Vaksin Covid-19 Bisa Picu Alergi Parah, Siapa Saja yang Sebaiknya Tidak Diberi Vaksin Corona?

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) sedang memantau laporan reaksi alergi terhadap vaksinasi Covid-19

Editor: Nurul Qomariah
JOEL SAGET / AFP
Jarum suntik dan botol bertuliskan "Vaccine Covid-19". 

Para pejabat setempat sedang menyelidiki apakah menyimpan vaksin pada suhu yang terlalu dingin menimbulkan risiko keamanan atau kemanjuran

Ugur Sahin, Kepala Eksekutif BioNTech mengatakan kepada Reuters pekan lalu, target produksi awal Pfizer sebesar 100 juta dosis.

Dikurangi setengahnya awal tahun ini sebagian karena masalah dengan pasokan bahan mentah.

Dia mengatakan, masalah itu telah diselesaikan dan produksi telah dimulai dalam skala besar.

Para pejabat mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka berencana mengalokasikan 2 juta dosis vaksin Pfizer minggu depan.

Dan 5,9 juta dosis dari Moderna Inc dengan asumsi telah menerima otorisasi peraturan. Vaksin Moderna kemungkinan akan disahkan secepatnya pada hari Jumat.

Jenis-jenis Vaksin Covid-19 dan Keunggulannya

Sejumlah perusahaan farmasi telah membuat langkah besar dalam perlombaaan global memproduksi vaksin.

Selain kongsi AS-Jerman dengan produksi vaksin Pfizer-BioNTech, di barat ada vaksin Moderna dan Astrazeneca yang dikembangkan cukup cepat.

Dari China ada dua vaksin yang melaju cepat dan sudah meramah ke luar negeri yakni Sinovac dan Sinopharm. Sedangkan Rusia mengembangkan Gamaleya.

Vaksin yang dikembangkan Sinovac merupakan jenis CoronaVac yakni vaksin yang tidak aktif.

Cara kerjanya menggunakan partikel virus yang dimatikan untuk mengekspos sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa risiko respons penyakit yang serius.

Sementara vaksin Moderna dan Pfizer merupakan jenis vaksin mRNA dimana cara kerjanya bagian dari kode genetik virus corona disuntikkan ke dalam tubuh.

Memicu tubuh untuk mulai membuat protein virus, tetapi tidak seluruh virus, yang cukup untuk melatih sistem kekebalan untuk menyerang.

Associate Prof Luo Dahai dari Nanyang Technological University mengatakan, CoronaVac adalah metode vaksin yang lebih tradisional yang berhasil digunakan di banyak vaksin terkenal.

Halaman
1234
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved