Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Penumpang Sriwijaya Air Sempat Pamit ke Ayah,‘Ayu Mau Naik Pesawat’

Ayu, putri bungsunya itu sempat video call dengan sang ibu, dua jam sebelum tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182

Penulis: Fernando | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU/FERNANDO SIKUMBANG
Arizal Effendi, ayah Putri wahyuni menerima kunjungan kerabat di kediamannya, Gang Pinang, Jalan Sembilang, Kota Pekanbaru, Minggu (10/1/2021). Anak bungsu dan menantunya menjadi satu korban dalam tragedi pesawat Sriwijaya Air SJ -182 

TRIBUNPEKANBARU.COM,PEKANBARU - Keluarga besar Putri Wahyuni terutama kedua orangtuanya berharap mukzijat dari allah SWT.

Ayu, panggilan sayang keluarga kepada Putri Wahyuni termasuk dalam manifes penumpang pesawat naas Sriwijaya Air SJ 182, Sabtu (9/1/2021) kemarin.

Ayu berangkat ke Pontianak bersama suaminya Ihsan Adhlan Hakim.

Arizal Effendi, ayah Ayu tak sanggup menutupi duka yang menggelayut di hatinya.

Mata laki-laki paruh baya itu ter;lihat berkaca-kaca kala menatap layar televisi di rumahnya.

Ia menanti dengan penuh harap kabar terbaru pascainsiden pesawat Sriwijaya Air .

Pesawat akhirnya dinyatakan jatuh usai hilang kontak setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Supadio, Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat.

Ibunda Putri Wahyuni Effendi, Ratna terduduk di Kediamannya, Gang Pinang, Jalan Sembilang, Kota Pekanbaru, Minggu (10/1/2021). Ia bersama kerabat menanti kabar anak bungsu dan menantunya yang menjadi korban dalam tragedi pesawat Sriwijaya Air SJ -182.
Ibunda Putri Wahyuni Effendi, Ratna terduduk di Kediamannya, Gang Pinang, Jalan Sembilang, Kota Pekanbaru, Minggu (10/1/2021). Ia bersama kerabat menanti kabar anak bungsu dan menantunya yang menjadi korban dalam tragedi pesawat Sriwijaya Air SJ -182. (TRIBUNPEKANBARU/FERNANDO SIKUMBANG)

Ayu, putri bungsunya itu sempat video call dengan sang ibu, dua jam sebelum tragedi jatuhnya pesawat itu.

Ayu pun pamit berangkat kepada kedua orangtua jelang naik ke atas pesawat.

"Dia sempat bilang, Ayu mau naik ke pesawat. Saya bilang hati-hati ya nak," ujarnya menceritakan percakapan dengan Ayu Minggu (10/1/2021)

Pria 66 tahun hingga kini masih menanti kabar baik dari Ayu dan suaminya, Ihsan Adhlan Hakim.

Arizal tidak henti berdoa ada keajaiban sehingga keduanya masih bisa ditemukan dalam kondisi selamat.

Arizal cuma bisa duduk di rumahnya Gang Pinang, Jalan Sembilang, Kota Pekanbaru. Satu persatu keluarga dan kerabat berdatangan ke rumah bercat biru itu.

Mereka memberi doa dan dukungan kepada orangtua Ayu yang tidak sabar menanti kabar anak dan menantunya.

Pria paruh baya itu menuturkan bahwa kabar buruk tersebut diperoleh keluarga dari media sosial.

Keluarga Ayu pun langsung menyalakan televisi berharap ada kabar terkini tentang wanita itu bersama suaminya.

Mereka juga langsung menelepon ponsel Ayu, tapi sayang ponselnya tidak aktif.

Panggilan dari sambungan ponsel tidak masuk. Arizal mendapat telepon dari besannya di Pontianak.

Diceritakannya, bahwa keluarga di Pontianak juga kehilangan kontak dengan keduanya.

Keluarga Ayu juga kebingungan lantaran tidak ada informasi perihal kondisi anak bungsu kesayangan mereka.

Arizal menuturkan, putri bungsunya tersebut sudah pindah ke Jakarta sejak Maret 2020 lalu.

Suami Ayu, Ihsan Adhlan Hakim berasal dari Pontianak.

Mereka pulang ke kampung halaman sang suami untuk kenduri pernikahan yang tertunda di Pontianak.

Tetapi nasib berkata lain, naas pesawat yang mereka tumpangi mengalami insiden.

Ayu ternyata sempat singgah ke rumah orangtuanya di Pekanbaru, Riau.

Selama sepekan Ayu berada di rumahnya melepas rindu dengan orangtuanya.

Kemudian, Ayu dan suami berangkat pada, Kamis (7/1/2021) kemarin dari Pekanbaru ke Jakarta.

