. Dana juga digunakan untuk biaya operasional.
"Kemudian untuk menggaji para pemimpin markaziyah JI. Terakhir, untuk pembelian persenjataan dan bahan peledak yang akan digunakan organisasi JI," tuturnya dikutip Tribunmedan.com dari Kompas.com
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri pun terus memburu anggota kelompok tersebut.
Sepanjang Oktober-November 2020, Densus 88 telah menangkap 24 petinggi serta anggota JI.
Penangkapan itu dilakukan di Jawa Tengah (4 orang), Jawa Barat (2 orang), Banten (1 orang), Jabodetabek (8 orang), Yogyakarta (1 orang), dan Lampung (8 orang).
Salah satu petinggi yang diringkus adalah TB alias UL yang ditangkap di Lampung pada 23 November 2020.
Menurut polisi, UL merupakan penerus teroris Dr Azahari yang sudah meninggal dunia.
UL bahkan dipanggil sebagai profesor karena dianggap memiliki kemampuan membuat bom berdaya ledak tinggi atau high explosive.
Karena merupakan aset bagi kelompok teroris JI, UL yang menjadi buronan sejak tahun 2006 pun sengaja disembunyikan oleh kelompoknya.
Densus 88 pun masih memburu anggota JI lain yang diduga berperan menyembunyikan Upik Lawanga.
"Densus 88 Antiteror Polri juga telah menyelidiki anggota JI yang lain yang sengaja menyembunyikan Upik Lawanga sebagai DPO, tentunya akan dilakukan penegakan hukum sesuai peraturan perundang-undangan," ucap Awi.
Siapkan Pasukan Khusus
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyiapkan pasukan khusus TNI untuk mengejar kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur ( MIT) yang diduga pelaku pembunuhan empat warga di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (27/11/2020).
Rencananya, pasukan khusus ini diberangkatkan melalui Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (1/12/2020) pagi.
"Besok pagi, akan diberangkatkan pasukan khusus dari Halim menuju ke Palu dan ditugaskan di Poso untuk memperkuat pasukan yang sudah ada sebelumnya di Poso," ujar Panglima TNI dalam konferensi pers di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Senin (30/11/2020).
Panglima TNI menuturkan, pengerahan pasukan khusus ini bertujuan untuk memberikan dukungan penuh kepada Polri untuk mengejar kelompok MIT. Ia memastikan bahwa TNI akan menindak pelaku pembunuhan tersebut.
Untuk itu, pasukan khusus yang diterjunkan itu mempunyai tugas mengejar kelompok MIT hingga tertangkap.
"Sehingga, apa yang diharapkan oleh seluruh masyarakat Indonesia bahwa kelompok MIT harus dikejar dan sampai dapat akan kami laksanakan," tegas Panglima TNI.
Hadi menambahkan, dukungan operasi yang diterjunkan TNI sudah dilakukan secara bertahap.
Melalui dukungan operasi ini, ia meyakini bahwa pelaku pembunuhan terhadap penduduk tak berdosa ini bisa segera tertangkap.
"Saya mohon doa agar operasi ini bisa berjalan dengan lancar," imbuh Panglima TNI.
Perintah Jamin Keamanan Warga Sigi
Pemerintah menjamin keamanan warga Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, pasca-peristiwa pembunuhan satu keluarga yang diduga dilakukan kelompok terorisme Mujahidin Indonesia Timur ( MIT), Jumat (27/11/2020).
"Pemerintah menjamin keamanan warga di seluruh wilayah Indonesia. Termasuk kepada warga di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, terutama setelah terjadinya tindakan teror dan kekerasan terhadap warga di wilayah itu," ujar Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD dalam konferensi pers, Senin (30/11/2020).
Mahfud mengatakan, jaminan keamanan itu dilakukan setelah pemerintah meminta aparat keamanan untuk meningkatkan penjagaan di wilayah tersebut.
Brimob terjun ke Desan Lemban Tongoa Palolo Sigi Sulteng (kompas.com)
Pengetatan penjagaan itu bertujuan untuk mengantisipasi tindakan terorisme berikutnya serta menciptakan ketertiban wilayah.
Selain itu, Mahfud juga mengimbau warga Sigi agar tak mudah terpancing jika terjadi provokasi yang dilakukan pihak tertentu.
"Pemerintah mengimbau kepada seluruh warga, khususnya masyarakat Kabupaten Sigi agar tidak terpancing oleh upaya-upaya provokasi yang dilakukan pihak-pihak tertentu," ucap Mahfud.
Mahfud menambahkan, peristiwa pembunuhan ini bukan perang suku maupun agama.
Menurutnya, teror dilakukan MIT pimpinan Ali Kalora merupakan murni sebuah aksi kejahatan. Untuk itu, kasus ini tidak bisa disebut sebagai mewakili agama tertentu.
"Ini sebenarnya adalah upaya pihak-pihak tertentu untuk meneror dan menciptakan suasana yang tidak kondusif dengan tujuan menciptakan kekacauan yang bisa mengoyak persatuan dan memecah belah bangsa," tegas Mahfud.
Kasus ini terungkap setelah seorang anggota Polsek Palolo menerima informasi adanya kasus pembunuhan di Dusun Lima Lewonu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (27/11/2020).
Saat polisi mendatangi lokasi tersebut, ditemukan empat jenazah yang tewas secara mengenaskan.
Selain korban jiwa, di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) juga ditemukan tujuh rumah yang dibakar oleh orang tak dikenal (OTK).
Sekitar pukul 18.00-23.00 Wita, petugas melakukan olah TKP.
Polisi juga mendapati keterangan dari lima saksi yang menyebut terduga pelaku lebih kurang sekitar 10 orang.
Tiga di antaranya membawa senjata api laras panjang dan dua senjata api genggam.
Berdasarkan keterangan mereka, terduga pelaku adalah kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Hal itu diketahui setelah kelima saksi diperlihatkan daftar pencarian orang (DPO) oleh petugas.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono mengatakan, aparat keamanan langsung melakukan pengejaran terhadap MIT pimpinan Ali Kalora.
"Saat ini sudah ada back-up lebih kurang 100 orang pasukan dari Satgas Tinombala, Brimob Polda Sulteng, dan TNI untuk melalukan pengejaran terhadap kelompok Ali Kalora tersebut," ucap Awi.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polri Ungkap Modus Lain Pendanaan Teroris JI, Penyalahgunaan Kotak Amal,