Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Perwira Polisi Ini Sudah 2 Tahun Terbaring Tak Berdaya, Dikeroyok Para Pendekar Silat di Wonogiri

Aditia adalah korban pengeroyokan kelompok perguruan pencak silat Persaudaraan Silat Hati Terate (PSHT).

Editor: Muhammad Ridho
ist
Perwira polisi berpangkat Komppol, Aditya Mulya terbaring tak berdaya setelah jadi korban pengeroyokan saat melerai pertikaian dua kelompok silat di Wonogiri pada 2019. (ist) 

Aditia adalah korban pengeroyokan kelompok perguruan pencak silat Persaudaraan Silat Hati Terate (PSHT).

Ketika itu, Mei 2019, Kompol Aditia menjabat sebagai Kepala Reskrim Polres Wonogiri.

Dia hendak membubarkan bentrok perguruan pencak silat tersebut.

Namun, bukannya massa bubar malah mengeroyoknya hingga cidera berat di kepala.

Akibat peristiwa itu, Aditia menderita cedera di bagian tengkorak kepalanya karena dipukuli dengan batu.

Dewi Setyawati (40), istri Kompol Adita menceritakan kondisi suami tercintanya itu.

“Belum begitu banyak perubahan karena kebetulan kerusakan parah berada di otaknya,” kata dia, Kamis (4/2/2021).

Kondisi suaminya, sebut Dewi, masih belum bisa merespons kontak mata ataupun merespons sesuatu dengan baik.

Pihaknya saat ini sedang mengupayakan sistem stem cell yang bekerjasama dengan Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang.

“Karena laboratorium stem cell ada di sana,” lanjutnya.

Di rumah sakit tersebut, Dewi bercerita suaminya sudah 4 kali menjalani terapi dari jadwal total 20 kali.

Dia berharap biaya stem cell dapat dibiayai Rumah Sakit Polri.

“Karena uang bantuan yang dikelola oleh rumah sakit Polri masih ada untuk 5 kali stem cell lagi,” sambung Dewi.

Pihak keluarga berharap terapi ini bisa menyembuhkan Kompol Aditia.

Pascajadi korban penganiayaan massa tersebut, Kompo Aditia sempat mendapat perawatan di Singapura.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved