Peneliti National Geographic Lolos Dari Maut,Dapat 16 Gigitan Usai Diserang Singa Tua yang Kelaparan
Gotz Neef peneliti satwa liar yang berkerja untuk National Geographic mendapat 16 luka dari taring singa tua yang diduga kelaparan di Botswana Afrika
TRIBUNPEKANBARU.COM - Seorang peneliti satwa liar yang diserang oleh singa yang kelaparan di Afrika berhasil lolos dari maut setelah berhasil meninju wajah hewan itu.
Sementara itu, teman-temannya lain yang berupaya menyelamatkannya melemparkan kotoran gajah ke arah Singa dan kemudian ada yang menabrakan mobil jip mereka untuk menyelamatkan sang peneliti.
Dilansir dari Dailymail, Gotz Neef (32) ,nama si peneliti, sedang tidur di tendanya di Okavango Delta di Botswana pada 7 Desember ketika predator yang kurus itu menerkam dan mencoba membunuhnya.
Dr Rainer Von Brandis, rekan peneliti yang tidur di dekatnya, melemparkan kotoran dan ranting gajah ke singa sebelum memukulnya dengan sebatang pohon.
Rainer Von Brandis sendiri dalam kondisi setengah putus asa untuk menyelamatkan nyawa teman itu karena dia sendiri datang dalam keadaan setengah bugil.
Kemudian datang bantuan lagi, yakni Kepala penjaga Tomalets Setlabosha yang melemparkan flash-bang, sejenis suar api yang digunakan untuk menakut-nakuti gajah - ke arah kucing besar itu sebelum menabraknya dengan jipnya.
Akibat diserang bertubi-tubi oleh rekan-rekan Gotz Neef, Singa kurus yang kelaparan itu akhirnya menyerah dan takut hingga lari ke arah semak-semak.
Akibat serangan itu, Neef dilarikan ke rumah sakit karena menderita 16 luka gigitan dari taring singa, patah tulang di lengan dan sikunya, serta cakaran dalam dari cakarnya.
Namun kabar terakhir menyebutkan dia sekarang telah pulih dari luka-lukanya.
Kelaparan dan Bertahan Hidup
Atas peristiwa ini, para pengamat hewan menyimpulkan mengapa Singa tua itu nekat menyerang.
Kemungkinan, singa ini 'terusir' secara alami di komunitasnya dan digantikan oleh singa-singa muda sehingga menyebabkan dia kelaparan.
Bisa ditebak jika singa tua ini kemudian melancarkan serangan terhadap Gotz Neef dalam upaya terakhir untuk bertahan hidup.
Gotz Neef sendiri kemudian dilarikan ke rumah sakit di Maun, yang berjarak 50 mil dengan kondisi jalan yang sangat bergelombang dan memakan waktu tiga jam untuk sampai ke sana.
Namun penderitaan Gotz Neef belum berakhir usai perjalanan tiga jam ke rumah sakit itu karena akibat luka-lukanya itu dia harus diterbangkan ke Kota Windhoek di Namibia untuk mendapatkan perawatan luka-lukanya secara intensif.
