Dibully tapi Kini Berprestasi, INILAH SOSOK Gui Yuna: Semangat Juang yang Patut Ditiru
Gui Yuna menitikkan air mata ketika bercerita bagaimana dia kehilangan kaki kanannya, saat kecelakaan di jalan raya pada usia 7 tahun.
Tapi dia tidak lupa momen-momen kelam ketika teman-teman sekolah menyiksanya dengan menendang tongkatnya atau menggeser kursinya saat hendak duduk.

Baca juga: Terjaring Razia di Tempat Karaoke, Oknum PNS Ini Disanksi Turun Pangkat Selama 3 Tahun
Baca juga: Ditawari Minyak Goreng hingga Telur, Ibu di Selatpanjang Ini Malah Kena Tipu 1 Juta Lebih
Baca juga: Akui Heran Menerima Kiwil Meski Kerap Diduakan, Rohimah: Saya Kayanya Sudah Terlalu Nurut
"Mereka menyebutku kucing pincang atau 'kucing berkaki tiga'," kata Gui dengan air mata yang tetap menetes meski sudah hampir 30 tahun berlalu.
"Kadang ada kata-kata kasar dan kadang kekerasan fisik."
"Pertama kali mereka menjatuhkanku, aku menangis, tetapi lama kelamaan aku terbiasa dan berpikir: Kamu bisa menindasku sesuka hati, tetapi aku tidak apa-apa karena punya keberanian," lanjutnya.
Gui Yuna berasal dari kota Nanning. Ia dibesarkan oleh ibunya karena ayahnya meninggal sebelum dia lahir.
Gui mulai menggeluti cabang olahraga paralimpik pada 2001, dan tiga tahun kemudian mewakili China di Paralimpiade 2004.
Dirinya finis di urutan 7 dalam kategori lompat jauh, serta ikut berkompetisi di lompat tinggi, memanah, dan ambil bagian dalam estafet obor Olimpiade Musim Panas dan Paralimpiade Beijing 2008.
"Bersyukur atas kesulitan ini"
Setelah pensiun sebagai atlet pada 2017, Gui Yuna tetap mengalami diskriminasi di dunia kerja. Dia ditolak dengan alasan tidak cocok dengan citra perusahaan.

"(Mereka) menyiratkan saya akan merusak citra mereka," kenangnya.
"Saya melamar hampir ke 20 perusahaan dan semuanya berkata sama."
Sementara itu di dunia maya banyak orang memujinya saat terjun sebagai binaraga, dan mengalahkan para saingannya yang berbadan utuh di International Weightlifting Federation (IWF) Beijing 2020.
Namun masih ada saja suara-suara sumbang yang menyarankannya untuk tetap di rumah.
Kadang-kadang ada juga orang di jalan yang bertanya kepada Gui apa yang terjadi dengan kaki kanannya, tapi sekarang Gui Yuna sudah terbiasa dengan hal itu.
"Banyak orang berpikir aku bernasib sial, tapi aku rasa tidak," kata Gui yang sekarang menjadi mitra perusahaan spesialis dekorasi rumah.
"Aku bersyukur atas kesulitan ini."
"Kenapa aku berkata demikian? Karena itu, aku tumbuh dewasa, itu membuatku lebih kuat dan menjadikanku seperti sekarang ini," tutup Gui Yuna.