Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Anak Saksikan Mama Muda Diterkam Buaya Saat Mandi di Kolam, Tubuh Korban 2 Jam di Rahang Buaya

Seorang mama muda tewas diterkam buaya di sebuah kolam bekas tambang dan selama 2 jam tubuh korban tidak lepas dari rahang buaya tersebut

Penulis: pitos punjadi | Editor: Nolpitos Hendri
Gambar oleh Martin Str dari Pixabay
Anak Saksikan Mama Muda Diterkam Buaya Saat Mandi di Kolam, Tubuh Korban 2 Jam di Rahang Buaya. Foto: Buaya, reptil, mangsa 

Kerusakan lingkungan, seperti begitu maraknya tambang timah ilegal yang merusak habitat buaya, harus disikapi secara bijaksana.

Masyarakat, diminta agar jangan terlalu memikirkan diri sendiri, tanpa memikirkan dampak kerusakan yang disebabkan oleh aktivitas pertambangan.

Kusyono meminta agar oknum-oknum nakal yang merambah kawasan hutan bakau dan juga tidak bertanggung-jawab, dapat menyikapi dan menghentikan aktivitas merusak lingkungan habitat buaya.

"Ini harus menjadi kekhawatiran kita bersama dan kesadaran kita semua, termasuk para pelaku aktivitas tambang, khususnya yang ada di Wilayah Kabupaten Bangka," tegasnya.

Lebih lanjut, ia meminta oknum perusak lingkungan terkait, untuk dapat berpikir jernih harus memikirkan dampak yang disebabkan dari kerusakan lingkungan.

"Kalau sudah rusak kawasannya (bakau), ya tidak menutup kemungkinan salah satu anggota keluarga juga, bukan tidak mungkin ikut terdampak. Berkonflik dengan buaya," kata Kusyono.

Sementara itu Camat Pemali, Ahmad Suherman saat ditemui secara terpisah, Senin (18/1/2021) mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati ketika beraktivitas di sungai.

Karena, Kecamatan Pemali Bangka juga merupakan satu di antara wilayah kecamatan di Kabupaten Bangka yang mempunyai sejumlah lokasi sungai maupun kolong eks tambang timah.

"Kecamatan Pemali ini banyak kolong-kolong eks tambangnya, yang banyak buaya.

Kami anjurkan kepada masyarakat agar hati-hati apabila mau mandi. Kalau bisa, di sungai-sungai atau kolong yang rawan buayanya. Janganlah," imbaunya.

Menurut Suherman,Kecamatan Pemali terdapat sejumlah sungai atau kolong eks tambang yang rawan buaya.

Seperti Kolong Air Plat, Kolong Dusun Phohin hingga Desa Penyamun, yang kemungkinan banyak menjadi tempat bersarangnya buaya.

"Bahkan, kepercayaan masyarakat di sini, di kolong-kolong besar itu ada buaya jadi-jadian juga. Jadi, kita minta masyarakat lebih berhati-hati. Kalau bisa dijauhi, tempat itu," katanya.

Ditanyai terkait upaya apa yang telah dilakukan pihaknya, m kejadian tersebut, apakah melakukan upaya preventif seperti membuat pengumuman dan lain sebagainya, Herman menyebutkan, akan segera mengupayakan hal terkait.

Namun, ia berujar, sudah berusaha semaksimal mungkin, baik melalui pihaknya maupun berdasarkan pendekatan door to door memperingatkan masyarakat agar dapat berhati-hati beraktivitas di lokasi rawan buaya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved