Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Anak Saksikan Mama Muda Diterkam Buaya Saat Mandi di Kolam, Tubuh Korban 2 Jam di Rahang Buaya

Seorang mama muda tewas diterkam buaya di sebuah kolam bekas tambang dan selama 2 jam tubuh korban tidak lepas dari rahang buaya tersebut

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Gambar oleh Martin Str dari Pixabay
Anak Saksikan Mama Muda Diterkam Buaya Saat Mandi di Kolam, Tubuh Korban 2 Jam di Rahang Buaya. Foto: Buaya, reptil, mangsa 

Faharudin, mengatakan mulanya, secara kasat mata sang reptil dikira tengah memangsa dan menyeret seekor burung.

"Kolongnya cukup besar, pertama kali buaya itu kayak memberi isyarat kalau yang dibawa dia itu tubuh manusia korban tadi. Awalnya dikira burung, ternyata manusia.

Habis itu diseret keliling kolong sekitar dua jamanlah," kata Faharudin, Minggu (17/1/2021) sore tadi.

Menurut Faharudin, mulanya sang reptil enggan melepas jasad Yati.

Namun, beberapa kapal boat Warga Desa Ranggi, yang mencari keberadaan Yati, membuat sang reptil terkejut lalu membiarkan tubuh Yati mengapung begitu saja.

"Terakhir ada boat kawan kawan dari Desa Ranggi, setelah itu baru jasadnya bisa diambil. Kalau tidak ada boat itu mungkin tidak akan dilepas oleh buaya itu," tegasnya.

Habitat Rusak

Kasus tewasnya Yati, perempaun asal Selapan Sumsel, korban sambaran buaya di Kolong Ranggi Bangka Barat, beberapa hari lalu, menarik perhatian sejumlah pihak.

Apalagi buaya juga sering ditemukan di habitat serupa di berbagai kabupaten di Provinsi Bangka Belitung (Babel).

Tak hanya di Bangka Barat, namun kisah seputar maraknya buaya pernah terjadi di Kabupaten Bangka.

Sejumlah warga di kabupaten ini juga pernah jadi korban sambaran buaya.

Kepala Satpol PP Kabupaten Bangka, Kusyono mengatakan, begitu banyaknya aktivitas manusia yang merusak habitat buaya, jadi penyebab konflik buaya dan manusia terus terjadi.

"Itu khususnya untuk di daerah kita sendiri. Dugaan kita juga seperti itu. Di mana mereka (buaya) keluar dari tempat habitat mereka.

Yang biasanya di daerah bakau. Apalagi sekarang musim hujan, bisa saja mereka berpindah tempat.

Dari sungai A ke sungai lain, karena meluapnya permukaan air," jelasnya kepada Bangkapos.com, Senin (18/1/2021).

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved