Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

CERITA Wanita yang Menjual Pakaian Bekas Online: Banyak Pembeli Hanya Ingin Memuaskan Hasrat

Ketika profil yang tidak pantas diblokir atau dilaporkan, beberapa akan muncul kembali dengan akun yang berbeda, kata seorang sumber kepada BBC.

BBC
Cerita wanita yang menjual pakaian bekas di media sosial. 

Lovely's Vintage Emporium menjual pakaian vintage dan menerima banyak komentar seperti itu setiap minggu.

"Saya mendapat banyak pesan tentang modelnya, apalagi jika ada kemeja dengan gambar close up," ujar pemilik Lynnette Peck.

"Saya juga pernah menerima pesan dari seorang 'fetishist' yang menanyakan bau (sepatu), siapa yang memakainya dan apakah saya bisa mengambil foto diri saya memakainya."

Dia sekarang telah berhenti menjual barang-barang tertentu di situs web.

Baca juga: Olah Sampah Plastik Jadi Batako, Kapolres Meranti Gandeng DLH Atasi Persoalan Banjir

Baca juga: Benny K Harman Heran Orang yang Meramal Bisa Dipolisikan, Sebut Ramalan Pupuk Utama Demokrasi

Baca juga: Lahirkan Bayi Botak, Ibu Ini Dikritik Keluarga Besar, Dokter Kandungan: Ibumu Terlalu Kasar

Naomi Edmondson, yang menjalankan merek pakaian dalam Edge o'Beyond, mengatakan bisnis itu "terus-menerus dibombardir dengan komentar menyeramkan dari pria".

Bahkan, sering kali meminta untuk berhubungan seks.

"Kami mendapatkan begitu banyak pesan dan komentar yang menyeramkan sehingga terlalu memakan waktu untuk melaporkan semuanya," katanya.

"Beberapa kali saya merasa khawatir dengan keselamatan.Kami membuat pakaian dalam untuk memberdayakan wanita, kami tidak menyambut minoritas pria yang menganggap mengirim gambar eksplisit itu boleh." tegas Dia.

Beberapa wanita yang diajak bicara BBC mengatakan mereka tidak melaporkan pesan tersebut karena mereka "malu", atau "tidak ingin mengambil risiko kehilangan akun mereka".

Sementara, Facebook, Instagram, Depop, dan eBay mengatakan mereka menanggapi pesan semacam ini dengan serius dan akan mengambil tindakan terhadap mereka yang melanggar kebijakan.

Baca juga: Dugaan Korupsi Rp 42 Miliar di UIN Suska Riau,Bagaimana Kelanjutannya?

Baca juga: UPDATE Covid-19 Indonesia 18 Januari 2021, Pasien Positif Tambah 9.086, Sembuh 9.475, Meninggal 295

Baca juga: Siap-siap, Pemerintah Berencana Kurangi Jumlah PNS, Ini Tujuannya

Mereka semua mendesak pengguna untuk melaporkan dan memblokir akun apa pun yang melanggar aturan.

Facebook - yang juga memiliki Instagram - mengatakan telah membangun "tim keselamatan dan keamanan global serta teknologi yang kuat" untuk menghapus akun seperti itu dengan cepat.

Depop mengatakan pihaknya bertujuan untuk menanggapi 95% laporan perilaku tidak pantas dalam waktu tiga jam, selama jam kerja.

Pakar privasi digital, Jo O'Reilly mengaku fenomena ini bukanlah sesuatu yang baru.

“Masalah wanita yang menerima pesan menyeramkan saat menjual pakaian secara online bukanlah fenomena baru,” kata Dia.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved