ANCAMAN Cuaca Buruk di Laut, KSOP Dumai Keluarkan Surat Edaran Utamakan Keselamatan
Perusahaan pelayaran dan perusahaan keagenan kapal, dan pemanduan dalam mengoprasikan kapal agar lebih mengutamakan unsur keselamatan pelayaran
Penulis: Donny Kusuma Putra | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, DUMAI - Ancaman cuaca ekstrem dan gelombang tinggi masih jadi ancaman bagi pelayaran di laut.
Sebagai langkah antisipasi, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Kepelabuhanan (KSOP) Kelas I Dumai, mengeluarkan surat edaran untuk tetap mengutamakan keselamatan.
Hal ini menindaklanjuti maklumat pelayaran direktur kesatuan penjagaan laut dan pantai nomor 129/PHBL/2020 tanggal 21 Desember 2020, perihal waspada bahaya cuaca ekstrem.
Demikian diungkapkan Kasi Keselamatan Berlayar Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Kepelabuhanan (KSOP) Kelas I Dumai, Yuzirwan Nasution M Mar .
Dijelaskannya, berdasarkan maklumat pelayaran direktur kesatuan penjagaan laut dan pantai nomor 129/PHBL/2020 tanggal 21 Desember 2020, perihal waspada bahaya cuaca ekstrem, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran.
Ia menambahkan, Surat edaran Nomor: UM.002/14/4/KSOP-Dmi-2020, tentang antisipasi menghadapi cuaca buruk dalam rangka keselamatan berlayar.
Surat ditujukan kepada perusahaan pelayaran dan perusahaan keagenan kapal, nakhoda kapal dan operator kapal serta pengguna jasa dan masyarakat maritim.
Iwan sapaan akrabnya mengungkapkan, bahwa dalam surat edaran tersebut, perusahaan pelayaran dan perusahaan keagenan kapal, dan pemanduan dalam mengoprasikan kapal agar lebih mengutamakan unsur keselamatan pelayaran.
Serta senantiasa memantau perubahan iklim dan cuaca dari BMKG.
"Nakhoda kapal dan operator kapal yang akan berlayar agar tidak memaksakan dirni untuk berlayar dalam kondisi cuaca buruk, antara lain gelombang tinggi dan jarak pandang (visibility) terbatas," katanya, Senin (28/12/2020).
Kemudian tambahnya, kepada nakhoda kapal dan operator kapal yang sedang dalam pelayaran, agar menggunakan peralatan navigasi dan komunikasinya secara optimal.
Bukan hanya itu saja, tambahnya, jika dalam kondisi cuaca buruk dan ombak tinggi agar berlayar dengan kecepatan aman serta segera mencari perlindungan ke tempat yang aman.
"Jika cuaca buruk, kepada nakhoda kapal, operator kapal dan agen pelayaran dihimbau untuk menunda keberangkatan. Ini demi keselamatan selama pelayaran," imbaunya.
Untuk nakhoda kapal dan operator kapal penumpang kecepatan tinggi (passanger high speed craft), Iwan menghimbau dalam mengoperasikan kapal harus benar-benar diawaki dengan cukup.
"Terpenting, kapal hanya diperkenankan mengangkut penumpang sesuai dengan kapasitas yang diizinkan serta tidak melebihi kapasitas," tegasnya.
Saat berlayar, jelasnya, kepada nakhoda kapal agar mengirimkan posisi kapal dan kondisi cuaca kepada stasiun radio pantai secara terus menerus.
Iwan menuturkan, bahwa belakangan ini memang cuaca buruk yang mengakibatkan gelombang tinggi masih terjadi di sejumlah perairan Indonesia.
Ini harus diwaspadai oleh operator dan masyarakat. Selalu mengutamakan keselamatan pelayaran dan ikuti petunjuk petugas di pelabuhan
"Kita berharap perusahaan pelayaran dan perusahaan keagenan kapal, nakhoda kapal dan operator kapal serta pengguna jasa dan masyarakat maritim di Kota Dumai agar bisa mengikuti surat edaran uang telah kita buat," pungkasnya.
Dua Nelayan Terombang-ambing di Perairan Bengkalis
Sebelumnya, bulan lalu, kapal kayu pencari ikan tenggelam di perairan Kabupaten Bengkalis, dua orang nelayan terapung selama dua hari.
Dua orang nelayan yang merupakan warga Bantan Tua Kabupaten Bengkalis tersebut bernama Andi Baktiar dan Mulyadi.
Kapten KN 218 Basarnas Pekanbaru, Leni Tadika membenarkan bahwa pihaknya telah mengevakuasi dua nelayan ikan yang kapalnya karam di perairan Bengkalis.
Dirinya mengatakan, kedua nelayan ikan asal Bengkalis, yang kapalnya tenggelam di perairan Bengkalis pada Rabu (11/11/2020), berhasil diselamatkan oleh kapal Kargo Sea Luck berbendera Panama.
"Kita mendapatkan informasi dari kapal Sea Luck pada Jumat (13/11/2020), dan saat kita jemput keduanya dalam kondisi lemas akibat lamanya mengapung," katanya, Minggu (15/11/2020).
Leni menerangkan, pihaknya bersama Satpol Air Polres Dumai dan KPLP Dumai langsung membawa kedua korban ke dermaga Pokala PT Pelindo I Dumai.
"Di dermaga, pihak kantor Kesehatan Pelabuhan Dumai, langsung melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap kedua korban sebelum diserahkan kepada keluarga,” ujarnya.
“Alhamdulillah keduanya dalam kondisi baik," imbuhnya.
Leni juga menegaskan, tidak ada korban jiwa pada peristiwa kapal karam ini, dalam artian kedua nelayan sudah berhasil diselamatkan.
Sebelumnya, satu dari dua nelayan korban kapal karam Mulyadi, mengungkapkan, kejadian tersebut terjadi pada Rabu (11/11/2019) malam.
Saat itu kondisi perairan terjadi gelombang tinggi akibat cuaca buruk.
Ia menambahkan, saat gelombang besar tersebut, kapal yang dibawanya diduga menghantam kayu sehingga bagian bawah kapal mengalami kebocoran sehingga karam di perairan Bengkalis.
"Kapal kita seperti menabrak kayu, karena gelombang kuat, dan saat itu kita berusaha menyelamat diri," sebutnya.
Saat kapal mulai tenggelam, tambahnya, ia dan rekanya hanya bisa membawa sebuah jerigen dan pelampung ring buoy untuk menyelamatkan diri.
"Saat karam, saya langsung mengikat tubuh kami berdua biar tidak berpisah, apapun yang terjadi saat di laut kami selalu bersama," imbuhnya.
Saat tenggelam, Mulyadi dan Andi Baktiar hanya terpikir keluarganya yang menunggu mereka saat berlayar.
"Saya hanya ingat cucu yang berumur 1,5 tahun," ucapnya.
Mulyadi menceritakan, selama terombang ambing di perairan Bengkalis, dirinya sempat meminta pertolongan kepada kapal kapal besar yang melintas, namun tidak satupun yang berusaha menyelamatkan mereka.
"Tapi Alhamdulliah kami diselamatkan tadi pagi Jumat (13/11/2020) oleh kapal kargo tujuan Singapura, dan kami mengucapkan terimakasih baik kepada Basarnas maupun kapal kargo yang telah menyelamatkan kami," pungkasnya.
( Tribunpekanbaru.com / Donny Kusuma Putra )