Pria Gay ini Berakhir di Kantong Kresek Setelah Desak Remaja Berhubungan Sesama Jenis
"Pelaku kesal sama korban karena dipaksa sodomi berkali-kali sama pelaku," kata Erna saat dikonfirmasi, Rabu (8/12/2020).
"Hampir setiap Sabtu-Minggu, biasanya nih dateng hari Sabtu terus main malam pulang nginep hari Minggunya baru pulang (korban)," kata Emas saat ditemui di kediamannya.
Terakhir, Emas mengetahui korban datang pada Sabtu (5/12/2020), sekira pukul 20.00 WIB.
Saat itu, pelaku AJY tidak ada di kediamannya sehingga korban menunggu sambil berbincang dengannya.
"Dia sempet nanya ke saya, pelaku ke mana, saya bilang enggak tahu keluar, terus dia nunggu di bangku depan rumah saya ini," terangnya.
Tidak lama setelah itu, pelaku tiba di rumah dan keduanya langsung sama-sama masuk ke dalam dan baru terlihat keesokan harinya.
"Baru keliatan lagi itu pelaku besokannya, nah itu korban enggak tahu kapan pulangnya tahu-tahu si pelaku udah sendirian aja," tegasnya.
Emas tidak pernah curiga sama sekali, malam hari ketika diduga kejadian mutilasi berlangsung hujan turun cukup deras.
"Enggak curiga sama sekali, karena malam itu ujan kan jadi enggak keluar sama sekali, pelaku sama korban juga yang saya tahu enggak keluar sama sekali," tegasnya.
Adapun pelaku sehari-hari bekerja sebagai pengamen manusia silver.
Dia tinggal seorang diri di rumah setelah kematian ibu dan ayahnya.
"Tinggal sendiri ibu sama bapaknya udah meninggal, kakaknya tinggal enggak jauh dari sini, paling kalau kemari cuma sekedar kasih makan kucing," paparnya.
Sementara itu Wakapolres Metro Bekasi Kota AKBP Alfian Nurrizal mengatakan pelaku mutilasi itu adalah salah satu warga penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).
Dalam kesehariannya, A diketahui bekerja sebagai manusia silver.
"Pekerjaanya ngamen dan manusia silver. Berstatus yatim piatu sejak umur 10 tahun," kata Wakapolres, Rabu (9/12/2020).
Alfian menceritakan rumah pelaku di Bekasi Barat, Kota Bekasi sempat digeledah polisi dari Polda Metro Jaya sekitar pukul 01.00.