"Waktu mau pulang biasa-biasa saja. Mereka datang karena mau lihat saya sehabis keluar rumah sakit," jelasnya.

Keluarga masih menanti kabar dari maskapai perihal insiden tersebut.

Arizal mengatakan sudah ada keluarga yang datang ke Crisic Centre Jakarta.

Arizal menyebut yang datang baru petugas kesehatan yang mengambil sampel DNA dari Arizal.

"Kita berharap ada informasi dari pihak berwenang, semoga ada kabar baik," ucap Arizal penuh harap.

Tim DVI Wilayah Riau Ambil Sampel DNA

Keluarga besar Arizal Effendi menanti kabar perihal kondisi Putri Wahyuni Effendi di Kediamannya, Gang Pinang, Jalan Sembilang, Kota Pekanbaru, Minggu (10/1/2021).
Keluarga besar Arizal Effendi menanti kabar perihal kondisi Putri Wahyuni Effendi di Kediamannya, Gang Pinang, Jalan Sembilang, Kota Pekanbaru, Minggu (10/1/2021). (TRIBUNPEKANBARU/FERNANDO SIKUMBANG)

Sebelumnya, terkait kepentingan identifikasi korban, Tim Disaster Victim Identification (DVI) RS Bhayangkara Polda Riau mengambil sampel DNA, dan beberapa hal terkait lainnya dari keluarga Putri Wahyuni yang ada di Kota Pekanbaru.

"Kami mendapat informasi mengenai adanya korban yang berasal dari Pekanbaru. Dari sana kita diminta untuk mengumpulkan informasi itu," kata Kombes pol dr. Priyo Kuncoro, M.A.R.S, selaku Kabid Dokkes Polda Riau sekaligus Commander DVI Wilayah Riau, Minggu (10/1/2021).

"Kemudian kita sudah dapat alamatnya, kita sudah temui beberapa anggota keluarga yang berhubungan erat,” ucapnya.

“Yaitu bapak, ibu, kakak kandung atau adik kampung. Kita mengambil data sampel DNA," sambung dia.

Disebutkan dr. Priyo, tim mengambil beberapa sampel bagian tubuh keluarga korban, untuk dikirimkan ke pusat posko DVI di Jakarta. Karena peristiwa ada di sana.

Kabid Dokkes Polda Riau menjelaskan, data ini dimaksudkan untuk memberikan kesiapan data awal antemortem.

"Bahwa ada keluarga dekatnya yang sudah kita ambil sampelnya. Di samping sampel DNA, kita juga ambil data mengenai properti yang dipakai di saat-saat akhir," terang dr. Priyo.

Data properti itu dirincikan dr. Priyo, tim mencari informasi, misalnya mengenai foto terakhir pada saat korban berada di bandara.

Selain itu misalnya korban memakai cincin seperti apa, kalung seperti apa, hingga pakaian terakhir yang meliputi jenis, warna dan sebagainya.

"Itu adalah properti yang bisa membantu pengungkapan. Kemudian dari sini juga kita bisa mengetahui profil dari suaminya,” jelasnya.

“ Kita juga mencari dan mendapatkan data yang namanya odontogram, data foto dari panoramic gigi, foto gigi, untuk melihat sususan gigi geligi," urainya.

Data panoramic gigi itu diungkapkan dr. Priyo, bisa dipakai dalam rangka identifikasi, jika didapati korban sudah dalam kondisi membusuk.

Maka data-data seperti itu katanya, juga sangat penting.

"Kemudian kita juga dapatkan data foto, yang terlihat gigi depannya secara utuh. Misalnya sedang tersenyum, foto ini juga bisa bermanfaat untuk mengungkap dalam kasus-kasus apabila sudah terjadi pembusukan yang dalam," tuturnya.

"Jadi gigi itu penting, kemudian foto panoramic gigi, susunan gigi yang terakhir, DNA sudah kita ambil sampel, kemudian properti atau barang yang ada ditubuhnya (korban saat terakhir). Cincin, kalung, pakaian yang dipakai dan sebagainya," tambahnya.

Dibeberkan dr. Priyo, untuk data panoramic gigi dan foto korban, bisa langsung dikirim by IT ke tim posko utama DVI di Jakarta saat diambil kemarin.

"Yang sampel, tadi kami sudah kirimkan. Kayak sampel DNA dari orangtuanya, sudah kita ambilkan dan kirim ke posko utama DVI di Jakarta," paparnya.

Apabila nanti masih dibutuhkan tambahan data dan informasi lain kata dr. Priyo, bisa saja pihaknya akan kembali mencari dan mendapatkan, untuk selanjutnya dikirim ke Jakarta.

( Tribunpekanbaru.com / Fernando Sikumbang / Rizky Armanda )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved